Simon adalah remaja berusia 16 tahun yang mempunyai pacar bernama Maria.
mereka sudah pacaran selama 3 tahun. ya, sejak SMP sampai saat ini. seluruh murid sekolah Bina Bangsa sudah tidak asing lagi dengan pasangan ini. bukan pasangan yang romantis sebenarnya namun mereka berdua sama sama berprestasi.
Simon yang pandai dalam berorganisasi dan calon ketua osis, sedangkan Maria yang berprestasi di bidang olimpiade sains.
Mari kita ikuti kisah cinta mereka disini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 123123tesmenulis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIM OSN SEKOLAH
Mulai hari ini seluruh tim OSN sudah memulai latihannya.
Simon yang msuk kedalam jajaran tim OSN bidang Informatika tentunyajuga harus mengikuti latihan. Ia harus benar benar pintar membagi waktu antara latihan OSN dan juga OSIS. Apalagi ia baru saja dilantik.
Karena itu juga ia menyerahkan kegiatan OSIS kepada Raffi dengan catatan jika ada sesuatu yang mendesak maka Raffi boleh menyusul Simon ke tempat latihan.
"Mar, Sorry mau ke Simon" ucap Raffi kepada Maria.
"Kak Mon!!" MAria berteriak
Simon menoleh,
"Dipanggil kak Raffi"
"oh ya, ada apa ?" Simon menghampiri Raffi dan bertanya
"Proposal dari anaktahfidz yang mau ikut lomba perlu TTD lo, mereka pengen besok uangnya udah cair karena untuk akomodasi."
"oh, berapa?" tanya Simon
"2,5jt"
"sebanyak itu? Emang lombanya kemana dan berapa orang?"
"lo cek aja dulu deh Proposalnya."
"nanti gue cek dirumah. Sekarang minta dulu ke Cintia, kasih 500ribu dulu sisanya nanti setelah gue acc.bilang gitu ajaa."
'kak Mon mode ketos emang ga ada obat. ganteng dan berwibwa banget. Dan dia pacar aku hihi' batin Maria sambl tersenyum melihat Simon yang sedang serius berbicara dengan Raffi.
"oke, thanks Mar, gue ke Cintia dulu sekarang. Dia di lab kan?" kini raffi menatap Maria, 'makin cantik aja sih nih anak' batinnya
Kalau ditanya apakah Raffi menyukai Maria jawabannya iya, tapi hanya sebatas suka. Mengagumi kepintaran dan kecantikannya tentu saja. tidak ada sama sekali ingin menikung sang sahabat karena memang jalan yang akan ditempuhnya akan sangat sulit.
"iya, dia lagi observasi" jawab Maria.
"oke semuanya perhatian.."
Kini Maria mulai mode pembina nya.
"sambil nunggu yang lagi observasi, kita bahas dulu target kita di OSN kali ini."
"sekolah sebenernya ga minta emas, namun kalo dilihat dari track record kak Simon dan kak Cintia yang perah mendapatan mendali OSN SMP dan bidangnya pun sama, jadi aku harap kalian bisa mendapatkan emas di OSN kali ini"
"aku ga yakin tapi aku akan berusaha" jawab Simon ketika Maria kembali menatapnya.
"untuk Kimia, Tiara. apakah ada kesulitan?" tanya Maria.
"ya, semuanya sulit. Otak gue rasanya meledak," jawab Tiara sambil tertawa. Maria mengendus.
"Tiara gue lagi serius,"
"iya Maria gue juga serius, sumah ini tuh bikin kepala gue meledak. Kenapa harus Kimia sihh.. Lo kan tau gue lebih mahir Fisika" kini Tiara protes.
"karena Fisika ada kak Cintia yang udah berpengalaman dan juga gue sisipin Sandy karena dia ada potensi disana."
"terus kenapa gue sendirian sekaran? Mereka semua masing masing 2 orang, tapi gue sendiri. Ga ada temen diskusi sama sekali" Tiara mendramatisir.
"karena tahun depan gue yang bakal masuk, taun ini gue ga bisa ikut karena ikut jadi tim. Taun depan gue mau kut dan nyoba kimia. Lo tau kan target gue IChO?"
"dan lo ga perlu khawatir, gue sendiri yang bakal jadi temmen diskusi lo. Nanti gue juga bakal ajak lo les privat buat OSN ini"
"lo serius? Tapi gue udah baca baca les privat OSN mahal banget, lo tau sendiri kondisi gue gimana" ucap Tiara pelan, saat ini Maria memang menghampiri satu satu anggotanya.
"Lo tenang aja, bokap gue yang bakal bayar."
"Mar, kenapa kita ga coba usulin ke sekolah buat datengin guru les OSN? Bukan kah itu bisa lebih membantu?" Usul Simon.
"aku sempet kepikiran kak. Tapi dana yang diperlukan ga sedikit. Dan aku ga yakin apakah hasilnya akan maksimal atau sebaliknya"
"kamu bikin aja dulu proposalnya, kalaupun bukan dari sekolah kita bisa cari dana dari yang lain."
kini Simon berdiri dan maju kedepan
"gue sebagai ketua OSIS merasa sangat bertanggung jawab terhadap keberlangsungan OSN ini. Jadi gue akan berusaha semaksimal mungkin untuk masalah pendanaan dari sekolah. Tapi sebaliknya gue juga harap kalian semu juga mempunyai motivasi tinggi untuk meraih mendali minimal bronze.. Gimana? Semuanya setuju?"
"ya kak!" jawab mereka serempak.
"giliran sama Maria aja ngomongnya aku kamu, pas didepan aja ngomongnya gue gue gue. jangan jangan si ketos emang beneran suka sama Maria." ucap Lucky menggerutu. Lucky memang sangat senang memperhatikan Maria.
"Mar, lo yakin gue di informatika bareng kak Mon?" kini Lucky memelas,
"iya, biar lo ga berani genit genit lagi kalo ada kak Mon!" balas Maria galak.
...****************...
"em, begini Maria. Kalau hanya 1 atau 2 guru les, mungkin saya bisa ajukan. Tapi jika 6 bidang, saya rasa terlalu banyak memakan anggaran. Saya harap kamu bisa pertimbangkan lagi" ucap pak guntur ketika Maria menyamaikan niatnya untuk mendatangkan guru les OSN ke sekolah.
"sebenarnya bapa bisa saja menghemat anggaran kalau saja bapak bisa mendatangkan guru yang terbiasa menghadapi OSN untuk megajar juga disini." ucap Simon
"ya, kamu benar Simon. Namun apakah kamu tau kenapa saya sampai membayar Maria untuk menjadi pembina OSN disini? Itu slh satunya adalah agar saya tidak perlu membayar lagi untuk guru OSN. Tapi pada akhrinya yang terjadi adalah kami tetap harus membayar guru les"
"iya pak saya mohon maaf, tapi jika semua bidang harus saya bimbing dan dengan waktu yang singkat seperti ini, jujur ini terlalu mendesak pak. Kecuali jika bapak sama sekali tidak memberikan terget mendali. Kita jadikan tahun ini hanyaa sebagai pemanasan untuk mereka. Lalu tahun depan baru targetkan mendali sesuai peluang yang ada."
"tidak, tahun ini minimal 1 emas harus kita raih. Slahkan kamu pilih satu bidang dan saya akan membayar biaya lesnya. Tapi saya minta jaminan 1 emas."
Maria dan Simon mengangguk. Mereka lalu kembali keruangan mereka dan berdiskusi dengan yang lainnya.
