NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Apa kita akan tinggal bersama?

Kertas yang hendak Tegar remas itu langsung diambil oleh Steven, lalu memberikan pada Citra. Gadis itu terlihat menurut saja dan dia sendiri tak mengerti tentang pembagian harta itu.

"Iya, ini nggak adil banget! Kenapa kita dapat sedikit!" berang Tian yang ikut-ikutan emosi. Malah sekarang mereka berdua sudah berdiri dan berkacak pinggang.

"Saya nggak tahu masalah itu, Pak. Karena beliau sendiri yang menginginkannya," jelas Harun.

"Kau! Pasti kau penyebabnya!" Untuk kedua kalinya Tegar menuding wajah Steven dengan jari telunjuk. "Kau sengaja dekat dengan Kakakku dan menikahi Citra karena ingin menguasai hartanya, kan? Dasar pria nggak tahu malu!" umpatnya.

"Menguasai harta?" Steven mengerutkan keningnya heran, lantas dia tersenyum tipis dan geleng-geleng kepala. "Ngapain aku mau mengusai hartanya Ayah Danu, Om? Memangnya Om pikir aku sehina itu? Dan aku juga bukan pria miskin seperti kalian!" tegas Steven.

Ya, sejak kemarin dia terus dihina dan mencoba sabar, tetapi ucapan mereka makin menjadi-jadi.

Tegar dan Tian seketika mendelik, wajah keduanya langsung menegang dan emosinya memuncak.

"Apa katamu? Kau bilang kami pria miskin?" teriak Tegar.

Keduanya menghampiri Steven lalu menarik kerah kemeja pria itu hingga membuat tubuh kekarnya berdiri. Kembali sebuah bogem mentah melayang di pipi kanan Steven.

Bugh!

"Kurang ajar sekali kau! Mulutmu nggak bisa dijaga!" pekik Tian, dialah orang yang menonjol Steven.

"Hentikan Om!" teriak Citra saat melihat Tegar hendak memberi satu tonjokkan lagi pada pipi sebelah suaminya.

Dilihat pipi Steven sudah menjadi biru. Kemarin saja masih membekas, tetapi sudah ditambah lagi. Namun Steven terlihat santai menganggapi, dia malah terkekeh melihat kemarahan dua pria yang haus akan harta itu.

Sebenarnya, kedua pria itu sama-sama memiliki perusahaan. Namun sayangnya perusahaan yang mereka kelola tak sesukses Danu. Dan itu membuat mereka iri, kemudian mempunyai rencana untuk mengusai harta kakaknya.

Namun sayang, rencana itu gagal lantaran Danu tak sengaja mendengar perbincangan mereka. Pada saat mereka datang mengunjunginya di rumah sakit.

...(Flashback On)...

"Bagaimana ini, Kak? Kok sampai sekarang Kak Danu belum mati juga?"

Degh!

Terdengar suara keluhan dari seorang pria. Suaranya terdengar samar-samar tetapi mampu di tangkap oleh Danu yang tengah memejamkan matanya.

Pria itu tadi sempat tidur, tapi kini terbangun akibat mendengar suara derap langkah seseorang yang masuk ke kamarnya.

Namun, saat mendengar sebuah keluhan yang dia yakini adalah suara Tian adik bungsunya itu, Danu lebih memilih pura-pura tidur dengan mata yang tertutup rapat. Dia ingin mendengar respon dari orang yang Tian panggil adalah Kakak itu.

"Aku juga sudah nggak sabar sebenarnya melihat dia mati, Tian. Rasanya tanganku ini gatal ingin memegang hartanya."

Degh!

Seperti ada sebuah pedang yang begitu tajam menghantam dada Danu. Sakit, nyeri dan sesak itu menjadi satu. Perlahan kedua sudut matanya mengeluarkan cairan bening yang mengalir. Dia menangis tanpa suara.

Danu tak menyangka, jika selama ini kedua adiknya yang sangat dia sayangi ternyata jahat. Padahal, sikap keduanya terlihat begitu manis di depannya dan di depan Citra. Akan tetapi semuanya seperti ilusi belaka.

'Jahat sekali kalian, aku masih hidup tapi kalian menginginkanku mati,' geram Danu. Ingin rasanya dia memaki. Tetapi keadaan memaksanya untuk menjadi patung.

"Si Citra juga merengek terus menanyakan ginjal untuk ayahnya. Aku pusing sekali mendengarnya." Suara Tian yang tengah mengeluh kembali terdengar.

"Nggak usah memusingkan si Citra. Dia itu masih bocah dan lugu. Diberitahu pelan-pelan pasti mengerti." Suara Tegar menyahut.

"Eh tapi Kak, nanti si Citra juga pasti mendapatkan warisan juga 'kan, ya? Mungkin setengah. Tapi itu 'kan lumayan, Kak." Suara Tian.

"Iya, masalah itu gampang sih. Nanti setelah Kak Danu meninggal ... Citra akan tinggal denganku. Kalau dirayu sedikit pasti bocah polos itu mau memberikannya," sahut Tegar diiringi kekehan yang terdengar begitu menjijikkan masuk ke dalam indera pendengaran Danu. Kemudian tak berselang lama Tian ikut terkekeh.

"Ah, iya juga. Citra 'kan polosnya kebangetan."

'Apa katanya? Citra? Mereka pasti akan memanfaatkan Citra. Nggak ... ini nggak boleh terjadi. Kasihan dia.' Danu membuka matanya secara perlahan saat meyakini dua pria itu telah pergi keluar kamar inapnya. Lantas dia pun menyeka air mata.

Danu terdiam sambil menatap langit-langit kamar itu. Seketika dia pun memikirkan akan nasib Citra nanti setelah dirinya meninggal dunia.

Keluarga Danu hanya Tegar dan Tian. Tetapi dari semua yang dia tangkap, kedua pria itu sama sekali tak menyayanginya putrinya.

Lantas, bagaimana tentang masa depan Citra nanti? Danu juga tak yakin Citra akan kuliah saat sudah tinggal bersama Tegar. Yang ada putrinya mungkin akan langsung disuruh kerja.

Besoknya Danu meminta Gugun untuk menyewa pengacara. Saat itu juga dia membuat surat wasiat itu.

Namun, Harun sendiri memberitahu jika 80% harta itu bisa dimiliki Citra jika gadis itu sudah berusia 20 tahun. Karena belum genap, jadi untuk sementara dipegang oleh orang yang menjadi walinya.

Demi menyelamatkan itu semua, Danu memutuskan menikahkannya dengan Steven. Biarkan Steven saja yang menjadi wali dari anaknya. Satu tahun mengenal pria itu cukup membuatnya yakin—jika dia akan mampu menjaga putrinya dengan baik.

...(Flashback Off)...

Tegar, meski memang dia mempunyai istri dan anak. Tetapi dia masih selalu datang ke tempat hiburan malam untuk menyewa seorang wanita. Kebanyakan hartanya dihamburkan untuk bersenang-senang.

Sedangkan Tian, pria itu menjadi seorang duda yang entah sudah berapa kali tak terhitung. Tetapi saat ini dia sudah memiliki kekasih dan berniat untuk menikah lagi.

"Kenapa dari kemarin Om terus menonjok Om ganteng? Aku 'kan pernah bilang dia nggak salah apa-apa!" tegas Citra seraya berdiri. Dia benar-benar tak paham mengapa kedua pria itu terlihat begitu membenci Steven.

"Dia hanya memanfaatkanmu, Cit. Dia akan menghabiskan harta warisan ayahmu nanti," sahut Tegar bicara dengan nada merendah pada keponakannya.

"Kalianlah yang mau memanfaatkan Citra. Jelas disini kalian yang meraung-raung karena mendapatkan harta sedikit!" tandas Steven. Setelah itu, dia pun menarik lengan Citra. Membawanya pergi dari rumah mewah itu.

Kedua pria itu ingin mengejarnya, tetapi dihalangi oleh Harun dan Gugun.

"Saya harap Bapak-bapak jangan pernah menganggu hidup Nona Citra lagi. Dan jangan pernah mengungkit masalah harta warisan. Karena itu sudah sah keputusan dari almarhum Pak Danu," jelas Gugun seraya melepaskan cekalan tangan Tian.

Kedua pria itu mencebikkan bibirnya, lalu keluar dari rumah mewah itu dengan penuh emosi.

***

"Kita mau ke mana, Om?" tanya Citra seraya melihat ke arah Steven yang tengah menyetir. Mereka berdua berada di dalam mobil.

"Kita akan pergi ke apartemenku. Mulai sekarang kamu tinggal di sana."

Degh!

Jantung Citra seketika berdebar dengan kencang, kedua pipinya tampak merah merona.

"Apa kita akan tinggal bersama? Dan bagaimana dengan rumah Ayah?"

1
Dedeh Herawati
mampir ach
Ariyani Ariyani
aku sllu like cuman jarang koment dd othor🙏💪💪💪
visi Sembiring
thor apa anak nissa dan tian bknnya diculik ya sama aulia ms mrk ga sadar juga?
IG: @rossy_dildara: Rahasia kak, nanti terungkap pas mereka dibuat judul baru🤭
total 1 replies
Nayosha
waah udh normal si Stev ternyata
Nayosha
hahaha pisang anaknya ternyataaaa...ngakak dech
Nayosha
mau liat CCTV ya
Nayosha
ih PD banget ya Fira
Nayosha
bener jgn di kasih izin Bu...tuman tuh si Fira...emang ga tau diri
Nayosha
beresin dulu SM Aulia nya Om...supaya aman
Ariyani Ariyani
ko tidak ada ya? mohon infonya 🙏🙏🙏
IG: @rossy_dildara: udah aku pindahin ke aplikasi GN' Kak
total 1 replies
Nayosha
enak aja Lo Fir mau rujuk sm Tian...halu dia
Nayosha
dasar Steven buka puasa nya langsung goyangin Citra kayanya
Nayosha
Fira ya
Nayosha
bagus dech ada kemajuan....tp abis di pukuli Tian jadi ngga Inget...ada yah am esia gitu...ada yg muncul Inget ada yg lupa LG sebagian
Nayosha
amnesia nya udh maju dikit kedepan kayanya ...udh Inget Citra waktu di culik si kumis Lelel soalnya
Nayosha
hahahaha. bagus jg KL di dunia nyata ada Burung seperti Kevin....buat ngasih pelajaran pelakor/Facepalm/
Nayosha
duel
Nayosha
Bikin Stev kelabakan aja LG Cit...ngumpet dl sm si kembar di rumah Om Tian...bisa di liat reaksi Steven gimana
Nayosha
Citra tau tuh Stev chatingan sm si Imel
Nayosha
tuh kan mana tahan Stev ga akan bisa lah....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!