Seorang Nona Muda tiba-tiba terbangun dalam tubuh anak seorang pembantu dan sopir. Langsung menghabiskan satu malam dengan seorang tuan muda yang membuatnya dikejar-kejar oleh pria itu.
Dari anak pembantu yang biasanya tidak tahu apa-apa dan hanya menurut saja jika disuruh, tiba-tiba berubah menjadi sangat arogan dan sulit dikendalikan.
Kepintaran dan kecerdikannya membuat para majikannya harus memutar otak untuk menghadapi perempuan yang tiba-tiba mengancam posisi dan bisnis mereka.
"Kita harus melakukan sesuatu Bu, atau perempuan itu akan melindas kita semua!"
Semua orang panik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Keributan antara majikan dan pembantu
"Aku akan menikah dengan perempuan yang bertemu denganku di hotel kemarin!" Tegas Iwan membuat mata Veronica dan putrinya melotot sempurna.
"Ta,,, tapi dia hanya anak sopir dan pembantu kami!" Tegas Veronica.
Heryani mengangguk, "I,, iya, kemarin aku tidak punya waktu dan tidak ingin mengecewakan mu, Jadi aku membiarkan dia pergi untuk bertemu denganmu. Aku menyuruhnya untuk mengatakan kalau aku tidak bisa datang, tapi tidak tahu apa yang terjadi, apa dia berpura-pura menjadi aku?" Tanya Heriyani sambil meramas ujung gaunnya.
Pria tampan tidak hadapannya ialah pria yang sangat cocok dengannya, dan lagi pula pria itu terlihat berasal dari keluarga kaya raya.
Iwan mengangkat sebelah alisnya, 'justru kalau dia berusaha merayu ku, dia tidak akan kabur Setelah malam yang kami habiskan!' kata Iwan dalam hati sebelum akhirnya berdiri, "pernikahannya diadakan minggu depan, beberapa orang suruhanku akan menjemputnya di hari itu," ucap Iwan dengan tenang.
"Apa?!" Heryani melirik ibunya.
"Itu tidak mungkin! Dia hanya anak pembantu dan sopir di sini! Yang dijodohkan denganmu adalah putriku!" Kata Veronica.
Iwan yang hendak melangkah pergi menghentikan gerakannya, "aku tidak peduli, yang penting dia adalah perempuan yang kemarin bersamaku di hotel!" Tegas Iwan sebelum melanjutkan langkahnya, benar-benar meninggalkan tempat itu.
Veronica dan putrinya mengejar keluar, mereka memandangi pria yang langsung naik ke mobil dan meninggalkan kediaman mereka.
"Bagaimana ini Bu? Tidak mungkin pembantu itu tiba-tiba beruntung dan menikah dengan orang kaya!" Tegas Heriyani yang tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
Veronica menatap putrinya dengan kesal, "ini bukan sepenuhnya salah anak pembantu itu, ini juga salahmu! Kenapa kau menyuruh anak pembantu itu menggantikanmu di pertemuan kalian?!" Gerutu Veronica yang merasa kesal pada putrinya.
Heriyani mendengus kesal, "Mana ku tahu kalau perjodohan kali ini dengan seorang pria tampan! Siapa suruh sebelum sebelumnya ibu dan ayah menjodohkan aku dengan pria-pria yang jelek, jadinya aku malas pergi ke perjodohan itu!" Gerutu Heriyani.
"Tapi mereka adalah pria dari keluarga kaya! Hah,,, apapun itu, sekarang semuanya jadi berantakan!" Gerutu Veronica sambil memasuki rumah, perempuan itu langsung pergi ke dapur dan mendapati Vanessa di dapur sedang membantu ibunya mencuci piring.
"Vanessa!" Teriak Veronica membuat Vanessa langsung berbalik menatap perempuan yang berteriak padanya.
"Ada apa?" Tanya Vanessa.
"Ada apa?! Berani-beraninya kau bicara seperti itu padaku!!!" Geram Veronica sambil mendekati Vanessa dan langsung mengulurkan tangannya menarik rambut Vanessa.
"Nyo,, nyonya, Tolong maafkan Vanessa," kata ibu Vanessa yang juga terkejut dengan kelakuan putrinya.
Biasanya putrinya berbicara dengan suara yang sangat pelan, tapi entah kenapa hari ini volume suaranya cukup keras dan terlebih berani mengeluarkan satu kalimat dari mulutnya.
"Dasar anak pembantu!" Garam Veronica melepaskan tangannya dari rambut Vanessa membuat Vanessa langsung memegangnya kepalanya yang terasa sakit.
"Apa yang sudah kau lakukan di hotel kemarin?! Kau pasti berpura-pura menjadi putriku kan?!" Bentak Veronica sambil melototi perempuan di hadapannya.
"Apa?" Ibu Vanessa terkejut, dia ikut menatap putrinya dengan harapan putrinya akan menyangkal ucapan majikan mereka.
Tetapi sang Ibu sangat terkejut saat melihat Vanessa malah tersenyum konyol.
Senyuman itu ikut membuat emosi Veronica semakin naik ke ubun-ubunnya sehingga dia mengambil baki yang paling dekat dengan tangannya dan mengayunkannya ke arah perempuan muda di hadapannya.
Prank!!!!
Baki tersebut tidak mengenai kepala Vanessa karena Vanessa menahannya dengan tangan kirinya.
"Aku diperintahkan untuk berpura-pura menjadi anak anda, Jadi tidak mungkin Aku membantah perintah dari anak majikan kedua orang tuaku!" Tegas Vanessa membuat mata Veronica melotot.
Beraninya seorang anak pembantu membantah ucapannya dan bahkan balik menyalahkan anak majikan nya!
"Anak gila!!" Teriak Veronica kembali mengayunkan bagi ke arah Vanessa.
Vanessa mengulurkan tangannya untuk kembali menahan baki itu, namun dia terkejut saat ibunya langsung melangkah ke samping kanannya dan membiarkan baki itu menimpa kepalanya.
Prank!!!
"Ibu!" Kata Vanessa langsung memegangi ibunya yang seketika merasa lemas gara-gara pukulan yang sangat keras.
Pada saat itu juga, Heriyani telah muncul di belakang ibunya, ia menatap Vanessa yang sementara berusaha membangunkan Sang ibu yang pingsan.
"Tangan Ibu baik-baik saja?" Tanya Heriyani langsung memeriksa tangan ibunya yang memegang baki, dan perempuan itu terkejut melihat jari telunjuk ibunya mengeluarkan setitik darah karena terkena ujung baki.
"Astaga, ibu terluka!" Kata Heriyani sambil berbalik melototi Vanessa.
"Dasar kau anak pembantu gila!!!" Heryani langsung mengulurkan tangannya menjambak rambut Vanessa, "Berani beraninya kau menyakiti ibuku!" Teriak Heryani.
Vanessa yang tidak tahan lagi dengan kelakuan anak ibu itu akhirnya ikut mengulurkan tangannya dan balik menjambak rambut Heriyani.
"Kau pikir hanya kau yang bisa melukai orang lain?! Aku jauh lebih ahli!" Geram Vanessa mengejutkan semua orang yang ada di sana karena tak menyangka Vanessa yang selama ini adalah anak yang pendiam dan penurut tiba-tiba berubah menjadi sangat buas.
"Apa yang kalian lihat?! Cepat singkirkan perempuan bodoh itu dari putriku!" Bentak Veronica pada para pelayan yang masih terpaku karena terkejut.
Para pelayan akhirnya menghampiri dua perempuan yang sedang menjambak satu sama lain.
"Jangan menghalangiku!" Geran Vanessa tidak mau melepaskan kedua tangannya dari kepala Heriyani.
Hal itu membuat para pelayan di sana bekerja lebih keras dan salah seorang pelayan berkata, "hentikan Vanessa! Kau harus membawa ibumu ke rumah sakit sekarang!"
Ucapan pelayan itu akhirnya menyadarkan Vanessa, dia akhirnya melepaskan cekalannya pada rambut Heriyani dan berbalik menatap ibunya.
"Tolong bantu aku mengangkatnya," kata Vanessa dengan panik menghampiri sang ibu.
Tetapi saat itu,, Heryani yang sangat kesal pada Vanessa dengan emosi mengambil sebuah pajangan di atas meja dan tanpa basa-basi melemparkan nya ke arah Vanessa.
Buk!
Pajangan yang terbuat dari keramik tersebut langsung mengenai kepala Vanessa hingga Vanessa langsung jatuh tak sadarkan diri.
"Dasar perempuan gila! Pecat mereka sekarang juga Bu!" Tegas Heriyani menahan amarahnya.
"Tentu saja mereka berdua harus dipecat!" Geram Veronica sambil berbalik meninggalkan tempat itu dan para pelayan membantu Vanessa dan ibunya dipindahkan ke tempat lain.
"Cepat hubungi suaminya! kita harus membawanya ke rumah sakit!" ucap salah seorang pelayan yang cemas melihat dua perempuan di sana.
"I,, iya," jawab salah seorang pelayan sambil mengeluarkan ponselnya.