NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23 Makasih

"Kenapa lo nggak suka sama gue?" tanya Toleh.

"Kenapa gue harus suka sama lo? Lo kira gue bakalan kayak Jenita?" balas Jesika.

"Gue nggak bahas Jenita!" tegas Toleh.

"Tapi kan dia mantan lo. Lo kan orang yang paling sedih pas kematian dia. Dan gue adalah orang paling bahagia di hari itu. Lo tau kan kalo gue anak kepala sekolah?"

"Apa hubungannya sama Jenita? Kenapa lo bahagia dia meninggal?"

"Lo udah pernah baca chattan gue sama bokap gue kan?" tanya Jesika.

"Iya, bokap lo minta buat lo jauhin gue. Tapi apa hubungannya sama Jenita?" tanya Toleh lagi.

"Lo pacaran sama Jenita udah dari SD, Tol. Masa iya sih lo nggak tau?!"

"Apa? Gue nggak tau!"

"Gue sama Jenita lahir di hari yang sama!"

"Lo kembarannya Jenita?!" pekik Toleh tak percaya.

"Lo beneran nggak tau?"

"Tau apa? Lo kembarannya Jenita apa gimana?"

"Bokap gue selingkuh dan selingkuhannya ngelahirin anak dihari yang sama ama nyokap gue. Sialnya, bokap gue terlalu sibuk ngurusin Jenita sama nyokapnya yang pelakor itu! Sampai-sampai nyokap gue sakit, meninggal. Dan kenapa gue disuruh jauhin lo? Karena nyokapnya Jenita nggak mau anaknya sakit hati ngeliat lo deket sama gue!" jelas Jesika dengan berusaha menahan air mata.

"Berarti lo saudara tirinya Jenita?" tanya Toleh.

"Gue nggak sudi punya saudara kayak dia. Dan gue nggak pernah mau punya emak tiri kayak si Anjing itu. Gue emang udah lama banget pengen ngebunuh Jenita. Soalnya dia dapetin semua yang seharusnya itu punya gue. Perhatian bokap gue, kehadiran nyokap, rumah yang hangat, minta ini itu sama bokap, abang gue nggak putus sekolah, abang gue nggak perlu kerja! Gue pengen banget dia mati. Tapi .... Thank's Tol. Gegara lo bawa dia kecelakaan, gue jadi nggak susah lagi buat bunuh dia." Jesika menoleh pada Toleh yang kini gerahamnya sudah mengeras. Tampak jelas pria itu sedang menahan amarah.

"Lo jahat," ucap Toleh.

"Gue harus apa biar jadi baik? Minta nyokap gue buat ngerebut suami orang? Nggak mungkin kan gue gali kuburan nyokap gue," balas Jesika.

"Lo nggak suka gue karena gue mantannya Jenita?" tanya Toleh.

Jesika mengusap air matanya yang sempat menetes. "Kenapa sih lo nanyain itu mulu? Emangnya lo suka sama gue? Nggak juga kan?!"

"Gue suka sama lo!" ucap Toleh membuat Jesika terdiam menatapnya. "Jangan pernah bercanda bilang suka sama gue kalo lo nggak beneran suka!"

Air mata Jesika semakin menetes. "Harusnya gue yang bilang gitu!"

"Gue nggak bercanda! Gue mau jawaban dari lo, supaya gue punya alasan buat nolak perjodohan gue sama Ale! Tapi, ternyata lo nggak suka sama gue. Gue jadi nggak punya alasan lagi!" jelas Toleh.

"Gue nggak mau pacaran, Tol."

"Gue nggak minta lo buat jadi pacar gue! Gue cuma mau tau lo suka apa nggak sama gue!"

"Kalo gue jawab iya, otomatis kita pacaran dong! Gue nggak mau!" omel Jesika.

"Berarti lo suka sama gue? Tapi lo nggak mau pacaran!"

Jesika kembali terdiam.

Toleh mengingat semua perkataan Jesika beberapa detik yang lalu. Jujur saja, ia merasa kesal ketika Jesika menceritakan bahwa dirinya ingin membunuh Jenita. Bagaimanapun, Jenita adalah gadis yang masih Toleh sayangi.

Jika saja yang berkata seperti itu adalah orang selain Jesika, mungkin orang itu sudah dipukuli habis-habisan. Tapi ini berbeda.

Toleh memeluk erat tubuh Jesika dan membuat gadis itu menangis sejadi-jadinya. Rasa kesal terhadap Jenita dan ibunya semakin berkecamuk di dalam dada. "Gue nggak tau soal keluarga lo sama Jenita," bisik Toleh.

"Gu—gue nggak mau lo suka sa—sama gue karena gue mi—mirip Jenita," ucap Jesika sesenggukan.

Toleh terdiam sejenak sebab memang selama ini semua yang Jesika lakukan sering kali membuat Toleh mengingat sosok Jenita.

"Jenita nggak pernah meluk gue sambil nangis," balas Toleh. "Dia juga nggak pernah nyium gue," lanjutnya dengan sedikit senyum tipis.

"Lo kan pacar dia! Masa iya nggak pernah ciuman!"

"Gue pacaran dari SD. Nggak ada hal romantis kayak orang pacaran, malah lebih cocok disebut sahabat."

"Tapi lo sering keinget Jenita kan kalo sama gue?!" omel Jesika.

"Iya sih. Soalnya tanggal lahir lo sama ama dia. Waktu lo jatoh dari pohon, lo bilang tangan lo sakit, mirip Jenita pas kecelakaan, tapi bedanya dia nggak nyium gue."

"Jangan bahas yang itu!"

"Aaaww!" ringis Toleh sebab Jesika mencubitnya dengan kuat. "Berarti gue bener kan?"

"Bener apa?" tanya Jesika.

"Lo suka sama gue, tapi lo nggak mau pacaran!"

Jesika membalas pelukan tersebut dan membenamkan wajahnya di dada bidang milik Toleh.

"Jawab! Woi!" panggil Toleh sambil terkekeh.

"Iya," bisik Jesika.

"Jawab!" tegas Toleh.

"Iyaa," jawab Jesika dengan malu.

"Yang bener jawabnya! Gue butuh jawaban pasti!" goda Toleh.

"Iyaaaa! Iya iya iyaaaaaa—" teriak Jesika yang mulutnya langsung dibekap oleh Toleh.

"Ini rumah sakit!" omel pria itu dan mereka tertawa dengan tangan saling melingkar dan tak melepaskan pelukan satu sama lain.

Parkiran rumah sakit adalah saksi peristiwa ini.

***

"Jesika mana?" tanya Rian yang baru masuk ke ruangan IGD bersama Wandra.

"Pergi sama Toleh tadi," jawab Angga.

"Ada yang mau diomongin katanya," sambut Zaki.

Rian langsung menelepon adiknya itu agar tidak pergi jauh dari rumah sakit.

"Jadi siapa yang bakalan jagain dia? Lo bakalan nginep, Wan?" tanya Haris.

"Ya mau nggak mau, gue udah tandatangan sebagai penanggungjawab," balas Wandra.

Angga mengeluarkan ponselnya. "Ini beneran lo, Wan?" Menunjukkan video yang sama seperti Jesika lakukan.

"Iya! Soalnya Cia pingsan dipukulin bokapnya."

"Ki! Report akun yang repost video itu! Cia nggak hamil!" ucap Rian.

"Beneran, Bang?! Tau dari mana?" sambut Angga.

"Ya dari surat keterangan hasil Lab! Tes urin kehamilannya negatif!" balas Rian.

"Udah gue bilangin! Nggak mungkin Wandra kayak gitu!" omel Haris.

***

Malam, setelah Cia dipindahkan ke ruang rawat inap. Wandra berbaring di kasur yang disediakan khusus untuk penunggu pasien. Dia juga menyantap makanan dari kulkas yang sudah diisi penuh oleh teman-temannya.

Selesai makan, Wandra memilih untuk duduk di sebelah Cia yang sedang tertidur. Ruangan hening itu hanya diisi oleh bunyi denyit dari alat deteksi detak jantung dan bunyi gelembung oksigen cair.

Lagi-lagi Wandra menghela napas. Tak habis pikir bahwa di bumi ini ada bapak seperti bapak Cia.

"Gue sebenarnya jijik sama lo, Ci. Gue nggak tau kenapa. Lo adalah cewek yang paling nggak menarik di mata gue. Tapi .... Gue juga nggak tau kenapa gue bantuin lo! Kenapa gue bolehin lo nginep di rumah gue? Kenapa gue anterin lo balik? Kenapa gue hancurin jendela rumah lo cuma buat nyelametin lo? Dan kenapa gue bersedia jadi penanggungjawab lo di sini? Dan duit tabungan gue semuanya gue habisin buat lo! Kenapa? Kenapa gue kayak gini?" oceh Wandra.

Air mata Cia menetes membasahi telinga dan Wandra melihatnya. Dengan cepat pria itu mengusapnya dengan selembar tisu.

Entah mengapa tiba-tiba Wandra merasa sesak dan juga ikut meneteskan air mata. Menangis ala pria sejati.

"Lo jangan nangis! Gue tau ini sakit banget! Tapi lebih sakit lagi kalo lo nangis!" omel Wandra.

"Gue bakalan anggap semua ini hutang, tapi semuanya lunas kalo gue udah bisa denger suara lo lagi."

Eh! Kenapa gue bilang gitu? Buat apa gue denger suara dia? (Batin Wandra).

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!