NovelToon NovelToon
Antidote

Antidote

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: little turtle 13

"Aku akan membantumu!"

"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"

"Pegang tanganku, ok?"

Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.

Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.

Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.

Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Teman Rahasia

Luna tidak bisa melanjutkan pekerjaannya. Dia meminta izin untuk pulang dengan alasan tak enak badan. Sebisa mungkin dia menahan air matanya agar semua orang tidak melihatnya.

Sampainya keluar dari gedung itu, dia mendongak menatap langit malam.

"Luna kangen Papa, Luna ingin lihat wajah Papa.." gumamnya.

...****************...

"Aku akan menghabiskan sekotak rokok penuh jika berurusan dengannya.." gerutu Elio seraya mematik korek untuk menyalakan rokoknya.

Dia masih berdiri di atas gedung itu, menyaksikan kepadatan Kota dibawah sana yang terlihat seperti segerombolan semut.

Elio menghisap kembali rokoknya, kemudian memejamkan matanya sambil membuat kepulan asap dari mulutnya.

"Dalam ingatanku, dia bocah yang selalu bersembunyi dibelakang pria itu sambil tersenyum malu.." gumamnya.

"Pria bodoh itu! Bagaimana cara dia membesarkan anak hingga dia tumbuh menjadi anak yang menyebalkan seperti itu!"

Elio mengusap rambutnya dengan kesal, kemudian mematikan rokoknya. Lalu kembali turun ke ruangan yang tadi dia tinggalkan.

Sampainya di sana, dia menatap enam orang yang menundukkan kepalanya itu.

"Dimana Bos kalian?" tanya Elio.

"Bo- Bos tadi sudah datang, kemudian pergi ke kamar mandi, Tuan Muda," jawab salah satu dari orang-orang itu. Dia adalah orang yang tadi menyentuh Luna.

Elio menatap tajam orang itu. Kemudian memalingkan wajah sambil melipat tangan didepan dada.

"Si-silahkan duduk, Tuan Muda.." tutur orang itu.

Elio hanya meliriknya, tanpa menjawab ataupun melakukan apapun. Namun orang-orang itu sudah berkeringat dingin.

Tak lama kemudian pintu terbuka, seorang pria masuk sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Sesekali dia mengintip Elio yang berdiri tak jauh didepan sana.

"Brengsek, apa yang sedang kau lakukan? Beraninya kau membuatku menunggu, dan sekarang kau sedang bermain-main?" seru Elio.

"Kau juga membuatku menunggu 2 kali, bodoh!" seru balik pria itu.

Elio menyeringai, kemudian mendekati pria itu. Sedangkan enam orang yang ada dibelakang sana tadi melambaikan tangannya pada Bos nya dan seolah berkata, jangan memprovokasinya.

"Hei hei, Elio.. mau apa kau?" pria itu memundurkan langkahnya.

"Zolga.." panggil Elio sambil menepuk pundaknya.

Zolga menyembunyikan wajahnya dari tatapan tajam Elio.

"Kau tau? Anak buah bodoh mu ini hampir mengotori gadis itu.." bisik Elio.

Zolga langsung menampakkan kembali wajahnya dan menatap keenam anak buahnya itu dengan tatapan mematikan.

"Kenapa kau tidak bilang kalau dia juga bekerja di sini?" lanjut tanya Elio.

"Ku kira kau sudah tau, ini kan wilayah mu.." jawab Zolga.

"Kau pikir aku akan membuang-buang waktuku untuk mengawasinya?"

"Kau yang membuat luka di kepala anak buah ku? Kau rela membuang-buang waktumu yang berharga itu hanya untuk menolong nya?"

Seperti macan yang menatap satu sama lain untuk memperebutkan makanan. Mereka saling menatap tanpa lagi berdebat.

"Sudahlah, ada masalah apa yang membuatmu ingin bertemu dengan pria tampan ini?" tanya Zolga sambil mendorong Elio menjauh, lalu mengambil tempat untuk duduk.

Elio tak menjawab. Dia hanya menatap anak buah yang Zolga bawa tanpa mengatakan apapun. Zolga menatapnya sekilas, lalu berbalik dan menatap anak buahnya.

"Kalian keluar, tunggu aku di mobil.." perintah Zolga pada mereka.

"Baik, Bos!!" jawab mereka serentak.

Zolga menepuk kursi disampingnya sambil menatap Elio, setelah semua anak buahnya keluar. Elio menarik kursi itu dan duduk.

"Jadi, ada apa?" tanya Zolga lagi.

"Mereka menyuruhku untuk mengedarkan barang sialan itu lagi," jawab Elio dengan kesal.

"Lalu apa yang akan kau lakukan? Kau selalu merasa kesulitan setiap kali berurusan dengan benda-benda itu.." tanya Zolga.

"Terakhir kali kau mendapatkan hukuman berat karena gagal mengedarkan nya, kan?" lanjut Zolga.

"Kau pikir itu semudah yang kau pikirkan? Meskipun aku membunuh banyak orang, tapi aku masih bisa menghilangkan jejaknya. Tapi tidak dengan barang-barang sialan itu!" ucap Elio sambil menyiah rambutnya dengan frustasi.

"Ohh.. Kau pasti membutuhkan pria tampan ini, kan?" tanya Zolga dengan narsis.

"Bagaimana bisa gadis itu mampu menghadapi orang gila seperti mu!" gerutu Elio.

"Jangan salah, aku ini teman kerja yang sangat baik hati. Jangan anggap remeh kedekatan kita yang hampir 3 tahun ini.." lagi-lagi dia meninggikan dirinya sendiri.

Elio menatapnya dengan datar sambil mengetuk-ngetuk kan jarinya diatas meja.

"Kau tau? Sedari tadi aku menahan diri untuk tidak memukulmu!" ucap dingin Elio.

"Kau benar-benar teman yang buruk!" ucap Zolga seraya meneguk minumannya.

"Jadi, apa yang harus ku lakukan?" lanjutnya.

"Layanan jasa kirim ilegal mu," jawab singkat Elio.

"Di kirim atas nama Harvey William?" tanya Zolga.

"Dan jika orang-orang mereka datang dan memastikan, aku tinggal menunjukkan bukti palsu atas nama Elio Robinson.." lanjut Zolga.

Elio mengangguk sambil tersenyum puas, kemudian bangkit dari duduknya dan merapikan pakaiannya.

"Satu lagi, cantumkan nomor telepon ini," tutur Elio seraya memberikan kertas kecil bertuliskan nomor telepon.

"Ini bukan nomor mu, nomor siapa?" tanya Zolga sambil memandangi kertas itu.

Elio tak menjawab.

"Habiskan minuman mu, aku masih banyak urusan.." ucap Elio sambil menepuk pundak Zolga, kemudian melangkah pergi.

"Teman macam apa kau itu?!" seru Zolga.

Elio yang hendak membuka pintu itu menghentikan tangannya. Lalu berbalik dan kembali mendekat ke Zolga.

"Mau apa lagi kau?" tanya Zolga dengan penuh waspada.

"Kau tidak akan memukulku, kan?"

"Omong-omong, kau cocok sekali memakai baju pegawai minimarket. Aku hampir tidak mengenali Tuan Muda Keluarga Owen ini.." ucap Elio sambil menepuk-nepuk jas Zolga, ditambah dengan senyum mengejek di wajahnya.

"Tuan Muda apanya? Sialan kau!"

Elio tak menghiraukan dan pergi begitu saja dari ruangan itu. Di luar ruangan, dia disambut oleh Big.

"Kumpulkan mereka semua dan cari tau siapa yang sengaja mengirim dia ke ruangan itu!" perintahnya pada Big.

1
Yuna Ara
Haai kak.. aku sudah baca dan like karya kaka..
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗
lil' girl: Makasih ka.. Akan ku sempatkan mampir/Smirk/
total 1 replies
anggita
ikut ng👍+☝iklan saja. semoga lancar novelnya thor.
lil' girl: Terima kasih, ka/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!