Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35 sedikit lembut
" apa aku menggajimu hanya untuk kau duduk duduk seperti ini Maya...?! "
Kayvan dengan suara barintonnya telah berdiri tegak di depan pintu, membentak Maya sang sekretaris.
Wajahnya yang putih bersih dan sangat tampan bukan hanya akan membuat seseorang jatuh hati kepadanya, namun juga akan membuat seseorang bergidik ngeri karena wajah tampan bak dewa Yunani itu juga diringi kesan dingin yang tak tersentuh.
Siapa yang tak tahu Kayvan.
Sosok pria tampan yang amat sombong dan angkuh, juga keras kepala.
Apalagi dia adalah sosok orang kedua setelah sang komisaris yang berkuasa di perusahaan besar ini.
Tak ada yang sudi terlibat masalah dengannya.
Karena berani melibatkan diri dengan pria itu, itu artinya seseorang itu siap hidupnya berada dalam masalah.
Tatapan pria itu bagai belati tajam menghunus kepada Maya.
" presdir..." Maya tergagap.
Dengan cepat, wanita itu segera menjauh dari Zalwa sembari menundukkan kepalanya dalam dalam.
Ia tahu arti tatapan Kayvan itu kepadanya.
" beraninya kau duduk begitu dekat dengannya...?! "
Setidaknya itulah yang di tangkap Maya dari arti tatapan menghunus sang presdir kepadanya.
( dasar posesif, aku kan perempuan sama seperti nona ini.
Aku juga perempuan normal, lalu kenapa dia menatap cemburu begitu...
Sinting...
Dasar monster...)
Racau Maya di dalam hatinya.
" kau mengataiku Maya ....?! " sentak Kayvan dengan tatapan menyelidik.
" hah....?! " Maya reflek mendongak.
" tidak presdir, saya tidak berani " lanjut Maya lagi dengan cepat.
Raut ketakutan nampak jelas terukir di wajah wanita itu.
Jelas Maya takut,
Ia masih membutuhkan pekerjaan ini untuk biaya hidupnya.
Apalagi gaji menjadi seorang sekretaris Kayvan bukanlah sedikit.
Gaji satu bulan tidak akan habis dia makan untuk hampir 4 bulan ke depan.
Sangat besar memang
HADI WIJAYA GROUP memang sangat terkenal sebagai perusahaan yang sangat menghargai kinerja karyawannya.
Karenanya,
Maya akan lebih memilih berpihak kepada Kayvan saja, walau sebenarnya sebagai seorang sesama wanita ia jelas tak suka dan tak setuju dengan cara laki laki itu memperlakukan Zalwa.
" lanjutkan pekerjaanmu sekarang juga Maya, atau kau ingin aku mencari penggantimu saat ini juga " kata Kayvan lagi dengan tatapan tajamnya.
" tidak presdir..." jawab Maya kemudian,
Wanita itu segera melangkah menuju pintu setelah sebelumnya pamit kepada Zalwa melalui bahasa isyarat dengan tatapan matanya.
Zalwa hanya menatap Maya tak berkedip.
Kemudian gadis itu melempar pandangannya ke tempat lain.
" Maya..." panggil Kayvan lagi ketika Maya telah hampir mencapai pintu.
" ya presdir..."
" minta seseorang untuk membersihkan tempat ini "
" baik presdir.."
" dan satu lagi "
" ya..."
" kau pasti tahu apa yang seharusnya kau lakukan tentang hal ini ?! "
Maya sejenak terdiam, tatapannya beralih kepada sosok Zalwa yang saat ini kembali duduk meringkuk di pojok sofa sana.
" Maya...!! " panggil Kayvan lagi dengan dingin dan penuh ancaman.
" ya presdir...saya tak tahu apa apa " jawab Maya dengan tatapan sendu kepada Zalwa yang nampak semakin mengeratkan pelukannya pada ke dua lututnya.
" maafkan aku nona..." bisik Maya sambil melangkah ke luar ruangan itu.
Dan kemudian.
Klik...
Pintu kembali tertutup, dan mungkin juga terkunci.
Kayvan mengalihkan pandangannya pada Zalwa.
Tatapan mata pria itu tak lepas dari sosok gadis itu.
Perlahan Kayvan menghela nafas.
Kemudian ia melangkah mendekat kepada Zalwa dengan menenteng sebuah paper bag berukuran lumayan besar.
" kemarilah...ganti pakaianmu " tiba tiba Kayvan berkata sedikit lirih dan lembut kepada Zalwa.
Zalwa mendongak dan menatap wajah tampan namun begitu dingin milik Kayvan.
Tatapan matanya beralih kepada tangan Kayvan yang terulur kepadanya.
Tak ingin membuat masalah dan kembali menerima perlakukan menyakitkan.
Karena sekarang ia sadar, pria di hadapannya itu selain sombong dan angkuh.
Kayvan juga memiliki masalah dengan pengendalian emosinya.
Zalwa mengulurkan tangannya juga.
Kayvan maju,
Menarik tangan gadis itu dan satu tangannya lagi yang memegang tali paper bag menarik lengan gadis itu.
Zalwa bangkit dari duduknya,
Kayvan semakin mendekat,
Pria itu merangkul bahu Zalwa karena merasa Zalwa terhuyung.
Tentu setelah ia membenarkan letak jazznya pada tubuh Zalwa yang melorot dengan menariknya kembali ke pundak.
Kayvan membimbing Zalwa melangkah ke sebuah pintu yang ada di ruangan itu.
" masuklah....dan ganti pakaianmu dengan ini, jika kau ingin beristirahat, istirahatlah di dalam...." kata Kayvan kepada Zalwa.
Pria itu melipat bibirnya sendiri kala ia melihat bercak memar kemerahan pada leher gadis itu.
Itu bukanlah lagi bekas jejak kecupan.
Tapi itu lebih pada jejak gigitan.
Sejenak Kayvan memejamkan matanya sambik menarik nafas dalam dalam.
" tapi...aku juga menunggu di luar " kata Kayvan kemudian sambil memutar tubuhnya dan melangkah kembali ke sofa.
Meninggalkan Zalwa yang tadinya masih berdiri terpekur di tempatnya demi mencoba memahami kata kata Kayvan agar tak salah mengartikan dan akan berakhir lagi dengan menyulut emosi pria itu.
sebelum akhirnya ia juga masuk ke dalam ruangan yang di tunjukkan Kayvan kepadanya.
Zalwa menatap ke seluruh penjuru ruangan,
Menatap ke dalam ruangan yang lumayan luas dan di lengkapi dengan perabotan yang mewah.
Gadis itu menggeleng pelan.
tentu saja ruangan dan fasilitas semewah ini dengan mudah pria itu dapatkan.
Ternyata dia adalah seorang pewaris.
Bisik hati gadis itu.
Air mata tanpa sadar menetes di pipinya.
ia tak habis pikir, bagaimana ia bisa terlibat dengan seorang penguasa seperti itu.
Akan jadi apa takdirnya nanti di masa depan.
Seorang pria berkuasa tak akan pernah cukup hanya dengan satu dua orang wanita saja bukan.....
Setidaknya itulah yang ia pahami tentang seorang pria berkuasa selama ini.
Nyatanya,
Zakaria pun demikian juga....
Apalagi Kayvan yang nota bene seorang laki laki yang kaya raya.
Ya Allah...desis Zalwa.
Apakah ia harus terima begitu saja menerima perlakuan pria itu kepadanya.
Zalwa menyeka air matanya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Cklek....
Kayvan menoleh kebelakang,
Matanya tak berkedip menatap Zalwa yang baru saja keluar dengan memakai gamis warna sage pilihannya dan kerudung warna denim.
Zalwa terlihat begitu cantik di mata Kayvan meski gadis itu tak memakai polesan make up sedikitpun di wajahnya.
Juga matanya yang sembab tak mengurangi sedikitpun kecantikan Zalwa.
Kayvan menepuk tempat di sisinya, tapi Zalwa justru duduk membuat jarak dengannya.
Pria itu menghela nafas.
" apa kau yang pilihkan makanan ini ?! " tanyanya kemudian kepada Zalwa sambil menatap makanan yang ada di hadapannya itu.
Makanan berkuah itu masih nampak mengebul.
" iya.." jawab Zalwa singkat.
matanya menatap ke penjuru ruangan yang telah nampak kembali rapi seolah tak pernah terjadi kerusuhan apapun.
" makanan apa ini ?! kenapa warnanya hitam begini....?! Apa kau ingin meracuniku ?! " kata Kayvan lagi masih dengan menatap kepada makanan di hadapannya.
Keningnya berkerut.
Zalwa hanya melirik malas.
" jika tak cocok, aku akan minta Maya menggantinya.." jawab Zalwa.
Benar² sebuah obsesi...
Thank's Khitara cerita bagus mu ini ...
Bayikk tgu cerita mu selanjutx
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣