NovelToon NovelToon
Jodoh Di Tapal Batas

Jodoh Di Tapal Batas

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta setelah menikah / Janda / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Trauma masa lalu
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Safira

Dokter Heni Widyastuti, janda tanpa anak sudah bertekad menutup hati dari yang namanya cinta. Pergi ke tapal batas berniat menghabiskan sisa hidupnya untuk mengabdi pada Bumi Pertiwi. Namun takdir berkata lain.

Bertemu seorang komandan batalyon Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang antipati pada wanita dan cinta. Luka masa lalu atas perselingkuhan mantan istri dengan komandannya sendiri, membuat hatinya beku laksana es di kutub. Ayah dari dua anak tersebut tak menyangka pertemuan keduanya dengan Dokter Heni justru membawa mereka menjadi sepasang suami istri.

Aku terluka kembali karena cinta. Aku berusaha mencintainya sederas hujan namun dia memilih berteduh untuk menghindar~Dokter Heni.

Bagiku pertemuan denganmu bukanlah sebuah kesalahan tapi anugerah. Awalnya aku tak berharap cinta dan kamu hadir dalam hidupku. Tapi sekarang, kamu adalah orang yang tidak ku harapkan pergi. Aku mohon, jangan tinggalkan aku dan anak-anak. Kami sangat membutuhkanmu~Mayor Seno.

Bagian dari Novel: Bening

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 - Sebuah Penjelasan

Sebelum pulang, Dokter Heni sempat berpesan sesuatu pada Riko.

"Tolong jangan katakan sama Arjuna maupun Bening jika saya berada di sini. Biar nanti saya yang cerita ke mereka jika sudah di Jakarta," pinta Dokter Heni.

"Siap 86 Dok," jawab Riko.

"Terima kasih,"

"Sama-sama. Semoga tak lama lagi ada kabar jika Aya akan punya adik bayi dari Papa dan Bundanya," ucap Riko tanpa basa-basi.

Seketika Mayor Seno dan Dokter Heni hanya bisa terdiam mendengar celotehan Riko. Dokter Heni pun seketika kepalanya menoleh ke arah sampingnya yang kosong. Raut tersipu malu tipis-tipis bisa Riko lihat ada pada wajah sepasang suami istri tersebut. Namun tentu saja lebih dominan terlihat pada wajah Dokter Heni.

"Aamiin," batin Dokter Heni mengaminkan doa dari Riko.

Sedangkan Mayor Seno tetap bergeming dan menatap datar sang sahabat yang terkenal garang dan dingin saat berdinas tetapi jika bertemu keluarga atau sahabat, baru muncul sisi kekonyolan dan humorisnya dari seorang Riko.

Keduanya masih berdiri di depan pintu utama. Mereka tengah menatap Riko yang baru saja masuk ke dalam mobil pribadi milik Seno. Fatih yang mengemudikan mobil tersebut untuk mengantarkan Riko ke bandara. Tak lama deru mobil perlahan terdengar lalu berjalan meninggalkan rumah dinas Seno. Keduanya pun perlahan melangkah masuk ke dalam rumah.

Tiba-tiba...

"Apa kamu malu bersuamikan aku? Sampai-sampai putri dan menantu dari mantan tunanganmu yang kamu akui sebagai kakak waktu pertama kita bertemu, enggak boleh tahu keberadaanmu di sini sekaligus dengan kabar pernikahan kita,"

Deg...

Seketika langkah kaki Dokter Heni pun berhenti. Lalu ia menoleh dan menatap cukup tajam ke arah suaminya.

"Jangan harap aku mencintaimu dan memperlakukanmu layaknya seperti istri sungguhan. Kamu sama sekali tak ada artinya. Paham!" ucap Dokter Heni dengan menaikkan satu oktaf nada suaranya seraya memperagakan reka ulang sebuah adegan yang pernah dilakukan dan diucapkan oleh Seno saat mereka berdua baru saja menikah secara siri beberapa waktu yang lalu. Pernikahan yang dilakukan penuh keterpaksaan oleh mereka.

"Bukankah Pak Mayor Seno Pradipta Pamungkas yang menyuruh saya untuk memahami posisi diri ini baik di rumah terutama di dalam hati Anda. Dan juga Anda sudah mengatakan pada saya agar jangan berharap lebih dengan pernikahan ini,"

Jlebb...

Mendadak kini berbalik. Seno terkejut mendengar penuturan Dokter Heni barusan. Seakan dirinya terlupa bahwa pernah mengucapkan kalimat-kalimat yang begitu menusuk di hati istrinya tersebut. Alhasil kini dirinya merasa tertohok dan tertampar dengan ucapannya sendiri. Mayor Seno pun masih terdiam.

"Aku berbicara seperti tadi pada Mas Riko bukan bermaksud seperti yang Mas pikirkan. Aku hanya mengatakan pada Mas Riko agar tidak memberitahu Arjuna dan Bening tentang keberadaanku di tapal batas ini. Aku sama sekali tidak menyebutkan satu kalimat pun bahwa Mas Riko jangan mengatakan apa pun tentang pernikahan kita berdua pada Arjuna dan Bening," jelas Dokter Heni.

Ia juga menyampaikan permintaan maaf pada Seno jika dahulu dirinya dianggap berbohong sewaktu pertama kali bertemu. Perihal status dirinya dengan mendiang Prasetyo.

"Kita berdua pertama kali bertemu dan berkenalan di saat suasana hatiku sedang kalut. Saat itu aku memang sedang membutuhkan tumpangan cepat untuk sampai ke Jakarta. Statusku juga janda. Bukan pacar atau istri orang. Aku dan Mas Seno adalah dua orang asing yang tak sengaja bertemu waktu itu di pesawat. Apa kebohonganku tentang status bahwa mendiang Prasetyo sebenarnya yakni mantan tunanganku, merugikan Mas Seno atau orang lain kala itu?"

Jlebb...

Seketika Mayor Seno tertohok kembali dengan ucapan Dokter Heni. Memang jika ditelaah secara mendalam, baik Seno maupun orang lain sama sekali tidak ada yang dirugikan terkait pernyataan Dokter Heni tersebut di masa silam.

"Aku masuk ke kamar Aya dulu. Nanti kita ke bandara mengantar Aldo jam berapa?" tanya Dokter Heni lirih.

Raut sendu masih terlihat jelas di wajahnya. Ia sedang malas melanjutkan pembicaraan yang dibahas oleh suaminya terkait masa lalu. Akhirnya ia sengaja untuk menyudahi pembicaraan secara sepihak dan mengalihkan dengan bertanya hal lain yang menurutnya lebih berfaedah atau bermanfaat.

"Jam lima sore," jawab Mayor Seno singkat.

"Baiklah, aku masuk dulu."

"Hem," jawab Seno berdehem.

Dokter Heni melangkahkan kakinya secara gontai dan masuk ke dalam kamar Aya.

"Maaf," batin Mayor Seno seraya menatap punggung Dokter Heni yang tak lama menghilang dari pandangannya karena telah masuk ke dalam kamar Aya.

Meninggalkan seonggok gumpalan perih tak kasat mata yang menyayat hatinya. Namun masih tak disadarinya.

☘️☘️

Asrama Akmil, Magelang.

"Apa kamu bilang, putraku tidak ada di asrama?"

"Iya betul, Bu. Aldo saat ini sedang pesiar ke rumah ayahnya," jawab petugas berusaha sopan untuk menghadapi Manda yang nada bicaranya sudah naik beberapa oktaf tingginya.

"Bukankah saat ini tidak waktunya pesiar terutama untuk siswa baru?"

"Aldo dapat izin pesiar khusus karena ada urusan keluarga yang mendesak. Itu informasi yang saya tahu, Bu."

"Urusan keluarga yang mendesak itu apa?" sengit Manda.

"Maaf, hal itu saya tidak tahu."

"Dasar sial !!" batin Manda geram.

Seketika ia malas melanjutkan pembicaraan dengan petugas jaga asrama. Manda pun berbalik badan lalu bergegas pergi meninggalkan asrama Akmil dalam kondisi marah yang berapi-api sambil menghentakkan kakinya.

Dirinya datang jauh-jauh dari Jakarta ke Magelang dengan jalur khusus karena memang sebetulnya hari ini bukan waktunya untuk keluarga berkunjung di asrama. Tentu saja jalur khusus itu ia dapatkan dengan membawa nama Gani Samudera.

Manda bahkan membawa beberapa makanan kesukaan Aldo yang sengaja ia beli dari salah satu restoran ternama yang harganya cukup mahal. Beberapa kaos santai baru juga ia belikan untuk putranya sulungnya tersebut. Akan tetapi hasilnya nihil. Dengan terpaksa ia harus gigit jari karena Aldo ternyata sedang tidak ada di tempat. Alhasil ia pulang dengan tangan kosong. Semua rencananya gagal total.

"Urusan keluarga mendesak? Apa Mas Seno sakit? Atau jangan-jangan Aya yang sakit," batin Manda.

Isi kepalanya tengah gegana memikirkan mantan suami dan juga kedua buah hatinya yang sedang berada di tapal batas. Sedang menebak yang terjadi namun otaknya belum menemukan jawaban yang pasti.

"Sepertinya aku harus beli tiket untuk pergi ke rumah dinas Mas Seno di sana buat ngecek secara langsung apa yang terjadi," batin Manda.

Tring...Tring...Tring...

Tiba-tiba suara deringan ponselnya terdengar cukup nyaring. Yang menandakan ada panggilan masuk untuknya. Manda pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Lalu ia melihat id pemanggil sang penelpon dengan mimik wajah yang begitu malas.

"Kenapa telepon di saat seperti ini sih!" sungutnya.

Mau tak mau Manda akhirnya mengangkat panggilan dari suami sirinya, Kolonel Gani Samudera.

"Halo Honey, ada apa? Kangen ya sama aku. Padahal kan baru saja aku pamit sebentar ke Magelang eh sudah kangen," ucap Manda dengan suara mendayu-dayu lembut. Padahal hatinya sebenarnya tengah dongkol dan malas berbicara dengan Gani. Akibat gelora ranjang yang tak terpuaskan.

Tiba-tiba Manda pun terdiam setelah di seberang sana ternyata bukan Gani yang bersuara.

Deg...

Bersambung...

🍁🍁🍁

1
Neli Susanti
😭😭😭😭😭😭😭😭
Neli Susanti
udah keduluan racun sianida k rumah
Pujo Hartato
penuh irisan bawang
Safira💋: 🤧🤧🤧😭😭
total 1 replies
Neli Susanti
Amel kasih k Fatih aja Bun
Neli Susanti
sianida streeeeessss
Neli Susanti
muka tembok s racun sianida mh
Neli Susanti
racun sianida ngareeepppp
Neli Susanti
preeeeeet,,, uang orang
Neli Susanti
dimana mana hak asuh anak yg ortunya bercerai, terutama ibunya yg selingkuh,,hak asuh jatuh ke ayahnya,,
bukan sukarela seperti yg km bilang
beneran apa bener teteh author
🤭🤭🤭
Neli Susanti
fix,,, bunda dokter ngidam
Neli Susanti
apaaaaaaaa???kami????
lo itu cuma mantan
buanglah mantan pada tempatnya
Neli Susanti
klo g pinter g jd dokter lah
dasar racun sianida
Neli Susanti
mantan ooooy bukan istri pertama
Neli Susanti
mungkin bunda dokter ngidam pa letkol
💕💕👍👍
Neli Susanti
🤦🤦🤦
tampan se-kecamatan
🤣🤣🤣
Neli Susanti
ternyata otak s Gani dari masih bujangan udah omes
🤦🤦🤦🤦
Samiun Sin
Luar biasa
Neli Susanti
😍😍😍😍👍👍👍👍
Melda Mawardy
ngga ad lanjutan kisah nya aldo aya dan bulan
Safira💋: belum launching kak 🙏☺️
total 1 replies
Neli Susanti
yg malu mengakui,, amiiiin nya aja dlm hati
🤭🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!