Mohon bijak untuk menanggapai sebuah karya
jangan lakukan boomlike ya jika tidak dibaca🙏🏼😁
Bantu dukung dengan cara Like, Komen, Hadiah dan Vote ya Readers
Kisah Cinta Brondong yang menyukai wanita yang sudah memiliki suami dan anak.
Cinta yang hadir entah pada siapa dan dimana, Pria itu bernama Rendra Gilbert seorang dokter muda. Dia menyukai seorang wanita yang jauh lebih tua dari dirinya.
Rendra selalu menitipkan nama wanita tersebut dalam doa-doanya tiap waktu.
Akankah cinta Rendra terbalas atau hanya menjadi pengagum rahasia saja?
Yuk baca kisah-kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pitriyani Calam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sikap Datar & Dingin
Kamar Rendra
“Kamu tidak istirahat?” tanya Rendra pada istrinya yang duduk disisi sebelah kanannya
“Ini lagi istirahat mas, Cuma tidak mengantuk saja” jawab Fatimah gugup Rendra mendekatinya dan merangkulnya
“Istirahatlah, tadikan perjalanan jauh” ucap Rendra lembut
“Mas Rendra saja istirahat, katanya tadikan pada sakit tubuhnya mas Rendra” jawab Fatimah menunduk
“Hei, jangan menunduk terus, aku gemas jadinya” ucap Rendra memegang dagu Fatimah diangkat dagunya agar tepat di wajahnya
“Heh.. mas Rendra mau minum?” tanya Fatimah mengalihkan pandangan Rendra, tapi Rendra malah menggeleng dan mendekatkan wajahnya wajah Fatimah.
Tatapan Rendra terus menatap wajah Fatimah, tangan Rendra mulai mengelus pipi Fatimah terus mengelus hingga di bibir, Fatimah semakin tidak nyaman oleh tindakan suaminya itu, ini pertama kali dia diperlakukan seperti ini, wajah Rendra terus mendekat dan semakin dekat, terasa sekali nafas Rendra yang memburu, bibir Fatimah dan Rendra sudah saling menempel hanya menempel.
Rendra menjauhkan lagi bibirnya dan menatap Fatimah
“Saat bibir kita menempel kamu tutup mata ya dan rasakan, jika ada rasa aneh pada dirimu buka mulut kamu” bisik Rendra ditelinga Fatimah
Sekali lagi Rendra melakukannya menyatukan bibir dia dan istri, ini pertama buat Fatimah, walaupun dia janda tapi tidak pernah bermain dibibir dengan Almarhum suaminya.
Rendra tidak hanya menempelkan, sesekali dia ******* dan menghisap, tiba-tiba bibir Fatimah di buka dan membuat Rendra semakin tertantang untuk menerobos masuk ke dalam mulut istrinya, mengabsen semua isi mulut istrinya dengan lidah Rendra.
Fatimah mulai tidak kuat dengan permainan lidah suaminya, dia mulai kehabisan nafas dan terus mendorong dada Rendra, tapi Rendra enggan untuk melepaskan pagutan mereka, sampai akhirnya Rendra kasihan dengan istrinya itu, apalagi tadi istrinya sangat kaku dalam melakukan ciuman itu.
“Mas aku susah nafas” lirih Fatimah ngos-ngosan seperti orang habis maraton
“Maaf ya” ucap Rendra mengelus bibi Fatimah yang bengkak dan basah akibat ulahnya
Rendra yang sudah bergairah langsung menyerang kembali istri, dia mulai menciumi leher istrinya penuh gairah, tanpa Fatimah sadar dia mengeluarkan suara ******* dan membuat Rendra semakin menggila.
“Hah..ma…s su…s..su..dah” ucap Fatimah tidak tahan dengan sentuhan suaminya, tapi Rendra terus membuat tanda merah di bagian leher istrinya
Fatimah tersadar saat ada remasan dibagian dadanya, dia langsung mendorong Rendra kencang hingga Rendra menjauh.
Rendra dan Fatimah saling pandang dengan pemikiran masing-masing.
“Maaf, aku belum siap” lirih Fatimah kembali menunduk
“Tidak apa-apa, aku yang salah, ini terlalu cepat buat kamu, bantu aku ke kursi roda boleh?” tanya Rendra lembut, Fatimah segera membantu suaminya untuk duduk di kursi roda
“Mas mau kemana, biar aku yang bantu dorong” ucap Fatimah
“Tidak perlu, kamu istirahat saja” jawab Rendra dan menggerakkan kursinya keluar kamar
Apa mas Rendra marah sama aku. Guman Fatimah pelan
“Hai Bro” teriak Devan mendekat ke Rendra
“Ngapain lu disini?” tanya Rendra ketus
“Ya elah sama brother jahat banget, kita kesini mau jenguk lu lah, sini gua bantu dorong” ucap Devan senang
“Loh nak kok keluar sayang” ucap mama Alisha
“Iya mam, pegal di dalam kamar aja” jawab Rendra tenang
“Gimana kondisi apa ada perkembangan?” tanya Haikal pada sahabatnya
“Alhamdulillah sudah lebih baik dari sebelumnya” jawab Rendra santai
“Kita keluar yuk bro, kangen nih” ucap Rama nyengir
“Boleh tuh, bosen gua juga” jawab Rendra cepat dan yakin
“Sayang nanti tubuh kamu cape dan sakit lagi mama tidak izinkam itu” ucap mama Alisha khawatir
“Aku baik kok mam, sekalian mereka bisa antar aku terapi” jawab Rendra meyakinkan mama nya
“Boleh ya mam, nanti sebelum pulang ke sini kita bawa Rendra terapi, mama jangam khawatir, kita akan menjaga Rendra kok” ucap Devan senang
Sekarang mereka berempat sudah berada di café tidak terlalu jauh dari rumah Ammar, mereka mengenang masa lalu, kisah cinta dan lainnya sampai akhir mereka menanyakan siapa istrinya tersebut, Rendra hanya tersenyum dan enggan untuk mengumbar pernikahannya pada siapapun sampai kondisi dia baik-baik saja. Sahabatnya pun memahami kondisi Rendra yang lagi kurang baik.
Mereka melanjutkan kerumah sakit untuk menjalankan terapi agar kesembuhan Rendra membaik dan normal. Setelah di rumah sakit dokter melihat perkembangan Rendra cukup baik dan ada peningkatan, Rendra bisa dipastikan akan kembali pulih jika rajin terapi.
Hari semakin malam Rendra belum terlihat tanda-tanda mau pulang, membuat se isi rumah khawatir, sahabatnya pun tidak ada yang bisa di hubungi.
Apa mas Rendra masih marah, dan malas melihat aku, makanya di lebih baik menghindar. Batin Fatimah
“Lebih baik anak-anak istirahat, besok kalian harus menjalankan kegiatan masing-masing” ucap papih Ammar lembut
“Fatimah dan mama juga lebih baik tunggu di kamar masing-masing saja, papih yakin Rendra nanti pasti pulang” ucap papih Ammar lagi mengelus kepala istrinya
Mama Alisha, Fatimah dan anak-anak mengikuti saran papih Ammar untuk masuk ke kamar, papih masih setia menunggu di halaman rumah dengan pikiran yang tidak karuan.
Tin..tin..
“Itu mobil Haikal” ucap papih pelan
“Kalian darimana saja sudah jam delapan malam ini dari siang kalian ini keluar rumah, dihubungi tidak ada satupun yang bisa” ucap papih Ammar tegal & kesal
“Santai om, ini semua gara-gara mobil Haikal, pake segala mogok, masalah tidak bisa dihubungi, ponsel kita mati bersamaan, Rendra tidak bawa ponsel” jawab Devan santai
“Sudah kalian masuk dan istirahat semua tidak ada lagi yang boleh keluar, Rendra biar papih yang antar” ucap papih Ammar
Setiba di pintu kamar Rendra dia menghentikan kursi rodanya.
“Pih, biar aku sendiri saja, terima kasih sudah mengantar Rendra sampai pintu” ucap Rendra senyum
“Baiklah, langsung istirahat oke, badan mu sudah cukup lelah” jawab papih Ammar menepuk bahu anaknya dengan pelan
Tok..tok..tok
Ceklek…pintu kamar
“Mas Rendra, Alhamdulillah mas sudah pulang, mas dari mana?” tanya Fatimah cemas
“Aku lelah mau istirahat” jawab Rendra datar
Mas Rendra kenapa dingin dengan ku, apa benar dia marah. Batin Fatimah
“Mas Rendra” panggil Fatimah pelan
“Hmm” sahut Rendra tanpa melihat istrinya
“Kamu marah dengan ku?” tanya Fatimah hati-hati
“Tidak, aku hanya cape saja” jawab Rendra berusaha sendiri naik ke tempat tidur
“Aku bantu mas” ucap Fatimah membantu suaminya
“Terima kasih” ucap Rendra langsung rebahan dan memunggungi istrinya
Inilah yang aku ragu menikah dengan Mas Rendra, dia masih sangat labil dan mudah emosi, apa jadinya pernikahan ini bila suaminya yang sedikit-sedikit marah seperti ini. Gumam Fatimah dalam hati melirik suaminya.
untuk km gk bs ngomong y Rendra jd gk ngecewain Nabila krn masakan yg sering dia masak keasinan jd semua gk penasaran dengan masakan Nabila😅
untuk gk pada hipertensi gara2 masakan Nabila 😅
Ayu benar2 jago masak, masakan Nabila jd gk terbuang dengan ide masakan Ayu, sehingga Diton tetap dot menikmati olahn masakan daging kesukaan y
Nabila kan lg belajar masak,persiapan jd calon istri 🤭🤣