Sahira Gadis cantik ramah dan murah senyum, namun tak banyak yang tahu di balik senyum manisnya, dia banyak menyimpan luka.
Terlahir dari keluarga kaya raya tidak membuat Sahira hidup bahagia, dia di abaikan oleh ke dua orang tuanya.
Sahira selalu di suruh mengalah dari adik perempuannya.
Kekasih yang sangat dia cintai ternyata sudah berselingkuh dangan adik kandungnya sendiri, dan itu di dukung oleh orang tuanya, tanpa melihat perasaan Sahira yang hancur
Dan lebih sakit lagi, Sahira di paksa menikah dengan laki laki yang tidak di ketahui asal usulnya.
Bagaimana kelanjutan kisah sahira, yuk.... Ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
"Gimana pa, apa bos Sahira itu mau memberikan gaji Sahira kepada kita? " antusias bu Hana menghampiri suaminya.
"Huufff.... Ngak ma, bosnya ngak mau memberikan gaji Sahira sama kita." keluh pak Bram.
"Kok bisa sih, harusnya gaji Sahira itu kita yang mendapatkanya, besok cari anak itu, paksa dia pulang ke rumah ini." marah bu Hana.
Pak Bram hanya bisa memijit dahinya merasa pening.
"Papa kenapa? " tanya bu Hana lagi.
"Proposal papa tidak di Terima di perusahaan itu.' keluh pak Bram.
" Kok bisa, apa proposalnya tidak menarik? " tanya bu Hana.
"Huu...." pak Bram hanya menarik nafas beratnya sebelum menjawab pertanyaan sang istri.
"Mereka bilang, perusahaan kecil kita tidak layak bekerjasama dengan perusahaan besar seperti perusahaan itu." keluh pak Bram.
"Sombong sekali mereka." kesal bu Hana.
"Sayang, kamu kenapa terlihat lesu sekali? " tanya Alina kepada Bima.
Bima mendes*h pelan, "Gimana ngak lesu, jabatan ku di turunin oleh bosku." keluh Bima.
"Haa... Kok bisa! " ujar Alina terlonjak kaget.
"Ini semua gara gara Sahira, dia tidak mau membatuku mengerjakan proposal itu, andai dia mau membantu ku, jabatan ku ngak akan di turunkan oleh bos ku." ujar Bima menyalahkan Sahira.
"Dasar ngak tau di untuk itu kak Sahira, bisa bisanya dia menyulitkan kamu." maki Alina, dia begitu kesal kepada sang kakak.
"Mungkin dia belum bisa melupakan ku, sayang. Makanya dia bertingkah seperti itu." tuduh Bima dengan pedenya.
"Cih... Apa apaan, dia ngak pantas untuk kamu." kesal Alina.
"Agggkkk..." pekik Bima saking frustasinya.
"Ais... Kamu jangan teriak teriak di dekat kuping ku dong, budek nih!" kesal Alina memukul baju Bima.
"Aku stres Sayang, klau mama tau jabatan ku turun mama pasti makin marah kepada ku." keluh Bima.
"Apa lagi klau mama tau aku sudah putus dengan Sahira, pasti mama makin marah besar sama ku." keluh Bima lagi.
Memang orang tua Bima itu sangat menyukai Sahira, karena Sahira sangat baik, cantik dan santun, apa lagi Sahira sangat pintar dengan berbagai hal, namun anak itu tetap rendah hati, makanya orang tua Bima menyukai Sahira.
Bahkan orang tua Bima berharap Sahira menjadi menantu mereka secepatnya.
Alina makin kesal saja mendengar ucapan kekasihnya itu, dia kesal karena Sahira telah mencuri hati orang tua Bima, semakin susah saja dia masuk ke dalam keluarga Bima itu, apa lagi klau orang tua Bima tau, klau dia adalah adik Sahira, apa reaksi orang tua Bima itu kepada dirinya, sungguh Alina di buat kesal saat ini.
"Kamu jelekin saja Sahira, biar orang tua kamu marah sama Sahira, Yang." ucap Alina memberi saran.
"Mm... Kamu benar sayang, aku mau bilang apa ya? " ucap Bima memikirkan alasannya kepada orang tuanya.
"Kamu bilang saja Kakak selingkuh dan dia kasar sama kamu." usul Alina.
"Hmm... Boleh juga, kamu pintar, sayang." puji Bima dan lansung mengecup bibir Alina, dan tangannya merayap di bukit kembar Alina.
Ini lah yang di sukai oleh Bima sama Alina, wanita itu mau memanjakan na*su bira*inya yang tidak terkontrol, sebagai laki laki normal kan dia mau *** *** kan saat berpacaran.
Tapi saat bersama Sahira, Sahira tidak mau melakukan itu, jangankan berci*an, pelukan saja Sahira tidak mau, memang wanita itu cara berpacarannya sangat kampungan, membuat Bima berpaling darinya.
Apa lagi Alina selalu menggodanya dengan bodi aduhainya itu, kucing mana yang tidak suka di sodorkan ikan asin.
Sementara sepasang suami istri yang di mabuk cinta itu, sudah berada di dalam kamar mereka, Galang sedang menemani sang istri menonton drama kesukaannya.
"Sayang." panggil Galang.
"Hmm... Apa Mas? " jawab Sahira mengalihkan pandangannya dari laptop ke wajah sang suami.
"Mas mau kasih sesuatu sama kamu." ujar Galang merogoh kantong celana pendeknya.
"Ngasih apa lagi sih mas." heran Sahira, karena Galang selalu memberikan apa pun untuk Sahira.
Galang hanya tersenyum melihat wajah bingung sang istri.
Galang mengeluarkan kotak kecil dari dalam kantong celananya, membuka kotak kecil itu, dan mengeluarkan cincin berlian cantik dari dalam kotak tersebut.
Sahira yang melihat cincin cantik yang berkilau itu lansung menutup mulutnya dengan tangannya, cincin itu sangat cantik, dia yakin harga cincin itu sangat lah mahal.
"Mas" gumam Sahira.
Galang tersenyum lembut, dan menarik tangan kanan Sahira dan memasukan cincin berlian itu ke jari manis sang istri.
"Cantik." puji Galang mengelus sayang cincin yang tersemat di jari manis Sahira itu.
"Iya, cincinnya memang cantik." sahut Sahira.
"Cincinnya cantik karena terpasang di jari kamu, sayang." sela Galang.
"Ini dalam rangka apa, mas? " tanya Sahira, masalahnya hari ini bukan lah hari ulang tahunnya, bahkan saat ulang tahun pun tidak ada keluarganya yang mengucapkan selamat ulang tahun dan memberi kado kepadanya.
"Saat kita menikah, mas belum memberikan apa apa sama kamu, sayang. Dan ini adalah cincin pernikahan kita, maaf. Mas baru memberikannya hari ini, walau sudah terlambat, karena cincin ini mas pesan dulu dari luar negeri, dan ini baru tiba tadi siang." tutur Galang panjang lebar.
"Mas." gumam Sahira dan air matanya lansung meluncur tanpa permisi, sungguh dia sangat terharu dengan kejutan suaminya itu.
"Kenapa menangis hmm...? " tanya Galang lembut dan mengusap air mata sang istri dengan ke dua ibu jarinya.
"Aku ngak butuh barang barang mewah seperti ini, hidup bersama mas saja sudah cukup bagi ku, perlakuan baik mas, kasih sayang yang mas berikan kepada ku, sudah sangat cukup untuk ku." serak Sahira menahan tangis.
Galang menarik sang istri kedalam pelukannya, dia tau apa yang di rasakan oleh istrinya itu, yang di butuhkan oleh istrinya hanya kasih sayang, Galang tau itu.
"Mas tau kamu tidak butuh ini semua, sayang. Tapi... Apa salahnya suami mu ini punya uang dan ingin membahagiakan istri tercintanya ini." ujar Galang mengusap sayang punggung sang istri yang bergetar turun naik karena menangis haru.
"Makasih mas." ucap Sahira dengan suara seraknya.
"Sama sama, Sayang." Galang mengecup sayang dahi istri cantiknya itu.
"Sudah dong, menangisnya. Kamu belum pasangkan cincin di jari mas." pinta Galang yang tidak mau istrinya menangis terlalu lama.
Sahira mengambil cincin yang tak kalah mewahnya dari dalam kotak beludru itu dan memperhatikan cincin itu dengan seksama.
"Mas, ada nama kita yang di dalam cincinnya.
" Iya sayang, mas sengaja membuatnya." angguk Galang.
Sahira mengangguk tanda mengerti dan memasangkan cincin itu di jari manis Galang.
"kita foto yuk.... " aja Galang, dan Galang mulai berselfi ria dan dia juga tidak lupa mengambil gambar jarinya dan jari Sahira yang terpasang cincin pernikahan mereka.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
Hari ini mamak up doble loh buat kalian... 😁😁😁p
ya bgitu cm ngrengek minta maaf dah luluh sebegitu mudahnya jd wanita.
aku lbih salut ma wanita yg dah pisah ma mantan trus pantang balikan pa lagi salah si laki bnyak lo.
biar kdpnx gk gampang percaya sm org lain.