Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup singkat, akhirnya keempat orang itupun sampai dirumah sakit, karena suasana di jalan yang sudah sepi membuat mereka bisa cepat tiba di rumah sakit itu.
Setelah memarkirkan motornya mereka, mereka pun langsung masuk ke dalam dan langsung menuju ke kamar rawat yang di gunakan oleh Faisal.
Fajar yang sudah tiba di ruang inap Faisal pun langsung melihat Rangga dan juga David, namun mereka malah masih diluar ruangan dan tidak masuk, padahal tadi mereka bilang kalau Faisal sudah sadar jadi seharusnya mereka bisa langsung masuk menemui Faisal kan?.
" Kenapa lo masih nunggu diluar?, bukanya Faisal udah siuman?" tanya Fajar kepada David.
" Dia emang udah siuman, tapi kan masih belum bisa masuk, kata Dokter, dia masih butuh waktu buat pemulihan." jawab David menjelaskan.
" Terus kapan kita bisa liat dia?" tanya Denis.
Dia sungguh sudah tidak sabar dan ingin segera melihat bagaimana kondisi Faisal saat ini, dia benar-benar khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
" Paling besok, nanti juga Doker ngabarin." jawab Rangga.
Denis pun langsung paham dan langsung mengangguk lesu.
" Oke, deh, kalau gitu, semoga kita bisa cepet liat dia." ucap Denis yang berharap dengan tulus.
Dan ucapannya itu langsung mendapat anggukan setuju dari yang lainnya, karena yang lainya juga sama mengharapkan atas kebaikan kesehatan Faisal.
" Lalu, gimana hasilnya? kalian sudah tau siapa pelakunya?" tanya Rangga, yang baru teringat kembali tentang kejadian yang menimpa Faisal.
" Black Dragon pelakunya, kita sudah melihat nya dari rekaman CCTV." ucap Fajar memberitahu.
" Hah!, mereka lagi?" tanya David, dengan penuh penekanan.
Sorot matanya menunjukkan bahwa dia sudah sangat lelah meladeni tentang grup yang bernama Black Dragon itu, karena mereka memang sudah cukup sering berurusan dengan geng mereka, jadi David beserta yang lainnya sudah sangat lelah dan juga geram.
" Mereka memang selalu terus bikin gara-gara sama kita." ucap Denis langsung menimpal, karena saking kesalnya dengan mereka.
" Bahaya!" ujar Jay tiba-tiba dan hal itu tentu saja membuat mereka terkejut sekaligus heran.
" Bahaya?, bahaya kenapa?" tanya Denis.
" Apa mereka sekarang sudah mengenal wajah, Faisal?" tanya Jay dengan panik.
Pertanyaan dari Jay itupun sontak saja membuat mereka jadi ikutan panik juga, karena kalau wajah dari Faisal terungkap sudah pasti keselamatannya akan terancam bahkan bukan hanya Faisal Fajar dan juga yang lainya pun akan terkena juga, karena mereka pasti akan mengincar mereka dari wajah Faisal.
Karena itu setiap mereka akan keluar apalagi keluar malam, mereka harus sangat wajib menutup seluruh wajah mereka plus motor mereka pun harus di ganti dengan yang lain karena motor mereka juga sudah di khususkan bagi geng mereka, namun geng mereka versi yang positifnya.
" Gawat, gue juga baru sadar, pas kita jemput dia ke TKP, keadaan dia udah gak pake penutup muka." ujar Denis yang benar-benar lupa akan hal itu.
Namun bukan hanya dia saja yang lupa, teman-temanya juga sama-sama lupa, karena waktu itu mereka terlalu mengkhawatirkan dan juga mengedepankan keselamatan Faisal, sehingga mereka langsung buru-buru membawa Faisal menuju rumah sakit, tanpa mempedulikan perihal yang lainnya.
" Dari rekaman CCTV yang kalian dapet gimana?, mereka sempat ngelihat wajah Faisal?." tanya Rangga, sambil menatap Fajar, Denis, Jay dan juga Isan secara bergantian.
Fajar pun tidak menjawab pertanyaan dari Rangga itu, dia malah langsung bangkit dari kursinya, kemudian pergi meninggalkan mereka berlima di sana.
" Lo mau kemana?" tanya yang lainnya melihat kepergian Fajar.
" Lanjut liat rekaman CCTV, kita tadi belum liat rekaman itu secara menyeluruh." jawab Fajar menunjukkan sebuah flashdisk hitam di tangannya yang berisi rekaman CCTV atas kejadian yang menimpa Faisal.
" Gue ikut." ucap Rangga yang langsung bangkit dan langsung mengikuti Fajar, karena dia juga sangat penasaran dengan isi video itu.
" Jangan ikut semua, harus ada yang jaga disini buat ngasih kabar."
Fajar langsung memberikan perintah itu, karena dia melihat semua teman-temannya yang malah terlihat mau ikut bersama dengannya.
" Ya udah biar gue yang disini." ucap Isan dan langsung mendapat anggukan dari yang lainnya.
...🖤🖤🖤🖤🖤...
Saat mereka berempat sudah berada di pos satpam di rumah sakit, dan juga sudah mengecek rekaman CCTV, tiba-tiba saja mereka langsung mendapatkan kabar dari Isan, bahwa mereka kini sudah diizinkan masuk untuk melihat keadaan Faisal secara langsung.
Hingga akhirnya, mereka semua pun kini langsung kembali menuju ke ruangan nya Faisal, karena waktu Isan menelpon mereka sudah menonton keseluruhan rekaman yang ada di CCTV itu.
Hingga akhirnya, saat ini mereka semua pun sudah berada di dalam ruangan itu dan juga langsung merasa lega, karena sudah mengetahui bagaimana kondisi Faisal saat ini.
Untungnya keadaan Faisal tidak terlalu parah, hanya mendapatkan luka luar yang memang cukup lumayan banyak dan tidak adanya luka dalam yang membuat mereka berlima merasa semakin lega.
Setelah di periksa secara keseluruhan, seluruh organ dalam Faisal dalam keadaan yang baik-baik saja.
Sepertinya hal itu terjadi, karena anak-anak Black Dragon tidak menyerangnya dengan menggunakan alat-alat atau senjata tajam, sehingga yang di terimanya hanya berupa pukulan tangan saja.
Namun karena jumlah mereka yang bisa dibilang cukup banyak, membuat Faisal kewalahan dalam menghadapi mereka sendirian.
" Syukurlah, muka lo kagak harus di operasi plastik, Sal!" ucap Daris, sambil menyeka air mata matanya yang sudah mengalir di seluruh wajahnya.
Dia tidak peduli dengan tanggapan orang lain, mau di anggap cengeng pun dia tidak akan peduli, karena saat ini dia sangat senang sekali melihat Faisal yang sudah kembali sadar.
" Sialan!, nangis ya nangis aja, tapi ingus lo jangan di lap ke baju gue, pe'a!" ujar Jay sedikit emosi dan langsung mendorong jauh Daris dari dirinya.
Melihat tingkah mereka yang seperti itu, ternyata berhasil menghibur Faisal, dan membuat Faisal tertawa pelan.
" Kalian habis darimana?" tanya Faisal.
Karena saat Pertama kali dia sadar, hanya Isan sajalah yang masuk kedalam ruangannya untuk menemuinya, sementara sahabatnya yang lain, termasuk Fajar, dia tidak melihat nya sama sekali.
Mereka baru menemuinya setelah beberapa menit yang lalu.
" Kita habis dari pos satpam tadi, kasian satpam itu kesepian, jadi kita temenin." jawab David, diselingi sebuah candaan.
" Lah?, bukanya lo yah yang kesepian? karena udah terlalu lama jomblo, kan?" ucap Jay tertawa mengejek.
Status David yang memang sudah lama menjomblo itu, selalu menjadi bahan ejekan oleh mereka semua.
Sementara David yang mendapatkan ejekan itu, hanya merespon nya dengan biasa saja.
Dia malah menaikan salah satu alisnya, sambil tersenyum percaya diri.
" Asal lo tau, ya, jomblo itu lebih menyenangkan daripada pacaran." ucapnya dengan tegas sambil tersenyum.
" Cih, bilang aja kalo lo kagak laku, susah amat tinggal jujur." timpal Jay yang langsung kembali tertawa.
Suara, tawanya itu kali ini lebih keras daripada sebelumnya, namun dia tidak menyadarinya sama sekali.
" Berisik!, ini di rumah sakit." sergah Rangga dengan tegas.
Suara mereka sebenarnya memang tidak akan menganggu pasien yang lain, karena kamar yang dihuni oleh Faisal adalah kamar rawat dengan tingkatan kelas VIP.
Namun, suara itu jelas akan menganggu ketenangan Faisal yang baru saja siuman.
" S-sorry!" ucap Jay dan Denis bersamaan, dan mereka juga menunduk secara bersamaan.
" Sorry, ya, gue udah ngerepotin kalian semua." ujar Faisal tiba-tiba.
Denis yang semula menunduk karena merasa bersalah, kini langsung mengangkat kepalanya kembali, begitu mendengar Faisal berbicara seperti itu.
" Lo gak boleh ngomong kayak gitu, kita ini sudah layaknya keluarga." ucap Denis sambil menepuk pelan bahunya Faisal.
" Ya, kita memang keluarga, kecuali lo!" timpal Jay.
" Sialan, lo!" balas Denis mengumpat, karena tidak terima.
Namun umpatan itu langsung di hentikan oleh satu sahabatnya.
" Istighfar!, jangan kebiasaan mengumpat kayak gitu." ucap Isan mengingatkannya.
" Astaghfirullah hal adzim." ujar Denis yang langsung patuh, dan langsung segera beristighfar.
Mereka pun menggelengkan kepalanya secara perlahan, takala melihat kelakuan random Denis yang seperti itu.
" Kenapa lo pake motor itu di waktu yang gak tepat?" tanya Fajar kepada Faisal, dengan serius.
Semuanya pun langsung mendadak hening, tidak ada lagi yang berbicara apalagi bercanda.
Mata dan fokus mereka kini langsung tertuju kepada mereka berdua.
" Motor yang biasa gue pake kerja tiba-tiba mogok, sementara gue gak mungkin punya banyak waktu untuk benerin tuh motor, karena pada saat itu gue udah telat, jadi gue gak punya pilihan lain selain gunakan motor itu." jelas Faisal, dengan suaranya yang masih terdengar lemah.
Dia juga berbicara dengan keadaan duduk bersandar di bangkar rumah sakit itu.
" Sorry, kayaknya mereka udah ngeliat wajah gue." sambung Faisal kembali.
Sejak pertama kali dia tersadar, dia juga langsung memikirkan hal itu jika orang-orang itu sudah berhasil melihat wajah Faisal, maka sudah dipastikan bukan hanya dia saja yang dirugikan, melainkan sahabatnya juga akan imbas terkena ruginya, karena kemungkinan besar identitas mereka juga akan terbongkar.
" Mereka gak liat wajah lo, kita tadi udah periksa rekaman CCTV di tempat kejadian itu, saat mereka mau buka masker yang lo pake para warga yang melintas udah duluan selamatin lo." ucap Jay menjelaskan, karena dia juga melihat dengan jelas bagaimana kejadian yang ada di rekaman itu secara mendetail.
Faisal yang mendengar hal itu langsung kembali mengangkat pandangannya, hatinya yang semula merasa sesak, kini mendadak kembali lega.
" Alhamdulillah, kalau begitu." ucap Faisal yang sangat lega sekali.
" Tapi gue tetap minta maaf sama kalian, karena gue udah nyusahin kalian semua." sambung Faisal kembali.
" Harusnya kita yang minta maaf sama lo, karena udah telat nolongin lo." balas langsung David.
Dan perbincangan itu mendadak menjadi hening, mereka terlamun dalam pikiran mereka masing-masing.
TO BE CONTINUE.