Warning!!!!!!!!
ini adalah novel yang sangat menguras emosi bagi yang tahan silahkan di lanjut kalau yang tidak yah, di skip aja
kalo mental baja sih aku yakin dia baca!!
Tak bisa memberikan anak adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi seorang wanita. Hal itu bisa meruntuhkan hubungan baik yang sudah tertata rapi dalam sebuah ikatan pernikahan. Dia adalah Rika, wanita yang berhayal setinggi langit namun yang di dapatkannya tak sesuai ekspektasi.
Dirinya mandul? entahlah, selama ini Rika merasa baik-baik saja. lalu kenapa sampai sekarang ini iya masih belum punya anak?
Mungkin ada yang salah.
Yukk!! ikuti kisahnya dalam menemukan kebenaran.
Kebenaran harus diketahui bukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrena Rhafani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Setelah mengurus pekerjaan rumah yang memiliki dua lantai itu, Rika langsung melajukan mobilnya menuju butik bajunya yang ada di pusat kota.
Rika adalah sosok wanita pekerja keras. Meskipun iya sudah memiliki segalanya namun iya tetap menyibukkan diri beraktivitas di luar rumah.
Tidak punya anak juga merupakan salah satu alasannya untuk mencari kesibukan agar dirinya tidak terus bersedih melihat kebanyakan wanita seusianya yang sudah memomong anak.
Ada dua impian besar yang diinginkan Rika sedari kecil. Kedua impian itu tentunya sudah berhasil iya dapatkan.
Pertama menjadi desainer, meskipun iya belum cukup terkenal namun butik pakaiannya itu sudah lumayan sangat terkenal di kalangan atas.
Kedua menikahi pria yang menjadi cinta pertamanya, Rika bertemu dengan mas Dion suaminya pada saat kuliah dulu.
Keduanya sudah saling jatuh hati pada pandangan pertama. Dion bukanlah anak yang mampu di bidang ekonomi.
Namun berkat cintanya yang tulus dan besar, akhirnya tuan Huda merestui hubungan mereka berdua.
Setelah menyaksikan S1 masing-masing, keduanya langsung melakukan resepsi pernikahan yang sangat besar.
Rika anak tunggal dari keluarga Huda, tentu saja tuan Huda tidak akan membiarkan anaknya hidup susah di luar sana. Rumah yang menjadi tempat tinggalnya sekarang dan dua yunit mobil mewah merupakan kado pernikahan dari ayahnya tuan Huda dan ibunya Rossalinda.
"Pagi Bu,"sapa semua karyawan yang bekerja di butik Rika termasuk Lia orang kepercayaan Rika.
"Pagi,"balas Rika dengan senyum manisnya.
"Aku langsung ke ruangan ku, Lia tolong bawakan gaun malam yang sudah hampir selesai itu."pinta Rika.
Gaun malam itu didesain Rika sendiri untuk iya pakai di acar ulang tahun pernikahannya yang ke 5 tahun dengan mas Dion.
"Maaf Bu, gaun yang ibu maksud sudah di bawa pergi oleh ibunya pak Dion tadi pagi." Rika yang mendengar itu kaget.
Untuk apa ibu mertuanya mengambil gaun itu? Untuk di pakainya? Tentu saja tak cocok dengannya.
"Yasudah, gaun yang satunya aja."pintanya.
"Maaf Bu, gaun itu juga sudah di ambil ibunya pak Dion tadi pagi."
"Hah diambil juga? Terus apa lagi yang diambil?"tanya Rika kaget.
"Hinghels dan tas branded yang ibu pesan dari Amerika juga diambilnya." Jelas Lia.
Rika jelas saja tambah kaget mendengar pernyataan orang kepercayaan nya itu.
Mengapa ibu mertuanya mengambil semua itu di butiknya? Sudah jelas-jelas bahwa tak ada yang cocok dengannya.
Terus bagaimana sekarang? Apa yang akan iya pakai di acara pesta ulang tahun pernikahannya nanti?
Rika dengan sedikit kesalnya melangkah keluar dari butiknya. Iya segera masuk ke mobilnya kemudian melaju ke jalan raya.
"Tingg ...," Bunyi pesan WhatsApp dari ponsel Rika.
Segera iya membuka dan membacanya.
Acara kumpul-kumpul nya besok aja yah, soalnya Vina dan Azka gak bisa sore ini. Itulah bunyi pesan grup yang dikirim oleh syila.
"Yasudah. Kalau begitu, lebih baik aku ke kantor mas Dion."ujarnya setelah membaca pesan singkat tersebut.
Di tengah perjalanan, Rika melewati toko aksesoris pria dan wanita.
Iya pun menghentikan mobil yang dikemudikannya itu.
Segera setelahnya, iya pun turun dan langsung masuk ke dalam toko yang terlihat ramai akan pengunjung.
Rika hendak membelikan ayah dan ibunya kado mengingat iya dan suaminya akan berkunjung sore nanti.
"Kubeli sekarang saja, dari pada nanti ada mas Dion. Jika kubeli ketika ada dia, dia pasti akan marah, sukur-sukur jika tidak meninggalkanku di tengah jalan."gumam Rika.
Dion memang suka marah-marah jika istrinya meminta berhenti sejenak untuk membeli sesuatu. Baginya semua itu tak penting dan hanya membuang-buang waktu dan uang saja.
Berbeda ketika masi berstatus pacaran dulu. Dion tidak akan berani bertamu ke rumah Rika tanpa membawakannya sesuatu.
"Mba, tolong kemas jam tangan itu dan kalung antik ini."pinta Rika setelah yakin dengan pilihannya. Istri tuan Huda yang bernama rossa sangat suka dengan barang-barang antik makanya Rika sebagai anaknya menghadiahkan itu untuknya.
"Baik, mba."kata pelayan tokoh dengan senyum ramah di wajahnya.
"Semuanya ... ? Jadi 40 juta, Bu."
"Gesek kartu suami saya," ucap Rika sembari menjulurkan kartu ATM mas Dion. Untuk pertama kalinya Rika menggunakan kartu suaminya. Selama ini, setiap pengeluaran yang iya lakukan, pasti menggunakan uang pribadi yang iya dapatkan dari butik bajunya.
Butik bajunya bisa dibilang sudah mulai berjalan menuju kejayaan. Pendapatan setiap satu tahunnya kisaran empat sampai lima ratus juta bahkan kadang lebih. Maka dari itu, Rika lebih memilih menabung uang suaminya dari pada membelanjakannya. Uangnya pasti akan terpakai juga jika nanti mereka berdua dianugerahkan seorang anak.
"Maaf Bu, saldo di kartu ini kosong."
"Hahh ... Kosong? Coba di cek lagi mba." Pinta Rika
"Maaf bu, saldonya memang kosong. Saya sudah mengeceknya berulang-ulang."
Rika tampak heran mendengar perkataan pelayanan toko yang sudah mengecek kartu suaminya. Kemarin Rika baru saja mengecek saldo di ATM itu dan saldonya kisaran hampir sembilan ratus juta. Lalu, kenapa sekarang kosong?"
"Mba, coba yang ini," kata Rika sembari
memberikan kartu mas Dion yang satunya lagi. Empat hari yang lalu, saldo di kartu itu mencapai tuju ratus juta.
"Maaf Bu, saldonya juga kosong."
"Haahhhhh ...! Kosong juga!"kaget Rika. Apa saja yang dibeli suaminya Dion? Kok bisa kartu ATM nya kosong dalam beberapa hari.
Membelanjakan istrinya? Ini bahkan hari pertama Rika hendak menggunakan uang suaminya itu.
"Yasudah, pakai kartu saya aja mba,"kata Rika sembari menjulurkan kartu ATM miliknya.
"Terima kasih, Bu. Silahkan datang kembali,"ucap pelayan toko setelah Rika berhasil melakukan transaksi dengannya.
Rika hanya membalas senyum dengan ekspresi keheranan di wajahnya. Bagaimana tak heran dua-duanya kartu ATM suaminya kosong melontong. Iya juga sedikit malu di toko tadi, pasti orang-orang yang ada di sana berfikir bahwa iya tak mampu membayar. Terbukti dari cara mereka memandangnya tadi. Rika membawa mobil yang terlihat mewah, namun netizen masih berfikir bahwa iya tak bisa bayar.
Rika kembali melajukan mobilnya menuju kantor suaminya. Mobil sudah iya parkir, langsung saja iya turun dan masuk ke dalam gedung perusahaan yang dulu adalah milik ayahnya.
"Pagi Bu,"sapa resepsionis.
"Pagi,"balas Rika tersenyum.
Iya berjalan menuju lift yang akan membawanya ke ruangan suaminya.
"Dia kan wanita yang diteriaki Mandul, kemarin."
"Husss ...! Pelankan suaramu."
"Dia istri direktur kita."
"Jika dia melapor pada suaminya, kita akan kehilangan pekerjaan."
Bisik beberapa karyawan yang melihat Rika. Rika hanya bisa mengelus dadanya dengan sabar. Sekarang ini, iya hanya bisa bermuka tebal dan berpura-pura tak mendengarkan apapun yang dikatakan orang-orang tentangnya.
"Mas! Kenapa saldo ATM kmau isinya kosong?"kata Rika setelah membuka pintu ruangan suaminya.
Iya mendapati ibu mertuanya bersama seorang wanita cantik sedang asyik berbincang dengan suaminya.
Vote and like nya yah teman. Episode selanjutnya dijamin lebih u
Uuuhhhhh greget dong!!!!