Nana Martir adalah gadis yang cantik secara fisik dan juga pintar, dia lahir dari keluarga yang sederhana . Ayahnya hanyalah seorang tukang dan ibunya berjualan makanan. Tetapi dia banyak disukai karena berbagai prestasi yang boleh dia gapai , dia juga orang yang sangat berprinsip. Nana juga memiliki seorang adik laki-laki yang bernama Joshua Martir, yang juga seorang anak dengan prestasi tidak kalah dari kakaknya.
Nana Martir selalu memegang prinsipnya "Aku adakah Aku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Christi Jawan Tenda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
Seiring waktu Belsazar yang sudah selesai dari masa ngidamnya, mendampingi Nana untuk pemeriksaan kandungan. Pria ini sangat antusias dan bersemangat.
"Bu, harus menjaga kondisi tubuhnya dan jangan lupa makan bergizi serta berolahraga. Kembarnya pasti akan cantik seperti mamanya." penjelasan dokter yang membuat seseorang sangat bahagia diluar kendali.
"Kembar? Anakku ternyata kembar." Belsazar memeluk Nana dan tertawa kegirangan. Mereka berdua meninggalkan ruangan itu. Nana tersenyum melihat tingkah suaminya, pria yang dulunya sangat dingin dan berwibawa sekarang seperti pelawak.
"Suamiku, aku mampir ke ruanganku dulu."
"Baiklah, aku ke Nathan."
Pasangan suami istri ini berpisah dilorong rumah sakit. Nana berjalan ke ruangannya dan ketika dia masuk , disana ada seorang wanita yang duduk menghadap jendela.
"Permisi, saya tidak praktek hari ini." wanita itu tetap diam. Nana tidak masuk tapi dia hanya berbicara dari depan ruangannya. Dia merasa tidak nyaman dan segera memberi kode kepada security yang kebetulan melewati koridor itu.
Security masuk dan mendekati wanita yang tidak dikenal itu.
"Maaf Bu, kami dari keamanan rumah sakit. Ibu siapa ada kepentingan apa disini?" ucap security.
Wanita itu perlahan berbalik, membuat Nana gugup, dia juga sangat penasaran karena sosok ini tiba-tiba hadir bagaikan misteri.
"Adelin?" Kedua sahabat ini berpelukan betapa bahagia karena begitu lama terpisah, padahal mereka berdua adalah saudara karena cucu dari Opa Haman.
Securitypun pergi karena seperti tidak dianggap, selain itu dia juga merasa tidak dibutuhkan lagi.
Kedua sahabat itu berbincang akrab, mereka saling merindukan. Adelin ikut kakaknya Mario ke Inggris tapi sekarang kembali ke Manado.
"Nana, kakakku sangat patah hati, bahkan sampai sekarang dia belum menikah."
"Sudahlah, ka Mario sudah kuanggap sebagai kakak sendiri, tidak ada perasaan yang lain. Baiklah Adel kita nanti janjian lagi karena aku harus pulang dulu, ponakanku anak ka Nathan juga anaknya Pris sedang di rumah, aku harus menemani mereka.
"Baiklah.Janji kita bertemu lagi ."saling membagi no kontak. Nana mengantar Adel ke lobby rumah sakit berpapasan Absalom yang memasuki rumah sakit.
"Nana, sendiri?" sapaan Absalom.
"Tidak, Ar ada di ruangan ka Nathan. Ka kenalkan sahabat kecilku Adelin." keduanya saling bersalaman.
"Aku mengenal dr. Absalom karena perna bertemu di Bali." ucap Adel.
"Benarkah, aku lupa tapi senang bisa bertemu lagi." menatap sambil tersenyum ke Adel.
"Baiklah Nana, dokter, aku pamit." Langkah kaki anggun itu meninggalkan lobby rumah sakit yang sedikit membuat Absalom mengingat sesuatu, namun samar.
Nana dan Absalompun berjalan dan pergi ke ruangan Nathan. Nathan dan Tabitha menjadi pendengar dan aneh melihat tingkah Belsazar yang agak konyol karena bahagia.
Absalom dan Nana masuk, dan merasa aneh melihat Ar tertawa lepas sementara pasutri didepannya terdiam memperhatikan dia.
"Ar, kamu kenapa? Aku merasa aneh melihatmu." ucapan Absalom.
"Ab, anakku kembar."
"Wow, benarkah ? Absalom mendekati Ar dan kedua pria yang istrinya sedang hamil mulai berbincang, maka bertambalah orang aneh disitu. Mereka berdua mulai membahas panjang lebar tentang kehamilan.
"Stop."Suara Nathan menghentikan mereka berdua. "Aku sudah melewati semuanya dan tentulah lebih berpengalaman dari kalian berdua. Ar kau pulang saja, karena kami akan mengurus urusan rumah sakit."
"Kami pamit Ka." ucap Nana dan menarik suaminya pulang.
"Ab, besok mediasi jika ada perdamaian tidak ada persiidangan, tapi kemungkinan besar kuasa hukum kita memberitahukan mereka tidak mau damai."
"Aku heran, kenapa keluarga pasien ini begitu ngotot ingin mempersulit Easter. Sedangkan dia tidak perna menyinggung siapapun. Apakah keluarga dari papanya?"
"Ini harus diselidiki." Absalom menatap Nathan yang tiba-tiba berdiri dengan wajah yang marah.
"Tenangkan diri kalian." Tabitha menyuguhkan teh kepada suaminya juga Absalom. "Maafkan bukannya aku mencampuri urusan kalian, tapi pernakah kalian terpikir, lokasi kecelakaan berdekatan dengan rumah sakit "N" dan juga ada klinik disekitar TKP. Kenapa mereka harus membawa ke rumah sakit ini? Berikutnya, aku merasa ada yang canggung dengan tuduhan ke dokter Easter, sepertinya sasaran memang ingin melumpuhkannya, ingin membuat Easter terpuruk, apakah Nana sudah memberikan informasi tentang pengamatannya secara psycolog?"
"Tidak, bahkan ku pikir Nana sedang fokus ke kehamilanya." jawab Absalom.
"Nana dan aku sempat berbicara waktu di rumah, dia bisa menyimpulkan , ada orang besar dibalik ini semua, karena kondisi ekonomi pasien lemah, darimana mereka bisa membayar pengacara? , semua disasarkan ke Easter dan setiap intimidasi mereka memang menjurus ke mental Easter untuk mendorong dia bunuh diri. Sepertinya orang ini ingin Easter mati dan mengetahui masa lalunya. Prediksi yang ketiga Nana, dia masih ragu tapi ada hubungannya dengan kamu Absalom."
"Aku? Kenapa?" Absalom heran.
"Nana menganalisa yang menyerang kali ini adalah seorang perempuan!" karena cara dan tekniknya menjurus ke masalah hati." Tabitha dan Nathan menatap Absalom.
"Delila! Pasti dia otak dari ini semua. Aku akan menghancurkannya!" Absalom mengepalkan tangan.
"Tunggu dulu, apakah akhir-akhir ini dia sering mengganggumu?" tanya Tabitha.
"Iya, bahkan kemarin dia datang ke rumahku, membuat kekacauan disana. Untunglah mama dan papa sudah menemani Easter di rumah, aku juga ada dan langsung mengusirnya.
"Bukan Delila, menurut Nana, seseorang dari masa lalumu yang mungkin kau lupakan tetapi meninggalkan kesan mendalam. Pernikahan kalian yang tersembunyi memanglah jalan terbaik, jika dihebohkan maka Easter akan bernasib seperti Sadrakh."
"Sayang, kenapa Nana tidak memberitahu kami secara langsung? ternyata diam-diam Nana mengamati. Dan ini sangat membantu."ucap Nathan dengan nada sendu.
"Nana pasti punya alasan ketika dia memilih diam."jawab Tabitha.
"Aku pergi dulu, minta bantuan Marco untuk jadwal operasi hari ini." Melangkah meninggalkan ruangan.
Absalom tidak pulang ke rumah tapi dia mengarahkan mobilnya ke arah pinggiran pantai. Disana dia mulai menguras pikirannya, mencoba mengingat sesuatu yang berhubungan dengan situasi ini.
"Ka, duduk sendirian?" sapaan Adel yang memecah lamunan Absalom.
"Adel." menatap heran.
"Kebetulan aku lewat dan melihat mobil kakak,jadinya aku mampir saja." tersenyum dan memberikan kue kering.
"Tidak, terima kasih. Aku pamit dulu." Absalom pergi meninggalkan Adel.
Sahabat Nana ini memandang sosok yang begitu tampan, dan berlalu bagaikan angin. Adel masih duduk pada posisi Absalom tadi memandang indahnya panorama alam ini , sambil menyaksikan terbenamnya sang raja siang.
Absalom sampai dirumah dengan kesedihan. Dia tidak perna berpikir masa lalunya akan membahayakan Easter.
Marco segera bersiap ke rumah sakit, dia mencium kening Pris yang masih tertidur lelap karena setiap hari dia selalu melayani serangan Marco yang beruntun.
"Kamu mengantikan Ka Ab? Pergilah nanti aku menyusul." ucap Pris yang ditanggapi suaminya dengan ciuman bibir yang lumayan menyita waktu. Namun berlanjut ke satu ronde saja. Alhasil setelah melakukan pertarungan hasrat mereka berdua membersihkan diri bersama kemudian bersiap dan pergi ke rumah sakit.
tebakannya hebat👍
Mohon bersabar yach, saya akan up lagi episodenya🙏
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜