Skuel Terra The Best Mother
Lanjutan kisah dari Terra kini berganti dengan. tiga adik yang ia angkat jadi anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
YANG TUA YANG BERAKSI
Frans dan Leon akan terus membantu perkembangan perusahaan yang baru saja Virgou rintis. Baru lima bulan berjalan, perusahaan itu makin banyak yang ingin menanam modal. Bahkan banyak pula perusahaan-perusahaan sejenis untuk mengeruk peluang. Sistem rahasia yang diterapkan PT Tridhoyo SaveAcounting tentu tak bisa ditiru. Virgou sudah mempatenkan dan benar-benar rahasia.
"Banyak perusahaan sejenis, tapi kami kurang yakin karena mereka tak memiliki sikap top secret bagi data akunting kami," jelas salah satu manager akunting salah satu perusahaan.
"Bahkan tak jarang pemimpin perusahaan turun tangan membantu pembenahan data akuntansi yang salah," lanjutnya.
"Iya, kami hanya sekali datang ke perusahaan ini bersama tim akunting kami. Jadi kami belajar untuk meminimalisir kesalahan seperti sebelumnya. Bahkan dengan begitu calon koruptor akan berpikir dua kali jika ingin menyelewengkan data," jelasnya lagi.
"Perusahaan penyelamat" itulah judul berita yang menjadi sorotan di semua media. Semua mata masih tak percaya dengan kerahasiaan data mereka. Tapi sudah lebih dari dua puluh perusahaan datang untuk memeriksa neraca keuangan mereka. Dan sebagian bermasalah.
"Kami dari asosiasi akuntansi sangat keberatan jika ada yang menyangsikan kinerja kami!" seru salah satu afiliasi akunting.
"Mestinya para pemimpin percaya penuh. Kami tak akan salah jika kami tak ditekan!" ujarnya membela diri.
"Jika kalian memang tak mau disalahkan, kenapa takut jika diperiksa?" tanya salah seorang CEO sebuah perusahaan.
"Perusahaan saya nyaris diaudit bank jika saja neraca saya tak diperiksa di PT Tridhoyo. Selama tiga tahun uang perusahaan digelapkan oleh bebagai divisi perusahaan saya!"
Leon dan Frans hanya geleng-geleng kepala. Di negaranya Eropa. Korupsi tetap terjadi, bahkan dua tahun belakangan Leon mendapati beberapa penyisipan pengeluaran tanpa adanya pemasukan.
Berdirinya PT Tridhoyo SaveAcounting. Membuat para mafia belingsatan. Mereka tak dapat masuk sama sekali kecuali para pemimpin tak berurusan dengan perusahaan itu.
"Sialan, gara-gara perusahaan ini. Kita sulit masuk untuk menaikan harga produk yang kita jual dengan sistem bagi untung!" sentak seorang pria bermata hijau.
Klan WhiteFox yang diketuai Mr. Logan Fox. Pria itu sangat tau siapa itu Leon dan Frans Dougher Young. Klan BlackStar D'Young pernah bergaung namanya di kalangan mafia.
"Tapi klan itu sudah mati. Semua pengikut dan anggotanya tewas ketika penyerbuan sektor D. Bahkan aku juga kena imbas!"
"Tuan apa kita harus menculik dua orang itu?" tanya salah satu ajudannya.
"Mereka sudah tua, tentu sangat mudah untuk kita menyingkirkannya," lanjutnya dengan nada remeh.
"Lalu Virgou? Kau tau pria itu kemarin selalu datang ke tempat kita dan mengacau bahkan banyak Klan hancur di tangan pria itu!" sentak Logan.
Ajudan itu pun diam. Jika masalahnya berurusan dengan BlackAngel. Ia akan mundur teratur. Tak ada yang sanggup melawan monster Piethers itu.
"Klan BlueStar menjadi abu di tangan DarkAngel!' lanjutnya.
"Tapi bukankah mereka bermusuhan?" ujar ajudan itu mengingatkan.
"Apa masih?" ajudan mengangguk yakin.
"Tapi beritanya kemarin ia menghancurkan BlueStar karena mencoba membunuh putranya. Bahkan ketika menghancurkan klan DeathNote milik Baron!'
"Semuanya adalah klan besar dan kuat juga memiliki kekuasaan!' lanjutnya marah-marah.
Pria yang menjadi ajudan Logan itu hanya diam. Ia masih meyakini jika BlackAngel masih bermusuhan dengan klan BlackStar D'Young. Ajudan bernama Piere itu pun meyakinkan jika BlackAngel tak ada hubungannya dengan Dougher Young. Semua tentu tahu jika Virgou masih bersaudara dengan Dougher Young. Kakek dan ayahnya adalah seorang Dougher Young.
"Saya yakin jika DarkAngel tidak ada hubungannya dengan D'Young!"
Logan menatap ajudannya itu. Kerusuhan yang dibuat oleh monster menakutkan itu juga tak berhubungan dengan Dougher Young.
"Baiklah. Kita urus Leon dan Frans Dougher Young!" titahnya.
Piere sengaja mendatangi kawasan mafia khusus wilayah Asia tenggara dan Indonesia adalah wilayah terbesar. Ia datang dari dua hari lalu dan memanggil ketua cabang klan WhiteFox.
"Tuan Piere!" sambut Paul Hendarto ketua cabang mafia Asia WhiteFox.
Sepuluh pria dibentuk untuk menculik dua pria berusia tujuh puluh tahunan.
"Kenapa banyak sekali yang harus turun tangan. Bukankah yang kita tangani hanya dua kakek tua?" tanya salah seorang anak buah remeh.
"Iya, empat orang juga cukup. Yang dua mengawasi dan lainnya bertindak," ujar salah satu menyepelekan.
"Jangan gegabah. Aku dengar dua-duanya dikawal oleh beberapa pengawal bertubuh kekar," sahut Piere menjelaskan.
"Baik lah ... jadi kami hanya menculik dan membawanya ke mari atau bagaimana?" tanya anak buah.
"Culik dan siksa, lalu buang mereka jauh-jauh tanpa uang atau apapun. Aku yakin, mereka berdua pasti jadi gila jika kita menyiksanya," ujar Piere memberi perintah.
Sepuluh orang mengangguk. Dengan menggunakan mobil minivan warna hitam. Mereka bergerak menuju lokasi perusahaan baru yang viral itu.
"Ini dia perusahaannya!" terang salah satu anggota.
Hanya sebuah ruko tiga lantai. Mereka tertawa penuh ejekan.
"Kita disuruh mengejar seekor kucing atau apa." tanya salah seorang dengan tawa meledek.
"Hei ... sudah-sudah! Kita harus menjalankan misi ini dengan baik dan cepat!" putus salah satu. "Agar bonus cepat masuk kantung kita!"
"Ck ... seperti boss saja kau ini!' sindir salah satunya sinis.
"Bukan begitu ...."
"Hah diam kau!" bentak pria dengan kepala plontos.
"Jangan mentang-mentang kau dipercaya penuh oleh Tuan Piere dan Tuan Hendarto, kau jadi semena-mena!" sela salah satu lagi.
"Bukan begitu ... aku hanya ....."
"Diam kau!" bentak pria yang sama.
"Lihat aku. Dengan kekuatanku saja, keduanya akan kulumpuhkan!" ujarnya jumawa.
Pria berkepala plontos itu keluar mobil. Ia berjalan sendiri dan berpura-pura membeli sesuatu di kios kecil di sana. Kawasan ruko itu memang minim penjagaan. Selain kawasannya terpencil bahkan google map tak menampakkan denah ruko ini.
Frans dan Leon memilih makan di restauran terdekat. Mereka merindukan makanan Eropa. Menu western seperti potato skhutel dengan tumpukan daging atau steak Tenderloin yang empuk dengan saus barbeque yang khas.
"Tuan mau ke mana?" tanya Lusy ketika Leon keluar bersama Frans dari ruangan Khasya.
"Kami ingin makan siang di restauran kemarin Lusy," jawab Leon dengan senyum indahnya.
Wajah Lusy memerah seperti kepiting rebus. Ia begitu terpesona dan malu bersamaan jika Leon tersenyum manis padanya.
"Kau bersama Najwa saja membeli makanan untuk atasan kalian," ujar pria itu memberi perintah.
Lusy membungkuk hormat. Tak lama Najwa keluar. Mereka berempat turun ke lantai satu menggunakan tangga. Jika Leon berjalan bersisian dengan Lusy sedang Frans bersama Najwa. Ada canda tawa diantar keempatnya. Frans dan Leon benar-benar menikmati kesempatan dengan gadis pujaan hati mereka.
"Jadi katakan. Apa kau sudah memiliki pacar?" tanya Frans pada Najwa.
Gadis itu menggeleng dengan senyum kecut. Ia begitu fokus pada karier yang malah menghancurkan seluruh hidupnya.
"Kenapa, kau kan cantik. Masa tak ada satu rekan seprofesi atau sekantor menaksirmu?" tanya Frans tak percaya.
"Cantik dari mana. Tuan jangan mengada-ada, Boss baru saya mengatai saya perawan tua culun," sahut gadis itu dengan muka masam.
Setelah di depan kantor mereka berpisah. Lusy dan Najwa menuju rumah makan biasa, karena Khasya ingin sayur asem, tempe goreng dan sambel juga lalapan. Begitu juga Terra yang menginginkan soto Betawi begitu juga Puspita yang ingin sate bebek.
Leon dan Frans berjalan sekitar tiga ratus meter ke restauran yang kemarin. Jalanan sedikit sepi karena kantor di sana hanya perusahaan mereka saja.
"Halo!"
Frans dan Leon berhenti menatap pria botak di depannya. Pria itu tiba-tiba menyerang keduanya. Hingga tiba-tiba.
Bug! Bug! Bug!
"Aaarrghh!"
bersambung.
duh ... opa Leon ... opa Frans 😱
next?