"Aku pikir, kamu malaikat baik hati yang akan membawa kebahagiaan di hidupku, ternyata kamu hanya orang sakit yang bersembunyi di balik kata cinta. Sakit jiwa kamu, Mas!"
Kana Adhisti tak menyangka telah menikah dengan lelaki sakit jiwa, terlihat baik-baik saja serta berwibawa namun ternyata di belakangnya ada yang disembunyikan. Akankah pernikahan ini tetap diteruskan meski hati Kana akan tergerus sakit setiap harinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malam Pertama yang Menghancurkan
... - Khayalan memang terkadang tak sejalan dengan kenyataan -...
Kana baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai bathrobe. Ia menghabiskan waktu lebih lama untuk menyiapkan dirinya, ia harus menerima kenyataan kalau suaminya sudah memiliki istri dan dirinya hanyalah istri kedua. Lampu di kamar yang semula terang kini sudah dimatikan, satu-satunya cahaya hanya dari lampu tidur saja.
Kana menatap wajah Adnan dalam-dalam, berharap menemukan sedikit empati atau penyesalan karena sudah menyembunyikan fakta penting dalam hubungan mereka. Namun, yang ia temukan hanyalah ekspresi dingin dan tatapan mata yang kosong.
"Jadi, ini malam pertama kita," ujar Adnan dengan suara datar, memecah keheningan.
Kana mengangguk pelan, tak mampu berkata-kata lagi. Ia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kekecewaannya yang mendalam.
"Aku sudah menyiapkan segalanya," lanjut Adnan, sambil berjalan menuju lemari pakaian. "Pakai ini!" Adnan melempar lingerie seksi berwarna merah pada Kana lalu masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Saat Adnan kembali, ia sudah mengenakan bathrobe. Kana dengan patuh sudah memakai lingerie merah seperti yang Adnan suruh. Kana duduk terdiam di tepi tempat tidur, matanya nampak berkaca-kaca namun sekuat tenaga ia tahan air mata kekecewaan tersebut. Ia merasa seperti boneka yang sedang dipersiapkan untuk sebuah pertunjukan.
"Kenapa diam saja?" tanya Adnan seraya berjalan mendekati Kana.
"Kenapa kamu tak mengatakan padaku sebelumnya kalau kamu sudah menikah, Mas?" tanya Kana suaranya bergetar.
"Untuk apa? Kamu sendiri tidak bertanya bukan?" balas Adnan.
"Kamu ... seharusnya kamu memberitahuku," ucap Kana dengan getir.
"Agar kamu bisa membatalkan pernikahan kita dan membuatku malu? Jangan harap! Aku membangun nama baikku dengan susah payah bukan untuk dihancurkan olehmu!" kata Adnan dengan kejam.
"Kenapa kamu berkata seperti itu padaku. Apakah kamu benar-benar mencintaiku?" ucap Kana pelan.
Adnan tertawa kecil, terdengar mengejek. "Cinta? Kamu terlalu cepat menyimpulkan seperti itu, Kana. Kita baru menikah. Apakah selama kita dekat aku pernah mengatakan kalau aku mencintaimu?"
Deg!
Hati Kana semakin hancur mendengar jawaban Adnan. Ia sadar, pernikahan ini palsu. Adnan pun palsu. Apakah perhatian yang selama ini Adnan tunjukkan juga palsu?
Adnan semakin mendekat, tangannya meraih dagu Kana. "Sekarang, fokus dengan tugas utamamu. Kau adalah istriku sekarang. Layani aku!" Dengan kasar, Adnan mencium bibir Kana. Ciuman yang sama sekali tidak mengandung kasih sayang. Kana berusaha menolak, namun kekuatan Adnan jauh lebih besar.
"Lingerie ini cocok sekali untukmu, terlihat sangat seksi di tubuh artis cantikku!" Adnan membuka lingerie Kana dengan paksa dan melemparnya ke sembarang arah. Ia mencumbu Kana yang hanya bisa pasrah menjalani tugasnya sebagai seorang istri.
Kana diam saja seraya menggigit bibir bawahnya saat Adnan melakukan penyatuan dan secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya tersebut untuk sesaat. Kening Adnan nampak berkerut.
"Rupanya ... kamu sudah tidak suci lagi?" tanya Adnan, sorot matanya nampak kecewa.
"Aku-" Kana hendak membela diri namun Adnan memotong ucapannya.
"It's oke. Aku mengerti kalau istriku seorang artis dan kesucian sudah tak lagi bisa ia pertahankan. Aku paham." Adnan kembali melanjutkan kegiatannya sampai titik pelepasannya tiba. Adnan tak peduli kalau ucapannya sudah membuat Kana sakit hati. Adnan tak peduli dengan air mata yang terus menetes selama Kana melayaninya.
Malam ini, Kana merasakan lagi kesepian yang mendalam. Ia merasa seperti seorang tawanan di dalam istana mewah. Mimpi-mimpi indahnya tentang pernikahan yang bahagia sirna seketika di malam pertama.
Kana menangis dalam diam. Malam ini, malam yang seharusnya menjadi malam paling indah dalam hidupnya, terasa begitu dingin dan hampa. Entah mengapa tatapan hina Adnan saat tahu dirinya tak suci lagi terasa amat menyakitkan. Kini, laki-laki yang menyakiti hati Kana sudah terlelap di sampingnya. Napasnya teratur, menunjukkan bahwa ia sedang menikmati tidur nyenyak sehabis melepaskan hasratnya.
Sementara itu, Kana masih terjaga, pikirannya berkecamuk. Ia mengingat janji-janji manis Adnan saat mereka sedang pendekatan. "Aku akan menjagamu seumur hidupku," katanya saat itu. Namun, janji itu kini terasa seperti sebuah kebohongan yang sangat kejam.
Kana mencoba memejamkan mata, berharap bisa segera terlelap. Namun, ia terus memikirkan tentang istri pertama Adnan. Ia membayangkan bagaimana istri pertama Adnan akan membencinya karena dianggap sebagai perusak rumah tangga saat mereka bertemu nanti. Tak mudah tentu saja berbagi suami dengan wanita lain.
Kana memukul pelan dadanya yang terasa sakit. Sakit yang merupakan perpaduan antara rasa cemburu karena suaminya ternyata sudah memiliki istri dan sakit hati saat Adnan kecewa dirinya sudah tak suci lagi karena berpikir Kana adalah artis murahan. Kana menangis dalam diam.
Malam itu, Kana amat merindukan hangatnya pelukan seorang ibu, kasih sayang seorang ayah, dan cinta seorang kekasih. Namun, yang ada di sampingnya hanyalah seorang pria yang dingin, kejam dan egois.
.
.
.
Sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela, menyinari wajah putih Kana. Kana memicingkan matanya, menyesuaikan diri dengan cahaya. Kana melirik sisi tempat tidurnya yang kosong, rupanya Adnan sudah bangun.
Kana merenggangkan tubuhnya, berusaha mengusir rasa lelah yang menyelimuti sehabis melayani suaminya semalam ditambah karena sulit tidur. Ingatan tentang malam pertama yang menyakitkan hatinya itu kembali menyeruak ke dalam pikirannya. Ia tidak bisa tidur semalaman, terus memikirkan kebohongan Adnan dan ucapannya yang kasar seolah seorang artis sangat wajar jika sudah tidak suci lagi padahal Kana punya alasan sendiri.
Dengan langkah gontai, Kana berjalan menuju kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya sebelum turun ke bawah untuk menemui Adnan. Jantung Kana berdegup kencang selama berjalan menuju meja makan, ia pikir akan bertemu dengan istri pertama Adnan. Ia akan meminta maaf atas kesalahannya merebut Adnan dan ingin melihat langsung bagaimana wanita itu, apa yang membuatnya begitu istimewa sehingga Adnan sampai menyembunyikan keberadaannya dari semua orang termasuk dirinya.
Namun, saat tiba di meja makan, Kana hanya menemukan Adnan yang sedang menikmati sarapannya. "Selamat pagi," sapa Adnan dengan nada datar. Mata Adnan tetap tertuju pada layar ponsel miliknya, melihat berita terkini yang sedang ramai di masyarakat. Tentu saja berita tentang pernikahannya dengan Kana menguasai semua portal berita karena dianggap sebagai pernikahan impian semua orang, pernikahan antara putri cantik dan pangeran tampan.
"Se-selamat pagi," jawab Kana, suaranya terdengar gugup. "Maaf aku kesiangan."
"It's oke. Duduklah! Nikmati sarapanmu!" jawab Adnan tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel miliknya.
Kana tak langsung menikmati sarapannya. Ia seolah sedang mencari seseorang.
"Ada apa?" tanya Adnan.
"Istri Mas Adnan ... mana?"
Adnan mengangkat alisnya, ia menatap Kana dengan lekat. "Kenapa kau mencari-cari dia?"
"A-aku hanya ingin berkenalan," jawab Kana jujur. "Aku ingin meminta maaf atas semua yang telah terjadi."
Adnan tertawa kecil, terdengar mengejek. "Tidak perlu repot-repot. Dia sedang tidak enak badan."
Kana mengerutkan kening. "Benarkah?"
"Tentu saja," jawab Adnan sambil memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya. "Dia sedang beristirahat di kamar."
Kana merasa ada yang janggal dengan jawaban Adnan. Ia yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh suaminya. Namun, ia tidak punya bukti apapun.
"Boleh aku menjenguknya?" tanya Kana.
Tatapan Adnan berubah menjadi dingin. Wajahnya mengeras. Sungguh tak seperti Adnan yang Kana kenal. "Jangan coba-coba mengusiknya!"
"Tapi, Mas-"
"Turuti saja perintahku." Adnan berdiri dan meninggalkan meja makan dengan kesal.
***
Mantan Kana pqda pingin balikan
tyt masih ada yg kepoin kamu, Na..
tapi awas aja ntar klo ktmu dia dan kamu lgsg klemer²😤
hmmm problematik artis,, yg kuat kana/Determined/ stiapa org memiliki ksalahan yg bs d maafkn,tp org yg tdk brtnggungjwb bkn brarti kesalahannya bs d maafkn...