BERJODOH DENGAN DUDA ANAK DUA

...----------------...

Pagi harinya, pagi-pagi sekali Lushi sudah berkutat dengan peralatan dapur beserta bahan-bahan dan tetek bengeknya.

Pagi ini Lushi memasak makanan sedikit lebih mewah dan lebih banyak dari biasanya.

Dia berniat membuat syukuran kecil-kecilan, karena sudah berhasil mendapatkan perkebunan yang selama ini di impi-impikan.

"Sempurna," ucap Lushi setelah menata masakannya ke dalam beberapa kotak makan.

Setelah melepas celemek, Lushi langsung membawa kotak-kotak makan itu keluar rumah, untuk di bagikan kepada tetangga dekat.

Yang pertama di datangi Lushi adalah rumah bibi Sun, yang letaknya persis di sebelah kanan rumahnya.

Tok tok tok

Tak lama setelah Lushi mengetuk, ada suara gesekan sandal di sertai teriakan dari dalam.

"Siapa?"

"Bibi Sun, ini Lushi..." jawab Lushi sedikit berteriak.

Setelah mendengar kalau itu Lushi, bibi Sun segera mempercepat langkah kakinya.

"Oh gadis Jian, ada apa?" tanya bibi Sun setelah membuka pintu.

"Selamat pagi bibi. Maaf mengganggu, aku hanya ingin memberikan ini untuk bibi dan keluarga." ucap Lushi sambil menyerahkan kotak makan ke tangan bibi Sun.

"Apa ini, gadis jian? Kenapa repot-repot sekali?" tanyanya terkejut sekaligus senang. Semua orang pasti akan senang ketika mendapatkan rezeki. Tak terkecuali Bibi Sun.

"Ini hanya masakan rumahan yang baru saja aku masak, bibi." jawab Lushi apa adanya.

"Karena aku sedang senang," lanjutnya dengan berbisik.

"Oh, kenapa kau senang, gadis Jian? Cepat cepat, beritahu bibi," desak bibi Sun yang juga ikut-ikutan berbisik.

"Karena aku baru sudah berhasil mendapatkan kebun buah dan sayuran, yang aku inginkan, bibi." jawab Lushi terus terang, sambil tersenyum lebar.

Dia memang sengaja memberi tahu bibi Sun dan tetangganya tentang kebunan yang telah dia beli. Tapi dia tidak menyebutkan, kalau itu perkebunan yang luasnya mencapai lima hektar lebih.

"Ah, benarkah?" ucap bibi Sun terkejut.

Kemudian dia segera menambahkan, "Syukurlah... Bibi ikut senang mendengarnya, gadis Jian." ucap bibi Sun, kemudian tersenyum dan menatap Lushi lebih dalam.

Lushi hanya menanggapi dengan tersenyum.

Dalam hati bibi Sun mengagumi Lushi, "Di usianya yang begitu muda, gadis ini sudah mandiri dan bisa menghasilkan banyak uang. Andai saja aku masih memiliki seorang putra yang belum menikah, pasti aku akan menjodohkannya dengan gadis Jian. Sayangnya kedua putraku sudah menikah. Huf..."

"Oh, aku baru ingat. Kemaren ada dua anak perempuan dan seorang wanita paruh baya, yang terus mengetuk pintu gerbang mu. Lalu aku memberitahu mereka, kalau kau tidak ada di rumah, dan akan kembali larut malam. Siapa mereka, gadis Jian?" tanya bibi Sun yang mengingat Yueyue, Zhuzhu dan neneknya.

Lushi langsung bisa menebak, kalau kedua anak perempuan itu adalah Yueyue dan Zhuzhu. Tapi dia tidak tau, siapa wanita paruh baya itu.

"Kemaren lusa, kedua gadis kecil itu tersesat, dan menangis di pinggir jalan. Kebetulan aku lewat, kemudian menolong dan mengantarkan mereka pulang." jawab Lushi tenang. Dia tidak mungkin menceritakan, tentang dirinya yang di marahi oleh ayah dari kedua gadis kecil itu, kan.

"Jadi seperti itu. Mungkin mereka ingin mengucapkan terimakasih padamu, gadis Jian." kata bibi Sun. Seakan memahami situasinya.

"Sepertinya begitu," jawab Lushi seenaknya. Kemudian segera berpamitan.

"Bibi, kalau begitu aku akan membagikan ini dulu..." ucap Lushi. Sambil menunjukan beberapa kotak makan di tangan kirinya.

"Baiklah. Terimakasih atas makanannya, gadis Jian..." ucap bibi Sun sambil melambaikan tangannya.

Setelah membagikan semua kotak makan untuk tetangganya. Lushi kembali kerumahnya, kemudian mulai sarapan untuk mengisi perutnya sendiri.

Setelah membereskan bekas makan dan lain sebagainya. Lushi mulai memetik buah anggur yang sudah mulai matang, di teras dan samping rumahnya.

Tok tok tok

"Kak Lushi... Kak Lushi...."

Tok tok tok

Saat pekerjaannya hampir selesai, tiba-tiba ada ketukan di pintu gerbangnya. Di sertai teriakan yang cukup familiar di telinga Lushi. Siapa lagi kalau bukan si kecil Yueyue.

"Huff... Untuk apa lagi mereka ke sini. Biarkan saja lah... Nanti juga pulang sendiri, kalau sudah lelah." gumam Lushi. Kemudian melanjutkan acara memetik buah anggurnya.

"Kak Lushi... Ini Zhuzhu dan Yueyue yang datang. Apakah kak Lushi ada di rumah?"

Mendengar ucapan dan pertanyaan pertama Zhuzhu, Lushi masih tenang dan mengabaikannya.

Tapi ketika mendengar kata-kata Zhuzhu selanjutnya. Lushi tercengang dan hampir jatuh dari atas tangga tempat dia berdiri, saat ini.

"Kak Lushi... Kali ini ayah juga ikut datang, mengantarkan kami."

Gubrak

"GILA. Untuk apa dewa kegelapan, ikut ke sini?" jujur saja Lushi sedikit cemas dan sedikit takut dengan pria itu.

Setelah memikirkannya, Lushi akhirnya turun dari tangga untuk membukakan pintu untuk mereka.

"Kak Lushi...."

"Kak Lushi...."

Yueyue dan Zhuzhu langsung berteriak memanggil Lushi, ketika melihat gadis itu membuka pintu gerbang.

"Hai Zhuzhu, hai Yueyue, kenapa kalian pagi-pagi sudah sampai di sini?" tanya Lushi. Matanya sesekali melirik pria berwajah kaku, yang berdiri tepat di belakang kedua gadis itu.

"Kak Lushi, kami ingin bertemu dengan Jeruk dan Manggis. Boleh?" jawab Yueyue cepat. Matanya menatap Lushi penuh harap.

"Jeruk dan manggis sedang tidur pagi," jawab Lushi asal, berharap anak-anak ini segera kembali pulang. Bukan apa-apa, tapi kehadiran dan tatapan pria dewasa itu, membuat Lushi tidak nyaman.

"Oh, aku ingin melihat bagaimana mereka tidur," jawab Yueyue antusias. Yang membuat Lushi hanya bisa tersenyum canggung.

"Apakah kak Lushi sedang sibuk?" tanya Zhuzhu. Dia memperhatikan ada beberapa daun yang menempel di rambut dan pakaian Lushi.

"Em ya, sedikit."

"Kami akan membantu," ucap Zhuzhu, yang langsung mendapat anggukan kepala dari Yueyue.

"Baiklah, silakan masuk kalau begitu," akhirnya dengan terpaksa Lushi mengizinkan kedua gadis kecil itu masuk.

"Ehem." Junhan tiba-tiba berdehem, ketika melihat Lushi mengabaikannya dan malah ingin menutup pintu.

"Anjai,,, cuma berdehem gitu aja, udah bikin bulu kuduk merinding." batin lushi.

"Kak Lushi, ayah juga mau melihat jeruk dan manggis." ucap Yueyue saat melihat ayahnya masih tertinggal di luar.

Lushi tertawa canggung, dan mempersilakan pria itu masuk.

"Silakan masuk, pak. Apakah anda tidak sibuk? Kalau bapak sibuk, kembali saja dulu..." ucap Lushi berharap pria itu tidak ikut masuk ke rumahnya.

"Saya tidak sibuk." jawab Junhan. Kemudian segera masuk ke dalam, melewati Lushi yang masih sedikit tercengang.

Akhirnya Lushi menghela nafas, dan mengikuti ketiganya.

"Waah, banyak sekali anggurnya.." teriak Yueyue saat melihat banyaknya keranjang berisi anggur.

"Kak Lushi memanen semua ini sendirian?" tanya Zhuzhu sambil berbalik menatap Lushi.

"Ya"

"Apa kak Lushi tidak lelah?"

"Tidak. Kakak sudah terbiasa melakukannya"

"Wah hebat sekali," Zhuzhu semakin mengagumi Lushi.

"Apakah anggur ini boleh di makan?" tanya Yueyue dengan ngiler. Tatapan matanya tak lepas dari buah anggur.

"Boleh. Tapi di cuci dulu ya. Tunggu saja di dalam," ucap Lushi yang langsung di turuti keduanya.

Junhan, pria itu menatap Lushi dengan tatapan dalam dan sulit di artikan.

...----------------...