SANG PEWARIS
Hari berganti. Kini semua kembali ke rutinitas masing-masing. Hanya Lidya dan Saf yang masih cuti melahirkan.
Setelah aqiqah besar diadakan kemarin. Virgou juga akan mengadakan aqiqah untuknya, Bart, Leon, Frans dan Gabe. Pria itu juga telah menyatakan maksudnya pada keempat orang itu.
"Jadi kau ingin meng-aqiqahkan grandpa dan lainnya?" tanya Bart dengan tatapan berkaca-kaca.
"Iya, grandpa. Makanya aku meminta mereka untuk datang ke sini dan merayakan bersama," jelas Virgou.
Bart memeluk keponakannya dengan erat. Ia tergugu di bahu pria dengan sejuta pesona itu.
"Kau memang yang terbaik. Padahal Ben dulu pernah mengatakan jika kau lah yang lebih genius dibanding dirinya. Tapi kami buta dan tuli ... maafkan aku nak ... maafkan aku," bisik pria tua itu.
"Sudahlah ... itu masa lalu. Jangan ungkit lagi, aku juga sudah memaafkanmu," ujar Virgou.
Bart mengurai pelukannya. Ia menciumi wajah tampan itu. Virgou merengek.
"Grandpa ... aku bukan Fathiyya!"
Bart terkekeh. Pria tua itu mengingat jumlah perusuh yang bertambah.
"Aku sudah tak sabar dengan aksi perusuh menggemaskan itu!" sahut Bart gemas.
"Ck ... aku ingin setiap hari ada pesta. Agar setiap hari melihat tingkah mereka. Harun kemarin memarahiku karena ingin membunuh ayah," gerutu Virgou.
Bart tertawa mendengar gerutuan cucu tampannya itu. Pria itu juga sangat kaget karena Virgou muncul tiba-tiba, padahal mereka tengah menggosipinya.
"Daddy pawu patiin Tate?!" Seru Harun galak pada ayahnya.
Herman tertawa meledek pada pria beriris biru itu. Dia baru saja mengadu pada bayi yang mau dua tahun itu.
"Pita hutum paja Daddy!" saran Sky.
Virgou mendelik. Ia akan kalah jika melawan sembilan perusuh gembul itu. Dan benar saja. Ayah dari banyak anak itu diserang, bukan hanya oleh sembilan perusuh, tapi oleh semua anak-anak. Bahkan Darren, Demian dan Rion ikut menyerangnya.
"Hei ... kenapa kalian begitu sama Daddy!"
Lidya melerai anak-anak yang menggelitik dan menciumi monster Dougher Young.
"Kami menciuminya Kakak Iya!" sahut Dimas membela diri.
"Tapi jika kalian mengeroyoknya kan pasti berat dan sakit!" sela Lidya tak terima.
"Kau melamunkan apa?"
Ingatan Virgou tentang kejadian kemarin buyar. Ia menatap netra sama dengannya. Sosok kakek yang dulu sangat ia benci hingga ke tulang sumsumnya. Kini menjadi sosok yang akan ia lindungi segenap jiwanya.
"Aku merindukan matahariku," ujarnya.
Bart tersenyum. Sosok Lidya memang tak ada yang bisa menggeser dari hati pria dingin itu. Bart kini berada di perusahaan Virgou. Satrio bersama Dav dan Pablo tengah melakukan meeting dengan berbagai perusahaan.
"Tuan, Tuan Muda Rion menemukan ketimpangan neraca di meeting ekonomi hari ini!" lapor Fabio.
"Siapa pelakunya?! Perusahaan mana?"
"Perusahaan Lowtech milik Tuan Cakra Dewanta. Beliau juga menyatakan tidak mengetahui ketimpangan itu sama sekali!" lapor Fabio lagi.
"Tidak mungkin!" sahut Bart tak percaya.
"Ketika Tuan Muda Rion mengajukan ketimpangannya Tuan Dewanta langsung tak sadar diri dan kini mengalami gagal jantung!" lapor Fabio lagi.
"Heemmm ... sepertinya, aku punya ide," sela Virgou.
Kedua pria tampan beda usia menoleh padanya.
"Fabio, siapkan berkas. Kita akan membuka perusahaan SaveAcounting!" titah pria itu. "Minta Gomesh untuk membantumu!"
"Dimas, Affhan dan Maisya sangat ahli dengan angka-angka aku akan menggiring mereka untuk mempelajari pendidikan akuntansi keuangan perusahaan dan segala macam management. Kita akan membuka layanan jasa dengan jaminan Top Secret!" jelasnya.
Bart dan Fabio melongo mendengar ide dari Virgou. Bart berdecak kagum pada cucunya itu.
"Apa kau dengar perintahku, Fabio?"
"Baik, akan saya laksanakan segera!" sahut Fabio.
Pria itu langsung mengerjakan tugas dari atasannya. Virgou mengambil ponsel dari saku celananya.
"Kau ingin menghubungi siapa?"
"Adik geniusku, Terra!" Bart tersenyum bangga mendengarnya.
"Assalamualaikum, Te ... kau ada di mana?"
".......!"
"Baik, siapkan meeting, aku hendak mengajukan kerjasama denganmu," jelas Virgou.
Sambungan telepon terputus setelah Virgou memberi salam. Pria itu mengajak kakeknya. Berkas telah disiapkan.
"Apa ini hanya garis besarnya?" Fabio mengangguk.
"Buka lowongan kerja, kita butuh orang-orang berkopenten tinggi!" titah pria itu.
"Baik Tuan!" sahut Fabio lalu membungkuk hormat.
Gomesh yang tengah menyimpan data di sebuah flashdisk sudah siap. Ketiga pria itu pun naik Jeep putih milik Virgou.
"Kita ke rumah Terra!" titahnya.
Sedang di rumah Terra. Wanita itu tengah memasak untuk makan siang. Ia dibantu oleh Lidya dan Safitri. Anak dan menantunya masih tinggal bersama sampai sang bayi puput pusat.
"Jadi daddy, grandpa dan Papa Gomesh akan datang ke mari?" tanya Saf memastikan.
"Iya sayang," jawab sang ibu mertua.
"Bik Dinda, Bik Poni!" panggilnya.
Dua wanita berusia tiga puluhan datang. Ani dan Gina tengah membereskan peralatan masak.
"Ya, nyah ...!"
"Tolong bersihkan ruang kerja saya ya. Nyalakan pendinginnya!" titah wanita itu lembut.
"Baik, nyonya!" sahut keduanya.
Dinda dan Poni sudah bekerja sebagai asisten rumah tangga tiga tahun. Kanya merujuk mereka berdua, karena Terra mulai kerepotan setelah memilik anak kembar Arion dan Arraya.
Tak lama, Rasya dan Rasyid pulang dari sekolah. Terra meminta mereka langsung berganti baju.
"Habis ganti baju, cuci tangan dan langsung ke ruang makan ya!"
"Iya ma!"
Keduanya naik ke kamar mereka. Tak lama Virgou datang bersama Bart dan Gomesh.
"Assalamualaikum!"
"Wa'alaikumussalam," sahut Terra membalas salam.
Terra mencium punggung tangan Bart dan Virgou disusul Lidya dan Safitri. Sedang Gomesh Terra memberinya pelukan hangat.
"Nona," sapanya dengan senyum manis.
Tak lama mereka pun makan siang bersama, setelah Rasya dan Rasyid turun. Arion dan Arraya juga memiliki makanannya sendiri.
"Rasya Rasyid, tolong tidurkan adik-adik ya," pinta Terra lembut.
"Iya ma," sahut keduanya patuh.
Rasya menggendong Arraya dan Rasyid menggendong Arion. Lidya dan Saf meminta ijin untuk istirahat.
"Iya sayang, istirahatlah," ujar Bart diiringi ciuman di kening dua wanita hebat.
Virgou melakukan hal yang sama begitu juga Gomesh. Lidya sedikit bermanja dengan Virgou sebentar. Lalu mereka berdua pun naik ke atas menuju kamar mereka masing-masing.
"Apa kita mulai meeting?" tanya Terra.
"Ayo!" ajak Bart.
Keempat orang itu naik dan masuk ruang kerja Terra, Dinda dan Poni sudah keluar dari tadi.
"Jadi apa yang akan kita bicarakan?" tanya Terra.
Virgou langsung menjelaskan idenya. Terra mendengarnya dengan seksama.
"Idenya brilian sekali kak!" seru Terra dengan mata berbinar.
"Tentu, ide ini karena bayi besar kita menemukan ketimpangan neraca di meeting hari ini!" jelas Bart.
Terra tersenyum. Ia juga mendengar hal itu.
"Sepertinya, kita akan mendapat banyak proyek setelah perusahaan ini jadi!" ujarnya.
"Ya, aku sudah meminta ayah menyiapkan Dimas untuk menempuh pendidikan akuntansi, aku juga menyiapkan Affhan dan Maisya untuk itu," jelas Virgou.
"Lalu kenapa nggak meeting sama ayah juga?" tanya Terra.
"Ayah kan meeting sama Kean di sana!" jawab Virgou sambil memutar mata malas.
Terra terkekeh mendengarnya.
bersambung.
hai ... hai ... ini kisah baru Terra ...
next?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 563 Episodes
Comments
Salma Suku
Mampir lagi thor
2024-11-10
0
Anonymous
k
2024-10-16
0
Umiie'ne Naza
tp knp kisah sebelah GA Ada ya
2024-08-23
0