NovelToon NovelToon
Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil

Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Patahhati / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:11.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: senja_90

Kehamilan merupakan sebuah impian besar bagi semua wanita yang sudah berumah tangga. Begitu pun dengan Arumi. Wanita cantik yang berprofesi sebagai dokter bedah di salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta. Ia memiliki impian agar bisa hamil. Namun, apa daya selama 5 tahun pernikahan, Tuhan belum juga memberikan amanah padanya.

Hanya karena belum hamil, Mahesa dan kedua mertua Arumi mendukung sang anak untuk berselingkuh.

Di saat kisruh rumah tangga semakin memanas, Arumi harus menerima perlakuan kasar dari rekan sejawatnya, bernama Rayyan. Akibat sering bertemu, tumbuh cinta di antara mereka.

Akankah Arumi mempertahankan rumah tangganya bersama Mahesa atau malah memilih Rayyan untuk dijadikan pelabuhan terakhir?

Kisah ini menguras emosi tetapi juga mengandung kebucinan yang hakiki. Ikuti terus kisahnya di dalam cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Sombong Jadi Orang!

"Loh, bukankah itu Mertua dan juga Sahabatmu?" tanya Nyimas kala netranya melihat dua orang wanita beda generasi sedang duduk di kursi pengunjung.

"I-iya, Ma. Itu Mama Naila dan juga Kayla," jawab Arumi dengan terbata-bata. Wanita itu berdiri sekitar satu meter dari kursi pengunjung. Bola matanya bergerak mengikuti gerak gerik kedua wanita di depan sana. Lagi dan lagi rasa iri serta cemburu menyelinap masuk ke dalam relung hati tatkala Naila tersenyum manis ke arah sahabatnya. Sebuah senyuman yang tak pernah diberikan kepada Arumi.

Nyimas mengusap punggung tangan Arumi yang melingkar di lengan wanita itu. Dengan lembut dia berkata, "Nak, ayo temui Mertua dan Sahabatmu! Sekalian ajak mereka makan di kantin. Siapa tahu mereka juga belum makan siang."

Arumi mengulas senyum tipis. Tanpa disadari olehnya, ia mencengkram tangan Nyimas dengan erat hingga membuat sang mama meringis.

Gerakan itu menciptakan kerutan tipis di kening wanita paruh baya itu. "Jangan takut. Apabila Jeng Naila menghinamu, Mama akan membelamu sampai titik darah penghabisan," pungkas Nyimas.

"Lagipula, dia adalah Ibu dari Suamimu. Kamu masih berkewajiban menghormatinya meski di antara kalian sering terjadi selisih paham. Mengerti?" Nasihat Nyimas panjang lebar yang kemudian diikuti anggukan kepala oleh Arumi.

"Ya sudah, ayo!" ajak Nyimas. Akhirnya mereka pun menghampiri Naila dan Kayla di depan apotek rumah sakit.

"Halo, Jeng Naila!" sapa wanita berhijab dengan senyuman manis di bibir.

Merasa namanya disebut oleh seseorang, Naila menoleh. Alangkah terkejutnya wanita itu melihat sepasang ibu dan anak sedang berdiri di samping kursi.

Menyadari wanita yang menyapa dia adalah besannya, Naila memutar bola mata dengan jengah dan merubah raut wajah. "Ehm. Mau apa kamu menyapaku?" tanyanya ketus. "Butuh sumbangan untuk biaya operasi jantung?"

"Memangnya anak pungut kamu itu sudah tidak mampu membiayai Ibu angkatnya sampai-sampai kamu menemui saya?" dengus Naila kesal sebab merasa ketenangannya diganggu.

Seperti biasa, Nyimas selalu tersenyum meski perlakuan besannya itu selalu kasar dan terkesan angkuh.

Sebenarnya wanita anggun dalam balutan pakaian serba tertutup itu sudah tahu sikap Naila terhadap Arumi sejak pertama kali Mahesa memperkenalkan sang putri pada keluarga Adiguna.

Sebagai mahasiswi lulusan psikologi, Nyimas bisa menilai karakter calon besannya itu hanya lewat sikap dan tingkah laku, ia sudah tahu bahwa orang tua Mahesa tidak merestui putra kesayangannya menjalin kasih dengan Arumi. Sebagai seorang ibu yang ingin melindungi anaknya, Nyimas ingin mereka berdua putus. Namun, melihat cinta yang tumbuh di antara sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, ia tidak tega memisahkan mereka berdua.

Dengan sangat terpaksa, Nyimas mengizinkan Mahesa meminang Arumi meski dari lubuk hati yang terdalam timbul kecemasan dalam diri, mungkinkah sang putri akan bahagia dengan pernikahannya itu?

"Jeng Naila jangan berburuk sangka dulu. Aku menghampirimu hanya mau menyapa saja kok, tidak ada niatan lain. Kebetulan saja bertemu di sini, apa salahnya menyapa besan. Iya 'kan?"

"Kalau aku pura-pura tidak lihat Jeng Naila di sini, nanti malah dijelek-jelekin. Jadi, lebih baik disamperin daripada nanti imbasnya ke anakku," ujar Nyimas sambil terkekeh.

Emosi Naila sudah berada di atas ubun-ubun. Perkataan Nyimas barusan membuat wanita itu bungkam seketika. Bagaimana tidak, wanita berhijab itu tanpa ada rasa takut sedikit pun menangkis semua ucapan yang dilontarkan oleh Naila.

Wajah Naila merah padam akibat menahan emosi, rahangnya menonjol ke luar dan sorot mata memancarkan kilatan permusuhan. Ingin rasanya wanita itu mencabik-cabik mulut Nyimas karena telah lancang melawannya. Namun, karena berada di tempat umum ia hanya bisa memandangi besannya itu dengan sorotan mata permusuhan.

Ia tak menyangka, lama tak bertemu dengan Nyimas, sikap ibu angkat Arumi kini berubah menjadi lebih berani dan tidak lemah seperti dulu. Membuat Naila kesal.

Melihat situasi tidak kondusif lagi, Arumi berinisiatif melerai perselisihan di antara mama dan mertuanya dengan cara memberikan sentuhan lembut pada lengan Nyimas sambil berkata, "Ma, jangan sampai terpancing emosi. Ingat kondisi jantung Mama," bisiknya.

Kemudian, Arumi menoleh ke arah mertuanya. "Maafkan Arumi dan Mama Nyimas apabila mengganggu ketenagan Mama." Wanita itu mencoba menetralisir keadaan yang semakin memanas.

"Oh ya, Mama dan Kayla sedang apa di sini?" Arumi menatap Naila dan Kayla secara bergantian. "Tumben datang ke rumah sakit."

Dengan angkah Naila menjawab. "Tentu saja berobat! Memangnya ini rumah sakit milik Nenek Moyang kamu! Sehingga kami dilarang datang ke sini!"

Tidak terima putri kesayangannya dibentak, Nyimas berniat membela Arumi. Namun, belum sempat ia membuka mulut, tiba-tiba saja wanita dalam balutan jas dokter berwarna putih menyela, "Ini rumah sakit umum, siapa saja boleh kok datang kesini. Hanya saja, Rumi penasaran kenapa tadi kalian mengantri di poli kandungan. Siapa yang sakit?"

Naila dan Kayla terdiam. Detik berikutnya mereka saling menatap. Lewat sorot mata, kedua wanita itu seakan sedang berkomunikasi secara tersirat.

Melihat ada kesempatan, akhirnya Kayla memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. "Tante Naila mengantarkanku check up kandungan," ucapnya santai.

Arumi dan Nyimas terkesiap. Sepasang ibu dan anak itu bergeming. Kedua mata melebar, mulut tak mampu berucap dan lidah terasa kelu.

"Kayla hebat 'kan. Baru tiga bulan pacaran, ia sudah hamil. Rahimnya benar-benar subur. Apalagi mendapatkan bibit berkualitas dari kekasihnya," timpal Naila. Seolah-olah ia ingin memamerkan bahwa bibit Mahesa merupakan bibit unggul sehingga dalam beberapa bulan berhubungan, di dalam rahim Kayla sudah tumbuh calon penerus Adiguna.

Wanita itu memandang sinis ke arah Arumi. "Kapan kamu memberikan saya cucu? Lima tahun menikah kok belum memberikan hasil!"

"Saya capek loh terus menerus menunggu. Jangan sampai kamu ditendang dari keluarga Adiguna karena tidak bisa memberikan keturunan."

"Cukup, Jeng Naila!" bentak Nyimas. Kedua tangan wanita itu mengepal mencengkram ujung pakaian demi mengurai rasa marah. Emosinya sudah berada di ubun-ubun. Ia tidak terima anak kesayangnnya dihina oleh orang lain, sekali pun itu adalah besannya sendiri.

Hati Nyimas terasa sakit bagai ditusuk oleh ribuan anak panah. Di depan mata, Naila tega menghina Arumi hanya karena ia belum juga memberikan keturunan pada keluarga Adiguna.

Beberapa pengunjung serta tenaga medis yang berada di sekitar kejadian menoleh ke arah mereka. Suara teriakan Nyimas sukses menarik perhatian semua orang.

"Aku peringatkan padamu, jangan pernah menghina Arumi!" Nyimas menatap Naila penuh emosi. Matanya memerah karena menahan marah yang sebentar lagi akan meledak.

"Bagaimanapun, wanita ini adalah menantumu. Kamu patut menghargai dan menghormatinya. Meski Arumi belum bisa memberikan cucu padamu, kamu tidak pantas menghina dia."

"Perkara keturunan itu urusan Allah, kamu tidak pantas ikut campur. Lebih baik kamu mendo'akan Arumi agar segera diberikan momongan bukan malah menghina putriku di tempat umum," skak Nyimas. Khawatir tak mampu mengontrol emosi, Nyimas menarik lengan Arumi untuk pergi meninggalkan dua iblis dalam wujud wanita yang berdiri di hadapan mereka.

Saat Nyimas melewati Naila. Ia berkata, "Jangan terlalu sering menghina menantumu, siapa tahu di kemudian hari dia adalah orang yang akan menolongmu ketika dalam kesusahan."

Lalu, Nyimas berjalan menghampiri Kayla. "Untuk apa bangga jika kehamilanmu itu terjadi di luar ikatan pernikahan yang sah menurut agama!" Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Nyimas melengos tanpa melirik sedikit pun pada Naila dan Kayla yang berdiri mematung di tempat.

Kepergian Nyimas dan Arumi menyisakan dendam dan rasa sakit hati pada diri Kayla. "Baiklah, karena kalian sudah mengibarkan bendera perang maka bersiaplah untuk menerima serangan yang akan kuberikan. Kita lihat saja, siapa yang akan menjadi juara!"

Bersambung

.

.

.

1
Jingga
semoga berjodoh ya dokter ini dan bisa hamil ...smoga yg mandul adalah Mahesa 🤭
Jingga
pembalasan Allah itu jauh lebih menyakitkan daripada pemblsan manusia buat orng yg trzdolimi ....
Haerul Anwar
bangke lu Aldo awokwok
Jingga
bgus jg kalau dokter Rumi di itrahatkan bisa fokus nguntit suaminya ...lagi itu dokter Rayyan kenapa sih Thor bikin karakter emosional banget ngk mencerminkan seorang dokter 😮‍💨
Jingga
Kayla sudah salah jadi pelakor tpi TDK mau di salahkan malah dendam ..hatinya trbuat dari kotoran kalie ya??
Jingga
jangan " yg mandul itu mahes Kayla hamil sama pria lain ...trus mahes cerai dari Arumi ..Arumi nikah sama pria lain dan bisa hamil ...kan??bisa sprti itu y Thor ??🤭
Yuni Ngsih
persahabatan Arumi hebat sekali meskipun Arumi sebalk itu masih ada yg zholim ....ya...Thooor itu adalah fakta yg pernah di alamiku jg....ok Thor .....lanjut 👍👍👍💪💪💪
Yuni Ngsih
Thoooor kok aneh ada Dokyer cengo ky gtu...cape deh🙈🙈🙈
Yuni Ngsih
wooooooo Thor keren ,ceritra novelmu bgs sekali ....lanjut trs Thoooooor💪💪💪
Yuni Ngsih
wow....keren Rayyen cepet Arumi Lamar keburu Mahesa sembuh .....💪💪💪👍👍👍
Irlindawati
Luar biasa
Yosephine Simarmata
Loh...tadi rini dan arumi bukannya udh menyeruput kopi ya. Koq skrg kopinya br dianterin. Positif thinking nya nambah kopi lagi ya othor.../Grin/
wlysnpr
Luar biasa
wlysnpr
Lumayan
Yuni Ngsih
wow Arumi keren maju trs jangan takut sm manusia ok.....Thor....mksh Novelnya...👍👍👍
Ruzita Ismail
Luar biasa
aca
manusia biadap pantas mati manusia bejat apalagi lena pelakor g tau diri
aca
kalian emang pantes di gituin manusia tak punya adab
Gina Savitri
Hati2 nangis nanti valerie, hati pak dosen dingin nggak bisa di miliki, karna diam2 ada naura di hatinya 😁
Gina Savitri
Lagian ada2 aja lena, kenapa nggak minta foto rayyan sekeluarga biar jadi kenangan daripada minta bertemu triplet 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!