Visual Cast bisa cek Tiktok @rn_story94
Sequel dari Takdir cinta Ayyura_Aydeen ...
Sebuah takdir yang gak bisa di ubah dan selalu sesuai dengan ketentuan porsinya.
Zayn sudah menikah dengan Assyifa selama 3 tahun tapi belum dikarunia seorang anak, malah harus terjerat dengan seorang gadis cantik yang berbeda kepercayaan dan keyakinan dengannya. Dia harus menikahi perempuan lain yakni adalah mahasiswinya sendiri, hanya karena sebuah kesalahan yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya.
Sedangkan sang adik sendiri Zayna seorang Dokter muda cantik, harus dijodohkan dengan pria yang tidak pernah ia inginkan dan impikan sebelumnya. Pria itu adalah Zidan, pria yang selalu bertemu dengan bahaya diluar sana, dan selalu bertemu dengan Zayna bolak balik di UGD.
Makanya Zayna menolak keras untuk di nikahkan dengannya ..
Yang penasaran kisahnya silahkan mampir readers ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raline_Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mahasiswa Pindahan
"Nak, Kamu sudah kami rekomendasikan untuk menjadi Dokter tetap di Bangsal VVIP". sela Alana yang baru saja masuk kedalam ruangan suaminya.
"Tapi Professor, Saya Dokter baru disini". Elaknya.
"Kita sedang tidak lagi bekerja Zayna". tegur Mike.
"Tapi kita masih dirumah sakit". jawab Zayna pelan.
"Kamu bebas memanggil Kami dengan sebutan Professor saat ada orang lain, ingat hanya saat ada orang lain Zayna. Tapi tidak dengan saat sendirian". tegas Mike dengan sedikit penekanan.
"Hmm, tapi Zayna ingin membangun pengalaman lebih banyak dulu Uncle. Kalau Zayna langsung di tempatkan di Bangsal VVIP. Tentu membuat semua orang semakin curiga, bahwa Aku bekerja disini melalui koneksi. Zayna tidak mau itu terjadi Anty, Aku ingin membungkam mulut orang-orang yang terus meremehkan dan meng judge kemampuanku".
"Aku yakin Aku bisa .. Aku yakin Aku mampu .. So Uncle dan Anty gak perlu khawatir dengan posisiku selama di IGD, Aku akan membuktikan pada semua orang bahwa Aku adalah Dokter yang berbakat bukan hanya Dokter yang menjual kecantikan saja". jelas Zayna panjang lebar dengan nada yang tegas.
Alana dan Mike tersenyum, sifat Zayna ini sama persis dengan sifatnya Ayyura berani dan dewasa.
"Hmm, Kamu memang Dokter yang cantik dan juga Cerdas nak. Jadi yang mengatakan Kamu hanya menjual kecantikan, dia pasti sangat iri dengan semua kemampuan yang Kamu miliki". balas Alana.
"Begini saja Zayna, bagaimana kalau Kamu tetap jadi Dokter di IGD, tapi jika pasien tersebut ingin dirawat dikamar VVIP. Tetap Kamu yang menjadi Dokternya, bagaimana setuju"? tawar Mike akhirnya.
Zayna menghela nafasnya, Mike dan Alana selalu bisa membuatnya terjebak diantara pilihan yang akhirnya dia memilih pilihan itu sendiri.
"Kami ingin Kamu banyak belajar dan bergaul dengan Dokter hebat dari bangsal naratama nak. Bukan semata-mata ingin mengistimewakanmu". jelas Alana kembali takut Zayna salah paham.
"Terimakasih banyak Anty Alana, Uncle Mike".
"Kalian sangat baik sama Zayna, mommy dan daddy pasti tidak akan khawatir lagi melepas Zayna untuk bekerja di rumah sakit kalian ini". ungkap Zayna.
"Sama-sama nak, kami juga sudah menganggap Kamu seperti putri kami sendiri". ujar Alana kembali.
"Sekarang, tolong periksa pasien kamar rawat VVIP no 5 Zayna. Kamu belum memeriksanya sejak pagi". titah Mike sembari tersenyum hangat.
"Hm, baiklah uncle. Kalau begitu Zayna pamit dulu". izin Zayna, kemudian menundukan kepalanya sedikit lalu keluar dari ruangan itu dengan hati yang gelisah.
"Aku akan bertemu dengan pria arrogant itu lagi". gerutu Zayna kesal, sembari menekan lift karyawan.
Zayna pun berusaha menampilkan wajah yang setenang mungkin, dia tidak ingin terlihat lemah didepan Zidan. Cukup pagi tadi dia menuduh dan meng judge Zayna dengan tuduhan tidak beralasan.
Tok .. tok ..
"Permisi tuan Zidan, maaf mengganggu".
"Saya datang untuk memeriksa kondisi anda". ucapnya dengan nada serendah mungkin.
Zidan yang baru saja ingin memejamkan matanya, membuatnya terpaksa untuk membuka kembali matanya dengan rasa ogah-ogahan.
"Hmm". Zidan hanya berdehem singkat.
Zayna memutar bola matanya malas, jujur dia tidak mood sekali untuk berdebat dengan pria ini.
Dengan perlahan, Zayna mendekat lalu memeriksa keadaan Zidan dengan telaten. Dari mengecek suhu tubuh, detak jantung, dan bagian perut yang masih terbungkus rapi dengan berapa perban disana.
"Semuanya baik dan normal, kalau kondisi Kamu seperti ini terus sampai besok pagi, anda boleh pulang besok siang tuan Zidan". ucap Zayna lembut.
Zidan tidak menjawab, namun sesekali tatapannya fokus pada wajah cantik Zayna yang terlihat lelah.
"Apa dia terlalu bekerja keras hari ini, kelihatannya dia sedang tidak enak badan". Batin Zidan yang sejak tadi curi-curi pandang dengan Zayna.
"Ada yang ingin anda tanyakan tuan Zidan"?
Zidan malas sekali menjawabnya, dia takut salah ngomong lagi seperti pagi tadi. Jadi dia hanya menjawab dengan gelengan pelan saja.
"Hmm, baiklah. Kalau begitu saya izin keluar dulu". pamit Zayna, lalu melangkah lebar meninggalkan ruangan yang membuatnya terasa canggung itu.
"Ada apa denganku? kenapa Aku merasa gugup setiap berdekatan dengan gadis itu". gumam Zidan.
*
*
*
Hari ini Zayn juga terlihat begitu lelah, karena di had pertamanya menjadi Dosen dikampus ini banyak sekali pekerjaan yang harus ia selesaikan.
Sebab Zayn adalah seorang Dosen pengganti yang di rekomendasikan secara langsung oleh Dekan. Dengan langkah gontai Zayn membawa tasnya serta berapa buku pelajaran yang ada ditangannya.
Saat di parkiran, Zayn cukup kewalahan dengan barang-barang yang ada di.kedua tangannya. Sampai akhirnya didepan pintu mobilnya, pria itu tersentak saat melihat kebawah lantai, semua buku yang ada ditangannya sudah jatuh berserakan.
Brugghh ..
"Sorry Sir .. I did'nt mean to". ucap gadis berambut panjang yang baru saja menabrak Zayn barusan.
Zayn mendongak, lalu kedua mata mereka bertemu. Melihat tatapan Zayn yang begitu dingin, gadis itu langsung menunduk ketakutan. Zayn merasa ada getaran aneh didalam hatinya saat mata mereka bertemu tadi, ada apa dengan dirinya?
Sementara gadis yang berwajah kebule-bulean itu langsung cepat-cepat memungut buku-buku yang sudah jatuh dilantai parkiran tersebut.
"Sekali lagi Saya minta maaf tuan". ucapnya lagi setelah membereskan buku-bukunya Zayn.
Zayn tidak menjawab, dan juga tidak merespon apa yang diucapkan oleh gadis bermata hazel itu.
"Ini bukunya tuan, mohon maaf atas kecerobohan yang saya perbuat. Kalau begitu saya permisi, tuan". sekali lagi gadis yang sudah menabrak Zayn itu kembali bertutur dengan begitu lembut dan juga sangat sopan, layaknya wanita yang beradab.
Sementara Zayn hanya terpaku diam, sibuk dengan pemikirannya sendiri. Sampai akhirnya gadis itu sudah berlalu dari hadapannya, barulah Zayn sadar dengan dirinya. Dia mencoba mengingat-ingat suatu dalam otak kecilnya, sepertinya dia pernah melihat gadis itu sebelumnya tapi dimana pikirnya.
"Matanya seperti milik seseorang yang ku kenal"?
Saat Zayn ingin memasukan barangnya kedalam mobilnya, dia melihat ada name tag seseorang tepatnya dibawah sepatunya. Dengan pelan Zayn mengambil name tag tersebut, lalu melihat foto serta nama yang tertera disana.
"Agatha Carolina Eudora".
"Nama yang indah". puji Zayn tidak sadar, yang juga menyebut nama yang tertera di name tag tersebut.
Zayn menyipitkan matanya, lalu membaca kembali data yang ada dibalik kartu pengenal gadis tadi.
"Mahasiswa pindahan? Switzerland? Apa dia WNA? Tapi dia bisa berbahasa Indonesia lancar? Apa dia asli orang Indonesia yang tinggal di Switzerland"? Zayn secara tidak sadar mulai bertanya-tanya tentang gadis yang baru saja ia temui itu.
"Zayn sadarlah .. kenapa juga Aku tiba-tiba menjadi manusia kepo seperti ini". gerutu Zayn kesal lalu membawa name tag tersebut kedalam mobilnya.
"Besok saja Aku kembalikan". batinnya kemudian.
semoga Zayna bisa melewatinya.