Keisha Anastasia Raharjo, dia tidak pernah mengira bahwa di tempat kerjanya yang baru harus terlibat dengan bocah kecil berusia 5 tahun dan ayahnya.
" Hi Mommy! Mommy tantik, jadi mommy Ale ja ya? talau jadi mommy Ale, Mommy nda halus dimalahin Daddy."
" Maaf sayang, Kakak nggak bisa jadi mommy nya Ale."
Bukan hanya sekali itu saja Aleika meminta Keisha untuk jadi ibunya. Bahkan Ale secara terang-terangan meminta kepada sang daddy untuk menjadikan Keisha ibunya.
Entah bagaimana Keisha bisa membuat hati Ale terpaut begitu.
" Kamu sengaja ya deketin anakku biar bisa menarik perhatianku," ucap daddy nya Ale.
" T-tidak Pak, saya tidak pernah punya tujuan demikian."
Keisha yang mencari kerja ditempat lain untuk bisa lepas dari hal-hal demikian, kali ini malah dia terlibat sesuatu yang lebih mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hi Mom! 23
" Sial sial sial, dia sama sekali nggak ngubungin aku balik. Arghhh!!!"
Hingga hari berlalu, tidak ada satu pun chat dari Gael yang masuk ke ponselnya. Padahal dia sangat menunggu balasan pesannya itu.
Ayu juga mencoba kembali mengirim pesan dan menghubungi Gael, tapi tetap saja hanya hening. Semua tidak sesuai yang Ayu harapkan.
Ceklaak
" Napa, kusem banget mukanya?"
" Diam kau Bram, bukannya bantu tapi malah ngoceh bikin aku tambah pusing!"
Ayu sangat kesal rasanya, Bram benar-benar hanya seperti beban baginya. Pergi ketika pagi dan pulang saat malam begini. Ya, saat malam begini Bram baru kembali, tapi apa yang dilakukannya di luar sama sekali tidak diketahui oleh Ayu.
" Kau ini repot bener sih Yu. Kamu tahu rumahnya, kamu tahu dimana letak perusahaannya, ya tinggal datengin aja. Sekalian mastiin, dia masih ada rasa nggak sama kamu. Kamu kesel karena dia sama sekali nggak bales chat kamu kan? Mungkin aja dianya lagi mikir, kamu serius balik lagi ngubungin dia atau cuma main-main."
Wajah Ayu yang tadi penuh rasa kesal kini berubah menjadi lebih cerah. Ia mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Bram, dan memang semua itu cukup masuk akal.
Wanita itu lalu tersenyum simpul, agaknya dia memiliki sebuah ide. Ide itu tidak lain dan tidak bukan menemui Gael di kediamannya.
" Jangan cuma pria itu yang kau pikirkan Yu, tapi anak mu juga. Kamu nggak lupa kan kalau kamu punya anak dengan pria itu. Nah coba kamu ambil hati anak mu, aku yakin dia sama bapaknya deket jadi siapa tau kalau kamu bisa deket sama anakmu lagi, bapaknya pun juga bisa balik lagi sama kamu. Sekarang ini poin utama adalah anakmu Yu. Meskipun mantan suamimu masih ada rasa sama kamu, tapi kalau anak mu nggak, dia bakalan jadi penghalang besar buatmu."
Bram sangat serius dalam mengatakan itu. Tentu saja Bram bisa berpikir demikian, anak Ayu kemungkinan besar tidak akan mengenali ibunya. Bayi 6 bulan, mana ingat dia sama wajah ibunya apalagi Bram tahu betul Ayu sama sekali tidak punya bonding terhadap anaknya.
Di sini, anak dari Ayu dan Gael menjadi pokok bahasan utama. Semua bisa mudah dengan anak itu dan semua bisa sulit dengan anak itu juga.
Ayu sama sekali tidak berpikir seperti itu. Dalam kepala wanita itu hanya Gael, Gael dan Gael. Dia lupa bahwa Ale merupakan hal paling penting di sini.
Benar yang dikatakan Bram bahwa Ale adalah segalanya. Ale bisa menjadi peluang tapi juga bisa menjadi penghalang.
Sungguh tidak punya hati sekali bukan? Ayu, dia seorang ibu yang mengandung dan melahirkan Ale, tapi mungin Tuhan telah mencabut nikmat rasa kasih sayang dan cinta di hatinya untuk sang buah hati. Sehingga dia pun sama sekali tidak punya rasa rindu terhadap anaknya itu.
Dan sekarang, dia kembali. Bukan kembali untuk melihat putrinya tapi kembali untuk mengambil hati mantan suaminya yang sudah dia tinggalkan dulu.
Lebih buruknya, Ayu berencana menggunakan anaknya sendiri sebagai alat. Ayu akan menggunakan Ale untuk kembali meyakinkan Gael agar kembali padanya lagi.
" Kau cerdas Bram, dari dulu otakmu memang encer. Oke, aku besok bakal nyari hadiah dulu buat anak itu. Keluar modal dikit nggak masalah kan?"
" Braaam. Gitu dong, mikirin gitu aja kek berasa otak dah mau meledak aja. Nah sekarang, pesenin makanan enak lah, laper nih. Gini-gini seharian aku udah muter-muter nyari job buat kamu. Aku lagi nyoba buat nge-loby klien klien kita yang dulu. Aku juga ngasih porto folio punya mu. Ya semoga aja kita dapet lah."
Ayu tersenyum begitu lebar. Ia pikir Bram sama sekali tidak melakukan apapun, dia sudah berprasangka buruk lebih dulu terhadap partnernya yang sudah lama bersamanya itu.
" Oke, karena kamu udah ngasih ide cemerlang, ayo sekarang kita makan enak."
Hari berikutnya Ayu benar-benar berburu berbagai macam hadiah untuk anak perempuan. Dari boneka lucu berwarna merah muda hingga jepit rambut, bando dan baju princess berwarna senada.
Dalam kepala Ayu, yang namanya anak perempuan pasti menyukai semua hal yang berbau manis dan merah muda. Maka dari itu dia membelikan itu semua untuk Ale.
" Kayaknya udah cukup. Nah sekarang tinggal ke rumah Gael."
Dengan langkah pasti, Ayu pergi ke umah Gael. Dia sungguh yakin bahwa apa yanh dilakukannya ini akan berhasil. Ia yakin bahwa Ale akan menyambutnya dengan tangan terbuka dan begitu hangat.
Hingga ia sampai ke rumah Gael yang dulu merupakan rumahnya juga, Ayu masih memiliki keyakinan itu. Namun yang namanya manusia memang sebaiknya tidak boleh memiliki harapan yang begitu tinggi, karena jika harapannya jatuh, rasanya akan sangat sakit.
Seperti yang saat ini dirasakan oleh Ayu sendiri. Saat dia sampai di rumah Gael, bertepatan sekali dengan Gael dan Ale yang sedang keluar dari rumah. Ia berpikir mereka sedang menyambutnya tapi ternyata tidak.
" Hao Gael, kamu masih ingat aku kan. Dan ini pasti Ale ya, halo cantik anaknya Mommy cantik sekali sih."
" Daddy, ini ibu itu ya. Ehmm maaf ya Ibu, tapi sebelumnya telimatasih talena uda bilang Ale tantik. Tapi Ibu, Ibu butan Mommy Ale. Mommy Ale yang setalang adalah Mommy Sha. Maaf ya, Ibu memang ibu, tapi Ibu Ayu cuma ibu aja. Dan Maaf juga, Ale setalang halus pelgi. Daddy, ayok."
" Oke,ayo kita pergi sayang."
Ceklek
Klak
Bruuummm
Mobil yang dikendarai Gael dan Ale melaju pergi, meninggalkan Ayu yang berdiri terpaku. Ale, anak perempuan itu jelas sekali menolak keberadaannya. Sedangkan Gael, dia sama sekali tidak melihat ke arahnya. Hal ini membuat Ayu begitu marah.
" Sialan brengsek! Mereka mengabaikan aku. Mereka bersikap tak acuh! Arghhhh!"
TBC
Note:
Terimakasih untuk dukungan teman-teman semua. Hanya saja saya ingin meminta tolong, bagi Author yang ingin promo karya silakan di karya yang sudah End ya. Sesama Author kita pasti tahu kalau membaca satu bab lalu berhenti, kemudian baca babnya melompat pasti akan merusak retensi. Dan itu berakibat pada reward.
Bukannya saya pelit atau sombong, bukan. Saya hanya berharap kita bisa saling mengerti saja 🙏. Maaf jika ucapan saya menyinggung. Dan terimakasih menganggap karya saya bagus sehingga teman-teman mempromosikan karya di sini.
Salam hormat dari saya, IAS.
Dengan Pak Gael menolongmu, pasti dirimu pun secara otomatis setuju dengan ide yang di cetus Pak Gael. Soal berpura2 ada hubungan jika ada si Yuyu
author bener bener canggih deh...😄
Daddy Gael dan Ale datang tepat waktu 😂
nah tuh lihat Fiery, sainganmu sangat berat jadi mundur aja