NovelToon NovelToon
Rawon Kesukaan Mas Kai

Rawon Kesukaan Mas Kai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Beda Usia / Keluarga / Karir / Cinta Murni / Angst
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Bastiankers

Shana dan Kaivan, pasutri yang baru saja menikah lima bulan lalu. Sikap Kaivan yang terlalu perfeksionis kadang menyulitkan Shana yang serba nanti-nanti. Perbedaan sikap keduanya kadang menimbulkan konflik. Shana kadang berpikir untuk mengakhiri semuanya. Permasalahan di pekerjaan Kaivan, membuatnya selalu pulang di rumah dengan amarah, meluapkan segalanya pada Shana. Meski begitu, Kaivan sangat mencintai Shana, dia tidak akan membiarkan Shana pergi dari hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bastiankers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 30

“Saya peringatkan kepada kalian berdua. Kalau masih mau kerja di sini, tutup mulut kalian! Jangan bocorkan hal ini pada siapapun!”

Suara Om Vito terdengar nyaring dari dalam ruang office. Dia tidak maju dari posisinya, pun tidak mengambil beberapa langkah untuk segera meninggalkan tempat itu. Dia masih berdiri di sana. Menatap tajam pada Nana dan Lila. Dia akan memastikan bahwa kedua perempuan itu tidak akan membocorkan kejadian yang baru saja dia lakukan.

Namun, langkah kaki jenjang yang ditutupi Stiletto kuning menarik perhatiannya. Dengan degup jantung tak karuan, pandangan Om Vito terus naik. Dari kaki yang dia hafal betul, sampai pada tubuh dan wajah penuh amarah yang sekarang jelas dia lihat. 

Di samping Nana dan Lila, ada seorang wanita yang dia kira wanita itu tidak akan datang ke sini. Ternyata, tidak.

Sekarang, wanita yang dia bohongi bertahun-tahun itu ada di hadapannya. Menatapnya nyalang seperti ingin menerkam mangsa. Om Vito tergagap. Dia membuka mulut hendak menyuarakan kebohongannya. Namun, suaranya tertahan tatkala suara Shana terdengar lirih. “Ibu …”

Sebuah cairan menggenang di pelupuk mata Tante Mona. Kejadian yang dia lihat ini sama persis dengan apa yang dia lihat saat Shana masih berumur 15 tahun. 

Sore itu, di saat Tante Mona tengah duduk di ruang kerjanya. Dia benar-benar tidak menyadari ada beberapa panggilan tak terjawab di ponselnya. Yang di mana … semua panggilan itu dari nomor Kaivan. Anak muda yang bekerja di outletnya.

Tante Mona hanya menatap ponselnya lama. Menimbang-nimbang apakah harus menelpon balik pada anak muda itu atau justru mengalihkan perhatiannya pada berkas-berkas di tangannya. 

Baru saja ponsel itu dia telungkupkan di atas meja, ponsel itu kembali berdering. Tante Mona segera meraihnya. Nomor yang sama. Tertera jelas di sana ada nama Kaivan. Setelah menggeser panel hijau, “Halo? Ada apa, Kai?”

“Ibu, tau nggak di mana Shana? Saya mau kembalikan uang yang kemarin saya pinjam buat isi pulsa.”

“Lho? Memangnya di rumah nggak ada? Biasanya jam segini dia udah sampe rumah.”

“Sudah, Bu. Kata Bi Inah, Shana belum pulang ke rumah.”

“Outlet? Mungkin dia di outlet?”

“Saya juga sudah nanya sama yang lain. Tapi, hampir semua bilang nggak lihat Shana.”

Perbincangan singkat itu harus berakhir dengan rasa khawatir. Tante Mona segera mengemas barang-barangnya dan menaiki taksi segera meluncur ke arah outlet. 

Sepanjang perjalanan, meski suara radio terdengar sayup-sayup untuk menyamarkan kebisingan di kepalanya. Tante Mona masih gelisah. Dia beberapa kali mencoba menghubungi Om Vito, namun sama sekali tidak diangkat. Tante Mona mencoba untuk tetap tenang. Namun, tetap saja tidak bisa. Baru kali ini Shana tidak pulang ke rumah meski waktu sudah beranjak sore. “Pak, cepat!”

Entah mengapa, pikiran dan firasat Tante Mona mengarah pada outlet. Pada outlet bunga yang dia bangun semasa belum menikah dengan Om Vito. Entah mengapa, suasana atmosfer membawanya ke sana.

Langkahnya terus terayun dengan tergesa. Ketukan stilettonya berhasil membawa beberapa tatapan dari para pekerja di sana. Mereka semua menyapa dan mengangguk sopan saat melihat kehadirannya. Ingin sekali dia bertanya pada semua yang ada di sana, namun langkahnya terus berjalan. 

Seperti ada magnet yang menariknya untuk cepat-cepat berjalan. Dan langkahnya terhenti. Tepat di depan sebuah pintu dekat pantry. Ada suara-suara bersahutan dan bising di sana. Yang membuat tangan Tante Mona segera memutar gagang pintu.

Keningnya mengernyit, saat melihat di sana ada Om Vito yang berhadapan dengan Kaivan. Dan di balik tubuh Kaivan ada Shana yang terperenyak di lantai. 

Langkah kaki Tante Mona perlahan memasuki ruangan berukuran 4 meter itu. Tatapnya memutari kedua orang yang menatapnya dengan tatapan berbeda. Om Vito tampak bersitegang dan sesekali melirik Kaivan. Sedang, Kaivan menatap sendu pada Tante Mona. 

Mulut Kaivan terbuka hendak bersuara. Namun, Om Vito lebih dulu menuduhnya, “Mah, anak ini harus kamu keluarkan. Dia—”

“Ibu …”

Pandangan Tante Mona tidak tertuju lagi pada keduanya. Dia segera menghampiri Shana yang belum bangkit. Masih terperenyak di lantai. “Ya ampun, Shana. Kenapa bisa jadi begini?”gumamnya setelah menyeka rambut Shana yang menutupi sebagian wajahnya. Jantungnya hampir copot saat melihat memar-memar di wajah Shana.

Wajahnya mendongak pada Om Vito. “Mas?! Apa yang sebenarnya terjadi?!”pekiknya. Tante Mona kembali melihat Shana yang dia baringkan kepalanya di paha. Mulut Shana terbuka hendak berbicara, namun Om Vito kembali bersuara.

“Kaivan telah melecehkannya!”

Kaivan menggeleng dengan mata membulat. Dia segera menatap sendu pada Tante Mona. Bahkan, Kaivan segera berjongkok agar bisa melihat wajah Tante Mona. “Tante … enggak. Saya nggak melakukan hal itu. Saya datang ke sini setelah—”

“Halah! Anak miskin kayak kamu mana mau ngaku?!”

“Demi Tuhan, Tante! Saya nggak melakukan apa yang disebut Om Vito!” Kaivan terus membela diri meski sesekali Om Vito menyahut untuk menyudutkannya. 

Hal itu membuat Tante Mona kebingungan. Namun, jelas, dia tidak mungkin tidak percaya pada suaminya. Jadi, “Keluar kamu dari sini! Saya pecat kamu!”hardiknya pada Kaivan. 

Mata Kaivan berkaca-kaca. Entah apa yang tengah dipikirnya sekarang. Selama beberapa saat, dia biarkan air matanya jatuh. Setelahnya, dia bangkit dari posisinya. Berjalan perlahan keluar dari ruangan itu. Tangannya mengepal di sudut-sudut celananya. Dia melangkah keluar. Dengan perasaan kesal, karena tidak tahu dengan apa yang terjadi.

Sedangkan, Shana, hari itu hanya menangis tanpa suara. Dia diam tanpa memberitahu apa yang sebenarnya terjadi. Setelah melihat sikap yang diambil ibunya, Shana menjadi yakin bahwa ibunya hanya mendengarkan suara Om Vito. Tanpa harus menanyakan semuanya pada Shana. 

Potongan kejadian yang berlalu itu seakan menampar Tante Mona. Menyadarkannya atas apa yang sudah berlalu. Langkahnya terhenti. Dia membuka satu Stiletto nya. Langkahnya menuju lagi pada Om Vito yang bersuara. “Mah … ini nggak seperti yang kamu bayangkan. Shana tadi—”

Bugh!

Darah mengalir segar dari kening Om Vito. Lelaki itu tampak kaget dengan apa yang terjadi. Dia tertegun sembari memegangi keningnya. Terasa nyeri di sana. 

“Nana, sudah kamu hubungi polisi?”tanya Tante Mona tanpa menoleh. Matanya masih tertuju pada Om Vito.

“Sudah, Bu.”

“Bagus.” Tante Mona tersenyum licik. Lalu, mendekati Om Vito. Ujung Stiletto yang menjejak darah dia letakkan di dagu Om Vito. “Jangan pernah kamu coba-coba untuk sentuh anak saya lagi,”ucapnya sambil menepuk-nepuk pipi Om Vito dengan pelan.

Tante Mona bangkit dari hadapan Om Vito setelah mendengar sirine polisi. Langkahnya menuju Shana yang masih tergeletak tak berdaya. “Kamu tenang, ya, Shana. Lila sudah menghubungi ambulance. Kamu harus bertahan,”ucapnya. Sudut matanya menangkap sosok Om Vito yang sudah diringkus polisi.

Suara Shana bergetar. Wajahnya pucat pasi saat menatap sendu pada ibunya. “Bu … sakit …” Shana memegangi perutnya. 

Tante Mona terkesiap. Dia tidak menyadari suatu cairan berwarna merah. Yang dia usap dari balik paha Shana. Cairan agak lengket itu membuat Tante Mona panik. 

“Lendir darah?!”

1
kanaikocho
Alur yang brilian
Bastiankers
terima kasih sudah berkunjung
Kiran Kiran
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!