NovelToon NovelToon
Luka Marsya

Luka Marsya

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Beda Usia / Keluarga / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Trauma masa lalu
Popularitas:466
Nilai: 5
Nama Author: Rainy_day

"kamu beneran sayang kan sama Kakak?"
"Iya kak" jawab Marsya
"Kalo gitu buktikan"
"Hah, gimana caranya?" Tanya Marsya kebingungan, bukankah selama ini Marsya sudah menunjukan rasa sayangnya itu padanya dari sikap, dan perhatiannya, apalagi yang kurang dari itu semua?
"Ayo kita lakukan itu" jawabnya sambil mengusap lembut pipi Marsya.
"Lakukan apa?" Tanya Marsya tidak mengerti dengan arah pembicaraan tunangannya itu.
"Berci*ta dengan Kakak."
"B-berci*ta? A-apa aku harus ngebuktiin dengan cara seperti itu?"
Tanya Marsya tergagap karena gugup dan sedikit takut mendengar pernyataan tunangannya.
"Ya, untuk membuktikan kalau kamu benar-benar sayang sama Kakak, kamu harus membuktikannya dengan cara memberikan apa yang selama ini kamu jaga"
Ucapnya merayu seraya terus mengelus pipi Marsya.
"T-tapi apa harus seperti itu? A-aku masih sekolah kalau kamu lupa, lagipula aku cuma mau ngasih itu ke suami aku nanti"
"Marsya sayang, jangan lupa, Kakak ini tunangan kamu, sekarang atau nanti sama saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rainy_day, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pendakian dan Air terjun

Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, tidak sampai puncak karena puncak di jalur yang di pegang oleh Abah Lasmana merupakan hutan larangan yang tidak boleh di masuki oleh sembarang orang, kabarnya di hutan larangan itu pula terdapat pesawat jatuh yang puing-puingnya hanya sebagian saja yang ketemu, itupun tim SAR mencarinya tidak melalui jalur Abah Lasmana, jadi tidak melewati hutan larangan.

Di tempat itu mereka melihat ada sebuah makam, Abah Lasmana dan Meida mulai berdoa di makam itu, diikuti oleh Papa Erwin, Mama Wulan, Albiru, dan Arkana, sedangkan Marsya, Oriza, Liam, dan Kalingga tetap berada di luar makam dan mendudukkan dirinya di rerumputan.

Setelah berdoa, mereka lalu membersihkan makam itu, mencabuti rumput liar, dan menyapu daun-daun kering yang berserakan di sekitar makam.

Setelah selesai dengan urusannya, Abah Lasmana mengajaknya turun ke jalur lain, katanya disana terdapat sebuah air terjun yang indah. Marsya mengikuti saja dengan tenang, meskipun melewati jalur yang cukup terjal, lebih terjal dari jalur naik tadi tetapi karena banyak pepohonan jadi Marsya bisa menggenggamnya jika ia terpeleset.

"Nah ini udah sampai, kalau ada yang mau mandi boleh" ucap Abah Lasmana yang di sambut riang oleh Albiru.

Papa Erwin, dan Arkana dkk langsung menanggalkan pakaian mereka menyisakan celana pendek saja untuk bermain di kolam air terjun. Marsya mengalihkan pandangannya merasa malu sendiri melihat mereka yang hanya memakai celana pendek, memang sebelumnya mereka juga bermain di air terjun dengan hanya menggunakan celana pendek saja, tetapi Marsya tetap tidak terbiasa melihatnya apalagi melihat tubuh Liam yang menggoda, ya sebenarnya kemarin pun Marsya sudah melihat perut sixpack Liam, tetapi tidak terlalu memperhatikannya, baru tadi saat di kamar mandi Abah Lasmana, Marsya benar-benar melihat dan memperhatikan tubuh Liam yang menggoda itu.

"Mah, kakak, adek, sini main air" ucap Papa Erwin memanggil istri dan anak-anaknya untuk bergabung.

"Malu atuh pah" ucap Mama Wulan karena memang tidak ada yang membawa baju ganti diantara mereka.

"Yaudah nanti aja atuh gantian, kalo cowok-cowok udah selesai baru para cewek yang mandi, yang cowok-cowok jangan lama-lama main air nya ya" ucap Abah Lasmana.

"Siap bahh" ucap mereka serempak.

Marsya hanya berjongkok saja membelakangi air terjun, sedangkan Mama Wulan dan Oriza berdiri membelakangi air terjun sambil mengobrol dengan Abah Lasmana.

Setelah hampir satu jam lebih akhirnya para cowok selesai, dan sekarang giliran para cewek untuk bermain air di air terjun, Mama Wulan menanggalkan bajunya dan memakai sarung yang dipakai menyerupai kemben, begitu pula dengan Oriza, dan Meida, mereka mendapatkan sarung dari Abah Lasmana.

"Ayok cepet ikutan turun kak, enak loh seger" ucap Papa Erwin yang sudah berpakaian lengkap.

"Engga deh, Marsya cuci muka aja itu di pancuran" ucap Marsya lalu menuju pancuran dan membasuh wajahnya. Dilihatnya mama Wulan, Oriza, dan Meida bermain air, sedangkan Marsya hanya memandanginya saja, Marsya merasa risih jika harus mandi di alam terbuka dengan hanya memakai kemben dari sarung saja, terlebih ada banyak banyak laki-laki disitu.

"Kenapa ga turun?" Tanya Kalingga menghampiri Marsya yang hanya diam memandangi air terjun, sambil sesekali mengambil foto dengan ponselnya yang sudah ia ambil dari Papa Erwin.

"Engga ah, takut kambuh lagi alergi dinginnya" ucap Marsya, padahal bukan itu alasannya.

"Good girl, kamu disini aja" ucap Kalingga mengelus kepala Marsya.

Marsya hanya bisa mendengus saja di perlakukan seperti itu oleh Kalingga.

Setelah para cewek selesai bermain air, mereka pun kembali ke area makam, dan beristirahat lagi disana untuk makan siang karena waktu sudah memasuki jam makan siang.

"Habis makan istirahat dulu sebentar, baru turun ya" ucap Abah Lasmana.

"Iyaaa"

"Siap bah" ucap mereka hampir bersamaan sementara Marsya hanya diam saja fokus dengan makanannya.

"Fokus banget sih makannya" ucap Kalingga yang duduk di samping Marsya.

"Hmmm" Marsya hanya bergumam saja.

"Kenapa? Kamu kaya kurang nyaman" ucap Kalingga memperhatikan Marsya.

"Ya, sedikit" ucap Marsya masih terus fokus dengan makanannya.

"Kenapa?"

"Gatau juga" Marsya memang merasa tidak nyaman tapi entah karna apa.

Setelah selesai makan dan beristirahat, akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya untuk pulang, mereka sampai dirumah saat jam menunjukkan pukul 14.45.

"Hahhh capek" gumam Marsya, dia merebahkan dirinya di pojok ruangan rumah panggung Abah Lasmana disusul oleh Kalingga yang mendudukkan dirinya di samping Marsya, mereka sudah membersihkan diri dan berganti pakaian, karena pakaian mereka kotor.

'Kak Kalingga inii, kenapa ngikutin terus sih, coba yang ngikutin gua terus ini kak Naresh, hahh kangen bangetttt sama Kak Naresh' Marsya membatin.

Kalingga mengusap-ngusap lembut kepala Marsya sambil sesekali memainkan helaian rambutnya, hingga Marsya terlelap dalam tidurnya karena merasa nyaman dan mengantuk.

"Kak bangun, ayoo kita pulang" ucap Oriza membangunkan kakaknya yang sedang tertidur lelap.

"Hoaaammm, jam berapa nih?" Ucap Marsya menggeliatkan tubuhnya.

"Jam 5" ucap Oriza.

'Siapa yang pakein gua selimut ya? Perasaan tadi gua ga pake selimut' Batin Varsha sambil melipat selimut yang di pakainya, lalu bersiap-siap untuk pulang.

Papa Erwin, Mama Wulan, Oriza, Arkana dkk, dan Marsya berpamitan pada tuan rumah, setelahnya menaiki motornya masing-masing, dan seperti biasa Kalingga akan membantunya menaiki motor sportnya yang tinggi.

"Pegangan Sya" ucap Kalingga lalu meraih gas motornya.

"Hmm" Marsya hanya berdehem saja karena dia sudah sangat lelah.

*****

Setelah sampai di rumah, Marsya gegas masuk ke dalam kamar mandi, lalu membersihkan tubuhnya, meskipun sudah malam Marsya tetap mandi karena dirinya merasa tubuhnya tidak nyaman setelah beraktivitas seharian terlebih tadi dia tidak ikut mandi saat di air terjun.

"Ahhh segarnyaaaa" Marsya memakai kaos oversize hitam serta hotpants, dan membalut rambut panjangnya menggunakan handuk.

"Woi ngedip bro" ucap Albiru pada Liam dan Kalingga saat mereka berdua memperhatikan Marsya yang baru saja keluar dari kamar mandi. Marsya terkejut dan merasa sangat canggung, karena dia pikir Arkana dkk sudah pulang ternyata belum.

Marsya memasuki kamarnya, dilihatnya Oriza sedang tiduran di kasur milik mereka.

"Ri, mereka ngga pulang?" Tanya Marsya sambil mengeringkan rambutnya.

"Mereka siapa?" Ucap Oriza mengerjapkan matanya.

"Itu Arkana dkk"

"Ohh ngga, katanya mau pada nginep" jawab Oriza santai.

Marsya terperangah mendengarnya, dia bingung sendiri mereka akan tidur dimana sebab dirumahnya tidak ada kamar kosong.

"Gila, pada ngga sekolah apa?" Ucap Marsya.

"Ya gak tau kok tanya aku, tanya langsung aja ke orangnya" ucap Oriza membalikkan tubuhnya lalu memeluk guling.

"Kak, Kakak kenapa selama di rumah Abah Lasmana jadi pendiem?" Lanjutnya lagi dengan posisi masih membelakangi Marsya.

"Gapapa, males aja, gatau kenapa gua kayak ngga punya energy, jadi gua udah males duluan tiap mau ngapa-ngapain" ucap Marsya.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu kamar yang diketuk dari luar, Marsya bergegas membukakan pintu kamar. Dilihatnya Kalingga membawa satu kantong kresek berwarna putih.

"Apa apa Kak?"  Tanya Marsya.

"Martabak, biar bikin mood kamu bagus, di makan ya" ucapnya.

"Oh, wow, terimakasih" ucap Marsya sambil menerima bungkusan yang di berikan oleh Kalingga. Lalu Kalingga kembali meninggalkan kamar Marsya.

*Air terjun

1
miilieaa
nyicil segini yaa kak, nanti balek lagii/Drool/
Rainy_day: terimakasih ♥️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!