Shofiyah yang memiliki kekasih yang mapan dan baik akhirnya berjodoh dengan lelaki sederhana bernama Ahmad pilihan ayahnya, lika liku pernikahan yang dia alami menjadikan perjalanan rumah tangganya kian kuat dan bisa tetap langgeng hingga tua dan memliki 7 orang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbaikan
Setelah mertua dan om suamiku pulang, aku pun masuk kedapur melanjutkan pekerjaanku membersihkan bekas tempat makan siang para pekerja begitupun dengan perabotannya dengan mencuci semuanya secara langsung dan cepat.
Setelah itu aku masuk kamar mandi untuk buang hajat kecil dan membuat cemilan untuk menemaniku saat membuat laporan, sebelum aku memasuki ruang tamu untuk membuat laporan pertanggungjawaban karena aku harus setor berkas gaji perusahaan. Beserta rincian belanja dapur untuk konsumsi. Kubuka kembali laptopku untuk melanjutkan pekerjaan ku yang tertunda tanpa memperdulikan suamiku yang mengekor ku..
"Dek.. Aku simpan dimana ini barangku??'. Tanya suamiku dengan senyuman
Aku melihatnya.. "Tidur dikamar sebelah, karena kamar sebelah itu kamarku dengan anak-anak". Ucapku ketus
"Iya dek". Ucapnya sendu..
Aku tak memperdulikan nya.. Aku terus melanjutkan kerjaanku hingga selesai. Tak terasa waktu sudah hampir memasuki sholat ashar saat masuk kamar aku mendapatinya tidur dengan Ubaidillah dan Ammar.
Hatiku mencolos melihatnya. Ya Allah apa aku sangat jahat kepadanya sampai dia tidur sambil menangis begitu. Aku sangat jarang melihat lelaki yang menjadi suamiku ini menangis. Mungkin dia betul rindu dengan anaknya makanya tidur memeluk anaknya sambil menangis. Dia memang sepertinya menyesali apa yang dia lakukan padaku sampai aku pergi darinya.
Ya aku berharap dia tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kali karena aku tak akan memberinya kesempatan lagi. Aku tak mau lagi menjalani pernikahan toxic seperti itu lagi. Jadi aku memberinya kesempatan karena biar bagaimanapun dia ayah dari semua anak-anakku.
Sudah masuk waktu sholat.. Aku melihatnya bangun dengan mata sembab.." Eh ade sudah selesai kerjanya??". tanyanya dengan muka sembab
Aku memandangnya.. Dengan tatapan sulit diartikan
"Kenapa dek??". Dia memandangku sendu
"Tidak ada apa-apa kalau sudah sholat makan lah kalau bangun anak-anak. Kebetulan Umar juga sudah pulang dari sekolah karena dia memang ikut tahfidz hingga siang seperti ini".
"Iya dek makasih. Aku pergi sholat dulu". Ucapnya bergegas melaksanakan kewajibannya sebagai muslim
"Iya". ucapku dingin.
Dia pun pergi kemesjid sedangkan aku pun menunaikan sholat duhur dirumah.. Setelah selesai aku keluar ternyata sudah ada Abinya dan Umar di gendongannya.
"Ummi, Abi datang ummi rinduku sama abi". Ucap Umar dengan sangat senang.
"Ya Allah". Aku seperti tidak bernafas mendengar ucapan anakku. Seegois itukah aku memisahkannya dari Abinya..
Aku berusaha tersenyum.. "Ya udah sayang kita ganti baju dulu yuk setelah itu kita makan siang ok??".
"Iye ummi". ucap anakku sambil menggandengku
Aku melihat suamiku ternyata dia menangis..
Aku mendekatinya.. "Kak". Ucapku saat mendekatinya
Dia langsung memelukku sambil menangis. "Maafkan aku dek.. Maafkan aku, Aku salah, Maafkan aku!!".
"Jangan tinggalin aku lagi.. Aku tidak bisa tanpa kamu dan anak-anak.. Tolong maafkan aku!!.. Hikss.. Hikss..
"Ya Allah Ya Rabbi ampuni hambamu ini jika hamba sangat menyakiti lelaki yang menjadi imam ku ini. Maafkan hambamu".
Aku menepuk-nepuk belakangnya agar dia tenang karena sejak tadi bahunya terguncang hebat ..
"Iya sudah tidak apa-apa, aku sudah memaafkan kakak kok". Ucapku menenangkan
"Betulan dek??". Tanya dengan langsung menghapus airmatanya dengan kasar dan tersenyum.
"Iya". ucapku dengan senyum tipis
"Makasih.. Aku akan berubah aku tidak akan memperlakukanmu seperti itu lagi, kumohon maafkan aku, jangan pergi dariku!!". Harapnya dengan wajah memohon
"Iya.. Tapi kita akan tetap tinggal disini sampai kontrak ku habis nanti 4 bulan kedepan".
"Kontrak?? Tanya dirinya dengan wajah mengkerut
"Iya aku dikontrak 6 bulan di proyek ini karena sampai selesai pembangunan nya 6 bulan kedepan". Aku memberikan penjelasan
"Baiklah tapi aku akan naik ke Takalar kalau aku libur.. Boleh ga?? bertanya dengan memandangku
"Soalnya kalau rumah harus dibersihkan nanti berdebu dan rumah pasti kotor kalau di tinggal lama-lama".
"Iya boleh, pulanglah untuk kasih bersih rumah". Ucapku meninggalkannya
"Iya dek. Sekarang ayo makan!!"..
"Ummi ayo makan lapar meka!!". Ajak Umar yang telah berganti pakaian
'Iya kak". aku mengajak nya makan bersama seperti biasa kami lakukan dirumah..
Setelah makan aku membereskan bekas makan dia juga langsung membantuku mengangkat piring kotor dan menyuruh Umar ikut membantu.. Setelah itu dia merapikan bekas makan kami sedangkan aku cuci piring bekas makan kami..
Setelah cuci piring aku pun mengambil leptop ku untuk melanjutkan pekerjaan ku sebagai penulis novel. Aku bersyukur Novel ku ada perkembangan dan sudah menghasilkan..
"Ade kerja..??" Tanyanya begitu dia duduk disampingku
"Iya sedang menyicil bab novel". Ucapku tanpa mengalihkan pandangan pada leptopku
"Masih menulis novel??". Tanyanya dengan penasaran
"Iya aku masih menulis dan sudah menghasilkan alhamdulillah.. Nanti kalau kontrak ku sudah selesai, aku akan membeli tanah didepan rumah soalnya uangku belum cukup. Rencana aku akan membeli tanah depan rumah supaya rumah ada halaman dan bisa ditempati main anak-anak. Sapatau kita punya rejeki untuk bisa beli mobil nantinya". Amin...
"Alhamdulillah dek.. Oh iya gaji kakak masih cukup banyak karena setiap bulan kakak hanya mengambil 1 juta saja. Untuk makan dan perbaikan motor di ATM sekitar 5 jutaan lebih. Mau pegang lagi ga??
"Ini ATM nya ade pegang lagi aja. Kakak sudah ambil bagian kakak kok". suamiku memberikan ATM itu ketanganku
"Baiklah".. Aku mengambilnya dan menyimpannya di dompetku. Sekarang aku punya 4 ATM.. BNI, BRI, Mandiri dan BSI. Ya isinya dari gaji dan freelance serta Hasil menulis yang kulakukan.
Aku betul-betul bekerja keras disini karena ingin bisa menunjukkan bagaimana istrinya suamiku ini sebenarnya dalam mencari uang jika aku serius..
Aku bersyukur selama disini anak-anak tidak pernah rewel dan banyak meminta mungkin mereka tau jika umminya sedang bekerja.. Makanya mereka adem-adem saja. Aku memasukkan Ammar ke kelas belajar yang dekat disini. Aku memiliki motor bekas yang diberikan oleh bosku sebagai transfortasi jika mau bepergian.
Aku juga yang merekomendasikan Arman saudara kembar suamiku untuk bekerja disini makanya mereka tau aku ada disini. Dialah yang menjaga anak-anak kalau aku pergi belanja kepasar.. Aku bersyukur dia ada disini sekalian membantunya dalam mencari nafkah untuk anak dan istrinya.. Membantu saudara walau ipar dia sangat baik. Aku sangat menghormati dan menyanyangi istrinya seperti saudara sendiri.
Adikku sendiri si Rosyid akan menikah resmi nantinya akhir tahun ini. Sedangkan adik ku Si Nazwa juga sudah memiliki 2 anak lelaki yang paling kecil seumuran Ubaidillah beda sebulan. Sedangkan Ukasyah sudah masuk TK besar tahun ini. Dia juga sudah memiliki rumah tinggal sederhana.
Ditempat suaminya disana. Kami sudah berkembang dengan kehidupan berbeda. Hanya tinggal si Rosyid yang hidupnya belum pasti dan sebentar lagi kakak juga akan pulang kesini karena covid juga sudah selesai.. Kami akan menyiapkan kamar jika sudah membeli tanah didepan rumah aku akan menambah 3 kamar lagi jika sudah membelinya.
Aku akan meminta suamiku mengurusnya. Aku memiliki tabungan 35 juta sekarang mungkin itu cukup. Karena gajiku sebulan 6 juta aku hanya memakai sejuta untuk biaya anak-anak dan keperluan rumah karena makan dan yang lainnya sudah tersedia dari anggaran belanja konsumsi karyawan..
Aku memang diperkenankan untuk mengambil lebih budget jika berlebih walau begitu aku sebisa menghidangkan makanan enak bagi mereka sesuai budget yang ada itulah sebabnya aku selalu membeli dipasar lelong jika itu ikan..
Dan aku juga punya penjual sayur pertama yang menjualnya langsung dari kebunnya bukan dari pasar jadilah lebih murah.
Begitupun dengan beras aku langsung membeli dari pabriknya makanya murah dan bagus..aku sebisa mungkin mencari bahan yang bagus tapi murah yang biasanya dari atasnya tanpa perantara penjual karena sudah akan beda harga..
Aku meminta rosyid untuk membuat surat lamaran karena aku akan memasukkannya ke kantor abinya Umar. Sedangakan abinya Umar akan ku pindahkan tempat rekomendasi bos karena beliau yang akan menguruskan nya setelah aku menjelaskan keinginanku.
Kalian pasti berpikir bagaimana caranya aku bisa dekat dengan bos tepatnya istrinya. Karena aku menyelamatkan dia yang hendak melahirkan, dia menawarkan ku 3 permintaan tapi saat itu aku hanya meminta satu sedangkan 2 permintaan lagi nanti menyusul.
Beliau sempat heran kenapa aku memilih meminta pekerjaan daripada uang yang banyak padahal mereka mampu menunaikannya. Aku hanya mengatakan jika aku ikhlas menolong dan masalah permintaan karena kalianlah memaksaku jadi aku meminta yang memang yang aku perlukan tanpa merepotkan orang dan kebetulan sekali dia juga membutuhkannya jadilah aku bekerja disini.