Luka Marsya
Marsya Olivia siswi kelas 10 di SMK Taruna Bangsa, terlahir di keluarga kecil yang sederhana, dia adalah gadis tomboy, introvert, dan naif, memiliki rambut sepinggang bergelombang yang kadang-kadang berontak ketika keinginannya berbeda dengan kehendak orang tuanya.
Terlahir di keluarga yang sederhana membuat Marsya sering menahan diri ketika sedang menginginkan sesuatu, dia tidak ingin membebani kedua orang tuanya.
"Assalamualaikum Marsya pulang" ucap Marsya Olivia ketika dirinya baru saja pulang sekolah siang itu.
"Waalaikumsalam" ucap Erwin yang tak lain adalah Papa Marsya, kebetulan Papanya itu sedang ada di teras rumah.
"kok rame banget Pa, ada acara apa?" tanya Marsya kepada Papanya sambil mencium tangan Papanya lalu melepaskan sepatu yang dipakai menggunakan kakinya.
"ini anak-anak murid silat Papa, ayo masuk Papa kenalin sama mereka." ucap Erwin sambil masuk kedalam rumah dan diikuti oleh Marsya. Sebenarnya pekerjaan Erwin hanya seorang security di perusahaan di kota Jakarta, tetapi dia akan mengajari seni bela diri silat ketika ada waktu luang dimalam hari, Papa Erwin ini merupakan orang yang sangat mencintai budaya Sunda.
"nah semuanya kenalkan anak pertama Om, namanya Marsya" Papa Erwin memperkenalkan anak pertamanya itu kepada anak murid silatnya, dan Marsya mulai menyalami satu persatu murid silat Papanya, Marsya perkirakan usia murid-murid Papanya itu tidak terpaut jauh dengan usianya.
"Naresh Ardiya" Cowok hitam manis yang tubuhnya sedikit kurus dan berotot menurut Marsya, terlihat lebih dewasa dari teman-temannya yang lain.
'Bjirrr agak kurus sih, tapi keliatan macho, type gue banget aaaa' batin Marsya. (Agak lain emang si Marsya ini, orang lain sukanya yang sixpack dia suka yang kurus)
"Hai, gue Liam Oliver" Cowok berkulit putih, dan memiliki senyum yang manis, dia yang paling ceria diantara teman-temannya yang lain.
'yang ini pasti playboy'
"Albiru Kenzie" Cowok berkulit putih, dengan kumis tipis.
'beuh yang ini aura orang kayanya jelas banget'
"Kalingga Xavier" Cowok hitam manis, dan memiliki tubuh yang tinggi dan agak berisi.
'emm... oke yang ini agak serem, badannya kaya beruang, gue kalo ada di sebelah dia jadi Marsya and the bear'
satu lagi....
"Arkana hehe" Cowo putih, tinggi, dan paling kurus diantara temannya yang lain, dia adalah tetangga satu komplek Marsya, rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari rumah Marsya.
"dih ngapain Kak? orang udah kenal" jawab Marsya sambil mengangkat satu alisnya tapi tetap menjabat tangan Arkana yang mengajaknya bersalaman.
"gapapa, biar samaan sama yang lain, biar gak kaya anak bawang hehe" jawab Arkana cengengesan.
"dasar, yaudah Marsya ke dalem dulu" pamit Marsya langsung berlalu masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar ternyata ada Mama Wulan, dan Ghea Oriza Putri, si bungsu.
"Lah udah balik juga Ri?" Tanya Marsya pada Oriza sambil mencium tangan Mama Wulan yang sedang fokus main game Zuma di komputer Marsya.
"Udah, baru nyampe" ucap Oriza, usia Oriza terpaut 3 tahun dengan Marsya, Oriza sendiri sudah kelas 7 bersekolah di SMP Parawisata.
Marsya pun gegas mengganti seragamnya dengan kaos oblong dan celana boxer bergambar Spongebob, mencepol asal rambutnya, lalu merebahkan dirinya di sebelah Oriza yang memang sudah tiduran di kasur king size milik mereka, Marsya dan Oriza memang tidur dalam satu kamar karena kamar dirumah mereka hanya ada 2, tentunya kamar yang satunya lagi dipakai oleh kedua orangtuanya.
"Eh Ri lo udah kenal sama mereka?" Yang dimaksud Marsya adalah teman-teman Arkana yang ditemuinya di ruang tamu.
"Udah, Kakak baru kenal ya? Makanya jangan diem dikamar terusss, kuper banget"
"Dih biarin, eh tapi yang namanya Naresh cakep yaa, type Kakak bangett hehe" ucap Marsya sambil senyum-senyum sendiri membayangkan visual Naresh yang menurutnya macho itu.
"Apaan cakep, dia udah tua ya udah kerja, cakepan juga Kak Liam" jawab Oriza.
'oohhh Kak Naresh udah kerja toh, pantes keliatan lebih dewasa daripada yang lain' batin Marsya.
"aish Liam muka-muka playboy tau Ri, kata Kakak mah cakepan Naresh biar udah tua, paling beda 3 tahunan umurnya sama Kakak"
Dan obrolan pun terus berlanjut sampai mereka pun tertidur.
"Ya ampun pantesan sepi, bukannya makan siang dulu malah pada tidur" gumam Mama Wulan berkacak pinggang melihat kedua anaknya yang sudah terlelap, ia langsung keluar kamar dan bergabung dengan Papa Erwin di ruang tamu.
*****
Sudah terhitung 1 bulan Marsya menjadi siswi di SMK Taruna Bangsa. Sore itu Marsya, Oriza, Mama Wulan, dan Papa Erwin sedang bersantai di balkon rumah, sambil memandangi pemandangan pegunungan.
"Pa, itu gunungnya daerah mana sih Pa?" tanya Oriza.
"itu di daerah Bogor" jawab Papa Erwin sambil bermain gitar menyanyikan lagu "Kubawa-Elvy Sukaesih" berduet dengan Mama Wulan yang suaranya merdu seperti biduan KDI.
"enak kali ya punya rumah disana, kapan-kapan ke sana yuk Pa" jawab Marsya penuh harap, karena Marsya sangat menyukai pemandangan alam terlebih pegunungan.
"boleh" jawab Papa Erwin lalu melanjutkan duet mautnya dengan Mama Wulan.
Drrtttt drrrttt
Saat itu ponsel Marsya bergetar, ternyata ada pesan dari Naresh, sudah sekitar 2 minggu Marsya dan Naresh saling bertukar pesan.
Naresh :
Nanti malam Kakak kerumah kamu.
Me :
mau latihan silat ya Kak?
Naresh :
Iya, kamu mau martabak, roti panggang, atau aku?
'Wtf???'
Marsya menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, dia merasa seperti ada kupu-kupu yang menggelitik di dalam perutnya, ia langsung berlari menuju kamar, membenamkan wajahnya ke bantal sambil menendang-nendang udara kosong, wajahnya sudah pasti memerah seperti kepiting rebus.
Me :
jangan bercanda Kak.
Tetapi sampai malam tiba, tak kunjung ada pesan balasan dari Naresh, membuat Marsya sedikit kecewa.
*****
Tok tok tok
"Assalamualaikum Om Erwin" Terdengar suara ketukan pintu, dan Marsya berinisiatif untuk membukakan pintu, karena keluarganya sedang makan malam bersama.
ceklekk
"walaikumsallam, eh Kak Arka"
"Sya, Om Erwin ada?"
"O-ohh ada, tunggu sebentar yaa Marsya panggil dulu" Jawab Marsya sedikit gugup karna bertatapan dengan Naresh yang memberikan senyum untuknya.
"Tunggu Sya, ini martabak coklat keju kesukaan kamu" Naresh menggenggam tangan Marsya sambil memberikan martabak, cemilan dan minuman kepadanya.
Deg-deg-deg
'wah apa-apaan nih jantung, tadi aja lo kecewa Kak Naresh ga bales pesan lo, giliran di senyumin sama digenggam tangannya langsung deg-degan lagi'
"ah oke, makasih Kak" jawab Marsya langsung berlari keruang makan.
'astaga gemes banget' batin Naresh sambil tersenyum melihat tingkah Marsya.
'lucu banget Marsya mukanya merah' batin Kalingga
'kalo gue belum punya pacar, udah gue salip deh si Naresh' batin Liam
"Woy ngedip lo pada, gitu amat ngeliatinnya" ucap Albiru sambil meraup wajah ketiga temannya itu.
"Shitt" umpat Naresh sambil menatap Albiru, lalu beralih untuk menatap Liam dan Kalingga.
"Ekhmm" Kalingga berdehem dan memalingkan wajahnya.
"Engga, gue engga" sangkal Liam yang ditatap intens oleh Naresh.
"Awas aja, gue aduin Kania baru tau rasa lo" jawab Naresh mengalihkan pandangannya dari Liam dan Kalingga, sedangkan teman-temannya yang lain tertawa terbahak-bahak melihat wajah Liam yang mendadak pucat karena takut kelakuannya di adukan kepada pacarnya.
"Shitt, jangan gitu lah bro hehe, peace damai" jawab Liam sambil merangkul Naresh.
"Hahaha aduin aja Resh, aduin" ucap Arkana di sela-sela tawanya.
*****
"Apa itu Kak?" Tanya Mama Wulan ketika melihat Marsya membawa kantong kresek putih yang lumayan besar.
"Martabak Ma, Papa makannya udah selesai? Di depan ada Kak Arka sama temen-temennya." ucap Marsya sambil menyimpan martabak di meja makan, lalu duduk lagi dikursinya untuk melanjutkan makan malam.
"udah kok, ya udah Papa kedepan dulu mau pada latihan, Kakak sama adek mau ikut latihan silat ngga?"
"Marsya skip dulu deh pa"
"Riza juga"
"ck dasar, padahal bagus latihan silat biar bisa bela diri, buat jaga-jaga" Papa Erwin menggerutu sambil berlalu ke ruang tamu.
"Mama ngga nemenin Papa di depan?" tanya Marsya pada Mama Wulan.
"Nanti deh, Mama mau main zuma dulu" jawab Mama Wulan yang setelah selesai makan langsung masuk kekamar Marsya dan Oriza.
"Astahfirullah main game mulu" jawab Oriza sedikit berteriak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments