Malam itu, Ajela dijual oleh ibunya seharga satu miliar kepada seorang pria yang mencari gadis perawan. Tak ada yang menyangka, pria tersebut adalah aku! Aku yang membeli Ajela! Dia dipaksa menjalani sesuatu yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, dan Mama masih tega menganggap Ajela sebagai wanita panggilan?
Ajela dianggap tak lebih dari beban di keluarganya sendiri. Hidupnya penuh penderitaan—dihina, diperlakukan tidak adil, bahkan sering dipukuli oleh ibu dan kakak tirinya.
Demi mendapatkan uang, Ajela akhirnya dijual kepada seorang pria yang mereka kira seorang tua bangka, jelek, dan gendut. Namun, kenyataan berkata lain. Pria yang membeli Ajela ternyata adalah pengusaha muda sukses, pemilik perusahaan besar tempat kakaknya, Riana, bekerja.
Bagaimana Riana akan bereaksi ketika menyadari bahwa pria yang ia incar ternyata adalah orang yang membeli Ajela? Dan bagaimana nasib Ajela saat malam kelam itu meninggalkan jejak kehidupan baru dalam dirinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32 Continued Chapter 31
"Tidak, Ajela. Kamu salah paham. Aku tidak akan mengambilnya darimu. Dia akan tetap bersamamu. Aku berjanji akan memberi kehidupan yang layak untuk kalian."
Namun, bujukan Alvian tak langsung ditelan mentah-mentah oleh Ajela. Wanita itu masih menggeleng dengan mendekap Baby Boy yang menangis. Ia akan melindungi putranya, sekalipun nyawa taruhannya.
"Tidak! Anda berbohong!" lirih Ajela, suaranya masih terdengar gemetar. "Orang terhormat seperti Anda, tidak akan mau punya anak dari wanita miskin seperti saya. Kalian hanya akan mengambil anak saya dan mungkin akan melenyapkannya untuk membersihkan nama Anda.
Be-begitu, kan?"
Alvian hendak menyentuh bahu Ajela, tetapi langsung ditepis oleh wanita itu.
"Ti-tidak, Tuan, tolong biarkan saya pergi dari sini.
Biarkan anak saya hidup."
"Apa aku akan tega menyakiti anakku sendiri? Aku tidak segila itu, Ajela!" bujuk Alvian sekali lagi. "Tolong berikan dia sebentar padaku. Lihat, dia terus menangis."
Ajela masih menggeleng.Entah harus dengan cara apa untuk meyakinkannya. Alvian paham kondisi Ajela, ia mungkin ketakutan setelah beberapa waktu lalu diusir dan dihina oleh mama.
Hingga pandangan Alvian mengarah pada meja. Ia bangkit dan meraih sebilah pisau.Kemudian ia serahkan kepada Ajela.
"Kalau aku macam-macam, kamu bisa gunakan pisau ini untuk menyerangku!"
Ajela memberanikan diri mendongakkan kepala demi menatap lelaki itu. Alvian lantas meletakkan pisau tepat di sebelah Ajela. Kemudian mengulurkan tangan ke arah putranya.
"Percaya padaku, Ajela. Aku hanya mau menenangkannya. Mungkin dia ketakutan karena mamanya terus menangis."
Perlahan pelukan Ajela pada tubuh mungil itu merenggang. Entah mengapa bujukan Alvian membuatnya luluh. Apalagi putranya terus menangis sedari tadi. Ajela takut bayi kecil itu akan sakit. Namun, ia tetap waspada dengan menggenggam gagang pisau. Akan ia gunakan itu untuk menyerang Alvian jika berani macam-macam.
"Sini sama papa, Sayang."
Alvian berbisik lembut. Ia peluk dan kecup bayi mungil itu demi melepaskan kerinduan. Matanya seketika terbalut kristal bening melihat putranya yang sudah lebih besar dibanding saat terakhir kali ia menimangnya.
Dan seperti sebuah keajaiban, begitu Alvian menyandarkan tubuh kecil itu di dadanya, secara perlahan tangis mulai reda. Bayi itu mulai tenang dan nyaman berada dalam pelukan papanya.
"Ah, jadi dari tadi mau sama papa, ya?" Lagi, Alvian berbisik.
Satu tangannya bergerak membelai kepala dan punggung.
Kelembutan Alvian terhadap bayinya membuat Ajela terkesima. Meski begitu ia tetap memasang sikap waspada dengan mengawasi dari tempatnya duduk. Ingin berdiri, namun kakinya terasa lemas tak bertenaga. Kejadian tadi masih menyisakan trauma.
Satu menit ....
Lima menit....
Sepuluh menit ....
Suasana mulai tenang. Tangis Baby Boy sudah menghilang.Sekarang ia sedang terlelap dalam hangatnya pelukan sang paра.
Mungkin ia juga rindu sama seperti Alvian yang sangat merindukannya selama ini.
"Ajela, aku mohon ikut denganku. Aku sama sekali tidak ada niat memisahkan kamu dari Boy. Aku akan bertanggungjawab atas kamu dan dia."
Ajela tergugu. Tatapan penuh curiga ia arahkan kepada Alvian.
Benarkah apa yang dikatakan laki-laki itu? Ataukah semua hanya topeng untuk menutupi tujuan sebenarnya?
"Apa yang harus kuberikan supaya kamu percaya?" Alvian berpikir sejenak. "Baiklah, aku punya senjata api. Aku akan berikan padamu. Kalau aku macam-macam, kamu bisa menembakkan sampai mati."
Akhirnya kalimat penuh kebohongan itu terucap. Apapun akan dilakukan Alvian untuk meyakinkan Ajela. Sekipun harus dengan kebohongan.
Kehadiran Galih pun memutus pembicaraan itu. Ia mendekati Alvian yang sedang menimang bayinya.
"Sebentar lagi hujan, lebih baik kita segera pergi dari sini. Oh ya,urusan laki-laki tadi biar kita serahkan pada polisi saja."
Alvian setuju. Beruntung tadi ada Galih yang menghentikannya.
Jika tidak, ia pasti sudah membunuh laki-laki itu dan mungkin akan merugikan dirinya sendiri.
"Kalau begitu bawa anakku ke mobil?"
"Aku?" Galih terperanjat.
Urusan gendong bayi adalah hal yang tak pernah ia lakukan. "Em ... baiklah, sini!"
Melihat itu, Ajela bereaksi cepat. Bagaimana kalau itu adalah akal-akalan mereka untuk membawa anaknya ke tempat lain.
"Tidak! Tidak! Berikan dia pada saya saja, Tuan. Saya masih bisa jalan sendiri!"
Ajela hendak bangkit dengan bertumpu pada satu kaki, sebab sebelah kakinya masih terasa ngilu. Ia memaksakan diri melangkah ke arah Alvian, namun seketika hampir terhuyung. Beruntung Alvian bergerak cepat dengan meraih pinggangnya.
"Galih, berikan Boy padanya!"
Galih tak banyak bicara, ia serahkan bayi kecil itu ke tangan mamanya. Begitu Ajela sudah mendekapnya di dada, Alvian mengangkat tubuh Ajela dan membawanya menuju mobil.
"Tuan, Anda mau membawa saya ke mana?" Ajela memberanikan diri bertanya.Kakinya meronta-meronta seolah meminta diturunkan.
Alvian menghentikan langkahnya sejenak dan menatap Ajela.
"KUA!"
Bersambung ~
SAYA UCAPKAN TERIMAKASIH UNTUK SELURUH PEMBACA YANG MAMPIR DI NOVEL INI🙏🙏
NANTIKAN BAB SELANJUTNYA YA💚💚💚.
SEMOGA KITA SEMUA DALAM KEADAAN SEHAT❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️