NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:865.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 8 Aku bukan anak-anak

Tante Laya sudah pergi setelah mengantarnya ke ruangan kakek Barasta. Kini Zua sudah berdiri didepan meja kerjanya kakek tua tersebut. Dan ternyata di dalam sana ada orang lain juga. Bukan sekretarisnya kakek Barasta, tapi pria yang sudah dua hari ini tidak ia lihat. Siapa lagi kalau bukan Ganra.

Lelaki itu sedang duduk dengan memangku kakinya di sofa sudut kiri ruangan. Zua sesekali mencuri-curi pandang ke arah pria itu yang juga sedang menatap ke arahnya. Tatapan tajam dan mengintimidasi itu sungguh membuat Zua merasa tidak nyaman. Kenapa juga pria itu harus berada di ruang kerja kakek Barasta? Darimana dia datang?

"Zua, katanya kamu mau bicara dengan kakek, katakanlah." kakek Barasta yang duduk di kursi putar tersebut mengangkat suara. Zua kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Gadis itu mengangguk.

"Aku ingin pulang ke rumah mama." katanya. Ganra yang sudah tak melihat ke arahnya lagi dan lebih memilih fokus ke iped-nya kembali mengangkat wajah menatap gadis itu.

"Kenapa, apa kau tidak merasa nyaman di rumah ini? Apa yang membuatmu tidak nyaman? Apa fasilitas yang kakek berikan kurang?" tangan Zua melambai-lambai ke udara.

"Tidak kek, bukan seperti itu. Hanya saja aku merasa lebih nyaman tinggal di rumah mama." jujurnya. Ia tidak sadar Ganra yang duduk di sudut sana sedang tersenyum miring padanya.

"Zua, maaf. Tapi kakek tetap harus menyebut ini. Mama kamu sudah meninggal. Dan kamu sudah tahu bukan kakek telah berjanji pada mamamu akan mengurusmu dengan baik seperti cucu kakek sendiri. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga ini. Kamu harus tinggal di sini. Itu adalah takdir kamu. Kakek juga tidak bisa membiarkanmu tinggal sendirian di rumah lama kamu. Terlalu beresiko. Apalagi kamu perempuan. Tidak lama lagi pernikahanmu dan Ganra akan segera dilaksanakan. Sebaiknya kamu tinggal di sini saja." ucap kakek Barasta dengan suara penuh wibawa. Zua tidak tahu mau bicara apa lagi. Kalau begini caranya, dia akan susah kabur. Jadi apa yang harus dia lakukan?

"Tapi aku ..."

"Kamu kenapa?

"Ada yang ingin aku ambil di rumah." kata Zua beralasan.

"Oh, kalau itu alasannya Ganra bisa mengantarmu ke rumahmu. Hari ini dia sedang santai."

Ya ampun. Zua merutuk dalam hati. Kenapa harus laki-laki itu sih yang mengantar? Memangnya tidak ada yang lain? Kan pembantu sih kakek ada banyak, kenapa harus pria itu?

"Ganra, kau antar calon istrimu ke rumahnya bisa kan? Sekalian ajak dia jalan-jalan biar kalian makin akrab."

Sama seperti Zua, di ujung sana Ganra juga sedang menahan kekesalannya. Kenapa harus dia? Dasar gadis merepotkan. Memangnya dia tidak punya kaki untuk pergi sendiri?

Ingin rasanya Ganra berteriak dia tidak mau mengantar gadis itu, sayang sekali dia tidak bisa. Karena dia sudah setuju untuk menikah dengan gadis itu, ia tidak punya alasan untuk menolak. Akhirnya hanya bisa setuju. Pria itu lalu berdiri dari sofa dan melangkah mendekati Zua, berhenti ketika dirinya berada tepat disamping gadis itu. Matanya turun ke bawah.

Ia tersenyum remeh. Gadis ini sangat mungil. Tingginya hanya sampai sebahunya. Benar, apa saja yang berhubungan dengan gadis itu selalu kecil. Entah kenapa Ganra merasa terhibur meledek gadis itu dalam hati.

"Ayo," katanya menatap Zua kemudian berbalik keluar lebih dulu.

"Kami pergi dulu kek." pamitnya lalu berbalik mengikuti Ganra.

                                   

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mobil sport merah milik Ganra meluncur meninggalkan halaman rumah mewah keluarga Barasta. Sepanjang perjalanan tak ada satupun di antara keduanya yang memulai pembicaraan. Ganra fokus menyetir, sedang Zua memilih melihat ke arah jalan. Suasana dalam mobil terlalu canggung. Jadi lebih baik pura-pura lihat jalan saja.

"Berapa umurmu?" kemudian Zua mendengar pria itu bicara. Dia tidak menyimak tadi jadi tidak sempat dengar apa yang dikatakan Ganra.

"Apa?" ia melirik Ganra dan bertanya balik. Pria itu mendengus pelan.

"Aku tanya berapa umurmu?" ulangnya.

"Dua puluh tahun."

Tuhkan masih kecil. Batin Ganra. Perbedaan umur mereka delapan tahun. Terbilang jauh dengan umur Ganra yang sudah berusia dua puluh delapan tahun. Pria itu lalu tertawa remeh, mengundang rasa jengkel Zua yang melihatnya.

"Kenapa tertawa?" ia tahu pasti lelaki itu sedang menertawainya.

"Karena aku akan menikahi perempuan yang masih anak-anak." sahut Ganra santai.

Mata Zua sukses melotot lebar. Anak-anak? Sialan.

"Aku bukan anak-anak asal kau tahu , orang Amerika di umur tujuh belas tahun sudah dianggap dewasa, sudah tinggal terpisah dengan orangtua, bahkan ada yang sudah punya anak!" katanya kesal. Lagi-lagi Ganra tertawa remeh.

"Memangnya kau orang Amerika?" balasnya dengan nada mencemooh. Sesekali ia melirik gadis itu.

Zua menutup matanya dalam-dalam. Tenang Zua tenang, jangan terpancing emosi.

"Terserah padamu. Yang pasti umur dua puluh tahun bukanlah usia yang masih anak-anak seperti kata-katamu." cetusnya. Tapi sepertinya pria yang sedang menyetir itu senang sekali membuatnya kesal. Karena kalimat pria itu selanjutnya sungguh-sungguh membuatnya kesal bukan main, sampai tidak bisa berkata-kata.

"Tapi kau terlihat anak-anak di mataku. Itumu saja belum tumbuh." Ganra menunjuk dada Zua dengan dagunya. Terang saja kedua tangan Zua cepat-cepat terangkat menutupi daerah itu. Dasar mesum.

"Ini hanya tertutupi kaosku yang kebesaran. Dadaku sudah tumbuh." balas Zua refleks, saking kesalnya. Ganra sontak tertawa. Lucu juga. Baiklah, sekarang dia menikmati menggoda gadis ini. Tanpa pikir panjang, pria itu menghentikan mobilnya sebentar dipinggir jalan dan menatap Zua dalam-dalam, sengaja menunjukkan tatapan nakalnya.

"Benarkah? Mana aku lihat?" godanya sambil memajukan wajahnya dan menunduk ke bagian dada Zua. Jelas Zua dengan cekatan mendorong laki-laki itu menjauh. Wajahnya memerah karena malu sekaligus kesal.

"Kenapa malu, lagipula kau juga akan segera menjadi istriku. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku. Termasuk tubuhmu." kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Ganra. Pria itu bahkan terheran-heran ada apa dengannya. Kenapa bersama gadis ini dia jadi aneh begini dan sering tidak bisa menahan diri untuk menggodanya?

Lalu keadaan berubah menjadi hening. Zua sangat malu. Apalagi mendengar kalimat Ganra, membuatnya makin malu. Apa-apaan? Memangnya dia barang? Dia tidak akan menjadi milik siapapun. Tapi kenapa dia malu sekali hanya karena kalimat Ganra yang ia tahu hanya sekedar menggodanya saja.

Ganra berdeham. Memecah keheningan. Ekspresinya berubah datar seperti biasa lagi.

"Sudahlah, aku tidak akan menggodamu lagi." ucapnya lalu siap-siap menyetir lagi. Setelah itu sepanjang perjalanan menuju rumah Zua kembali hening.

1
mbok Darmi
ngga sadar bunga sdh terkena penyakit kelamin mungkin hiv demi ambistdan keinginan nya membuat zua menderita justru menghancurkan dirinya sendiri
ardiana dili
lanjut
Fitri Yani
bunga bunga km manusia yg menyedihkan, cuma amarah yg km gedein
Dian Rahmawati
gila si bunga , karna ambisi
Eka Bundanedinar
gila kamu setuju demi uang dab dendam... stlh ini kamu rusak g bisa dpt uang dpt pnyakitnya
Opi Sofiyanti
sumpah kak dr smua karya kakak, cm part bunga ama lucky ini yg kurang aku sk.... menurut ku trl sadis... mknya kl pas part ada mrk nya aku sk cpt in bc nya.... maaf y....
Nita_Whinita: terlalu menyakitkan untuk dibaca, Smg jangan diteruskan lama lama ya kak🙏 jangan yang berat berat untuk membayangkan saja ikut sedih, meskipun tdk suka bunga tapo rasanya sesama wanita rasanya sedih juga🙏
Kostum Unik: Iya betul. Berlebihan kak di gilir 6 org
total 2 replies
Budiman
uda digilir,, uda ancur,, tetep gk berguna kan bunga,,,
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽ♋Ꮶ͢ᮉ᳟
aq haraf kalian tetap waspada pada bunga tolong jaga zua dgn baik
Elmi Varida
aduuuh..bunga degil banget sih.
ya udahlah mdnding diem dr pd lebih malu lgkan.
Esti Wulan
ceritanya bagus...
Esti Wulan
si ulet nangka bunga... g bs dkasih tau baik2... ksih paham Leon😁
Ejan Din
bagi ku.. cukup menjadi keluarga angkat tidak perlu paksa nikah gitu.. biar mengikut alur sekiranya berjodoh tidak mustahil pernikahan berlaku...
no 🎗 ve
Banyakan skandal Bunga nii 😳
Tika
hati hati ganra ,,takut nya s bunga membuat zua celaka.
Dia Amalia
eehhh walang sangit ne emang bunga bangke🤣🤣🤣🤣
sok kepedeaan☺
Hafifah Hafifah
terserah sijalang mau ngapain toh pada akhirnya dia sendiri yg bakalan celaka dan rugi lw sampai melawan
Ilfa Yarni
tolong jaga zua Krn bahaya sedang mengintai nya
Watiningsih
ganra siapkan pengawal kasar mata buat zua agar niat jahat bunga bangkai cepat di tindak & semoga bunga bangkai membusuk di penjara bawah tanah
Reni Anjarwani
musuh paling berbahaya karna teropsesi dg ganra
Rita
Leon yg kmu hadapi punya gangguan mental
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!