NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:146.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 8 Aku bukan anak-anak

Tante Laya sudah pergi setelah mengantarnya ke ruangan kakek Barasta. Kini Zua sudah berdiri didepan meja kerjanya kakek tua tersebut. Dan ternyata di dalam sana ada orang lain juga. Bukan sekretarisnya kakek Barasta, tapi pria yang sudah dua hari ini tidak ia lihat. Siapa lagi kalau bukan Ganra.

Lelaki itu sedang duduk dengan memangku kakinya di sofa sudut kiri ruangan. Zua sesekali mencuri-curi pandang ke arah pria itu yang juga sedang menatap ke arahnya. Tatapan tajam dan mengintimidasi itu sungguh membuat Zua merasa tidak nyaman. Kenapa juga pria itu harus berada di ruang kerja kakek Barasta? Darimana dia datang?

"Zua, katanya kamu mau bicara dengan kakek, katakanlah." kakek Barasta yang duduk di kursi putar tersebut mengangkat suara. Zua kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Gadis itu mengangguk.

"Aku ingin pulang ke rumah mama." katanya. Ganra yang sudah tak melihat ke arahnya lagi dan lebih memilih fokus ke iped-nya kembali mengangkat wajah menatap gadis itu.

"Kenapa, apa kau tidak merasa nyaman di rumah ini? Apa yang membuatmu tidak nyaman? Apa fasilitas yang kakek berikan kurang?" tangan Zua melambai-lambai ke udara.

"Tidak kek, bukan seperti itu. Hanya saja aku merasa lebih nyaman tinggal di rumah mama." jujurnya. Ia tidak sadar Ganra yang duduk di sudut sana sedang tersenyum miring padanya.

"Zua, maaf. Tapi kakek tetap harus menyebut ini. Mama kamu sudah meninggal. Dan kamu sudah tahu bukan kakek telah berjanji pada mamamu akan mengurusmu dengan baik seperti cucu kakek sendiri. Sekarang kamu adalah bagian dari keluarga ini. Kamu harus tinggal di sini. Itu adalah takdir kamu. Kakek juga tidak bisa membiarkanmu tinggal sendirian di rumah lama kamu. Terlalu beresiko. Apalagi kamu perempuan. Tidak lama lagi pernikahanmu dan Ganra akan segera dilaksanakan. Sebaiknya kamu tinggal di sini saja." ucap kakek Barasta dengan suara penuh wibawa. Zua tidak tahu mau bicara apa lagi. Kalau begini caranya, dia akan susah kabur. Jadi apa yang harus dia lakukan?

"Tapi aku ..."

"Kamu kenapa?

"Ada yang ingin aku ambil di rumah." kata Zua beralasan.

"Oh, kalau itu alasannya Ganra bisa mengantarmu ke rumahmu. Hari ini dia sedang santai."

Ya ampun. Zua merutuk dalam hati. Kenapa harus laki-laki itu sih yang mengantar? Memangnya tidak ada yang lain? Kan pembantu sih kakek ada banyak, kenapa harus pria itu?

"Ganra, kau antar calon istrimu ke rumahnya bisa kan? Sekalian ajak dia jalan-jalan biar kalian makin akrab."

Sama seperti Zua, di ujung sana Ganra juga sedang menahan kekesalannya. Kenapa harus dia? Dasar gadis merepotkan. Memangnya dia tidak punya kaki untuk pergi sendiri?

Ingin rasanya Ganra berteriak dia tidak mau mengantar gadis itu, sayang sekali dia tidak bisa. Karena dia sudah setuju untuk menikah dengan gadis itu, ia tidak punya alasan untuk menolak. Akhirnya hanya bisa setuju. Pria itu lalu berdiri dari sofa dan melangkah mendekati Zua, berhenti ketika dirinya berada tepat disamping gadis itu. Matanya turun ke bawah.

Ia tersenyum remeh. Gadis ini sangat mungil. Tingginya hanya sampai sebahunya. Benar, apa saja yang berhubungan dengan gadis itu selalu kecil. Entah kenapa Ganra merasa terhibur meledek gadis itu dalam hati.

"Ayo," katanya menatap Zua kemudian berbalik keluar lebih dulu.

"Kami pergi dulu kek." pamitnya lalu berbalik mengikuti Ganra.

                                   

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Mobil sport merah milik Ganra meluncur meninggalkan halaman rumah mewah keluarga Barasta. Sepanjang perjalanan tak ada satupun di antara keduanya yang memulai pembicaraan. Ganra fokus menyetir, sedang Zua memilih melihat ke arah jalan. Suasana dalam mobil terlalu canggung. Jadi lebih baik pura-pura lihat jalan saja.

"Berapa umurmu?" kemudian Zua mendengar pria itu bicara. Dia tidak menyimak tadi jadi tidak sempat dengar apa yang dikatakan Ganra.

"Apa?" ia melirik Ganra dan bertanya balik. Pria itu mendengus pelan.

"Aku tanya berapa umurmu?" ulangnya.

"Dua puluh tahun."

Tuhkan masih kecil. Batin Ganra. Perbedaan umur mereka delapan tahun. Terbilang jauh dengan umur Ganra yang sudah berusia dua puluh delapan tahun. Pria itu lalu tertawa remeh, mengundang rasa jengkel Zua yang melihatnya.

"Kenapa tertawa?" ia tahu pasti lelaki itu sedang menertawainya.

"Karena aku akan menikahi perempuan yang masih anak-anak." sahut Ganra santai.

Mata Zua sukses melotot lebar. Anak-anak? Sialan.

"Aku bukan anak-anak asal kau tahu , orang Amerika di umur tujuh belas tahun sudah dianggap dewasa, sudah tinggal terpisah dengan orangtua, bahkan ada yang sudah punya anak!" katanya kesal. Lagi-lagi Ganra tertawa remeh.

"Memangnya kau orang Amerika?" balasnya dengan nada mencemooh. Sesekali ia melirik gadis itu.

Zua menutup matanya dalam-dalam. Tenang Zua tenang, jangan terpancing emosi.

"Terserah padamu. Yang pasti umur dua puluh tahun bukanlah usia yang masih anak-anak seperti kata-katamu." cetusnya. Tapi sepertinya pria yang sedang menyetir itu senang sekali membuatnya kesal. Karena kalimat pria itu selanjutnya sungguh-sungguh membuatnya kesal bukan main, sampai tidak bisa berkata-kata.

"Tapi kau terlihat anak-anak di mataku. Itumu saja belum tumbuh." Ganra menunjuk dada Zua dengan dagunya. Terang saja kedua tangan Zua cepat-cepat terangkat menutupi daerah itu. Dasar mesum.

"Ini hanya tertutupi kaosku yang kebesaran. Dadaku sudah tumbuh." balas Zua refleks, saking kesalnya. Ganra sontak tertawa. Lucu juga. Baiklah, sekarang dia menikmati menggoda gadis ini. Tanpa pikir panjang, pria itu menghentikan mobilnya sebentar dipinggir jalan dan menatap Zua dalam-dalam, sengaja menunjukkan tatapan nakalnya.

"Benarkah? Mana aku lihat?" godanya sambil memajukan wajahnya dan menunduk ke bagian dada Zua. Jelas Zua dengan cekatan mendorong laki-laki itu menjauh. Wajahnya memerah karena malu sekaligus kesal.

"Kenapa malu, lagipula kau juga akan segera menjadi istriku. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku. Termasuk tubuhmu." kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Ganra. Pria itu bahkan terheran-heran ada apa dengannya. Kenapa bersama gadis ini dia jadi aneh begini dan sering tidak bisa menahan diri untuk menggodanya?

Lalu keadaan berubah menjadi hening. Zua sangat malu. Apalagi mendengar kalimat Ganra, membuatnya makin malu. Apa-apaan? Memangnya dia barang? Dia tidak akan menjadi milik siapapun. Tapi kenapa dia malu sekali hanya karena kalimat Ganra yang ia tahu hanya sekedar menggodanya saja.

Ganra berdeham. Memecah keheningan. Ekspresinya berubah datar seperti biasa lagi.

"Sudahlah, aku tidak akan menggodamu lagi." ucapnya lalu siap-siap menyetir lagi. Setelah itu sepanjang perjalanan menuju rumah Zua kembali hening.

1
memei
biar di kata ganra kejam agar kau bunga malam tahu diri dan tak mengharap cinta ganra lagi
Paijem Yu
Luar biasa
yumna
pde bngt bunga tunggu ksemptn bwat dktn ganra....🤣🤣🤣🤣
yumna
ciyeee
yumna
abislH kau ganra
Hafifah Hafifah
kejam dari mana kan yg ninggalin ganra kamu dan dia juga udah menegaskan dari awal lw dia g cinta ama kamu kalian pacaran hanya status aja tapi dalam hati g ada cinta sama sekali.jadi stop deh berharap ama ganra karna sampai kapanpun ganra akan tetap bersama zua
Hafifah Hafifah
jangan bilang lw si dante ada rasa nih ama si zua
Fadilah
ya lebih baik berkata* seperti itu daripada penuh kepura-puraan ntar malah kamu makin besar kepala Bunga 😏
yuning
bunga bangkainya layu mendadak 😁
Rita
dihhh yg kejem siapa lagian jg sdh kmu yg putusin duluan kmu yg ngerasa korban
Rita
sakit ngga tuh plus malu
Rita
sakit ngga tuh
Rita
kesel tapi senengkan
Rita
😅😅😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
awas Zu ntar bikin kesempatan yg lain😂😂😂😂
Rita
mumpung ada kesempatan dan sdh diubun2 nahany
Rita
hmmmm
Rita
buka kesempatan si lucky
Rita
tinggal ngmg aj Zua pgn tau reaksi Ganra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!