melli mempunyai suami yang amat perhitungan terlebih uang gajian suami yang menghandle adalah mertua melli
melli di rumah layak nya hanya seorang babu namun adik suami melli lah yang perduli
namun suatu saat suami melli bertemu dengan mantan nya dan mulai lah ada bau bau kehancuran di rumah tangga melli
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurur Rohmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mertua oh mertua
"Ya allah Terima kasih" melli pun terduduk di kasur nya
"Tapi aku gak boleh cerita ke mas Randi bisa makin seenaknya memakai ubah ku ini " ucap melli dalam hati
" nanti aku akan cerita ke rayya dan aku belikan untuk keperluan melukis nya sesuai janjiku" gumam melli yang semangat ingin memberitahu adek ipar nya
Tak lama kemudian adzan maghrib pun terdengar melli melaksanakan sholat setelah itu dia kembali ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk satu rumah "ikan apa mel" tanya Randi dan duduk di meja makan
"Ya seperti biasa mas oseng kangkung tempe goreng dan telur dadar " jawab melli sambil sibuk menyiapkan makanan nya
" sekali kali makan ayam goreng gitu dong mell " keluh Randi
"Aku sih tergantung uang belanja nya mas " jawab melli enteng
" ya minta lah sama ibu kan ibu yang ngatur untuk kebutuhan di rumah
Tiba tiba bu Ningsih pun keluar dan menuju meja makan
"Pasti ribut habis ini" tebak melli yang susah hafal dengan keluarga suaminya
Tak lama rayya pun keluar dari kamar
"Buu besok tambah lah uang belanja nya sekali kali beli ayam gitu " udhan Randi ke ibu nya
" ini telur apa ran" tunjuk bu Ningsih ke telur dadar yang ada di meja
" ya telur ayam bu" jawab Randi datar
"Nahhh kan sama aja judul nya ada ayam nya " jawab bu Ningsih enteng
Rayya dan melli pun menahan tawa mendengar jawaban ibunya itu
"Ckk gak gitu maksudnya Buu* Randi berdecak menyesal rasanya bicara itu dengan ibunya
" udah ayok makan gak usah protes harus bersyukur masih bisa makan " ucap bu Ningsih sambil menyendok makanan nya
Untung saja melli itu pandai masak jadi meski sederhana namun rasanya pun enak
Setelah makan Randi pun bersantai di teras sambil merokok bu Ningsih menonton televisi
Rayya dan melli membereskan sisa makan malam barusan dan mencuci piring
"Rayya " Rayya yang sedang membersihkan meja makan di panggil melli agak sediit berbisik karena takut terdengar mertuanya
"Apa mbak " jawab Rayya sambil nyamperin mbak iparnya yang lagi cuci piring
"Mbak berhasil dapet uang dari novel mbak Rayya" melli pun semangat cerita ke adik iparnya itu
"Wahhh beneran mbakk selamat ya" Rayya pun mengucapkan selamat ke mbak iparnya mereka pun berpelukan ketika berpelukan tib tiba Randi pun menghampiri mereka.
"Waahhh ada apa inii ikutt dong" jawab Randi yang tiba tiba ikut memeluk istri dan adek nya
Meskipun medit dan cuek tapi Randi sebenarnya senang melihat istrinya dekat dengan adek nya karena jarang sekali di luar sana istri dan ipar yang akur
"Iihhh apa an siih mass sempit aahhh" Rayya pun tak nyaman di pukul kakaknya mungkin karena sudah dewasa makanya agak risih meskipun itu kakak kandung nya sendiri
Karena dengar ada keributan bu Ningsih pun menghampiri ke dapur
"Ada apa siih kok rame rame , Randi ngasih duit ya ke kamu mel" tuduh bu Ningsih ketika datang ke dapur
" ih apa an sih buuuu nuduh aja, lagian kenapa kalo mas Randi ngasih uang ke mbak melli, mbak melli kan istrinya, hak nya dong " bukan melli yang jawab melainkan Rayya yang Jawab karena sungguh gregetan dengan ibunya sendiri
"Eehhhh ya salah dong anak laki laki itu sampai kapan pun milik ibunya dan ingat Randi kamu saya yang melahirkan membesarkan kamu sampai kamu sesukses ini" elakkan bu Ningsih yang gak mau kalah dan salah harus selalu benar
Rayya pun memutar bola matanya karena jengah dengan ibunya sendiri kok bisa bisanya setega itu apa tidak takut nanti Rayya anak nya akan dapat mertua yang modelan seperti dirinya
"Haduhh kenapa malah ribut siihhh iya iya buuu aku tahu dan aku pasti berbakti kepada ibu sampai kapan pun " Randi malah pening gegara omelan ibu nya
Rayya pun langsung masuk kamar begitu pun dengan melli yang sudah kenyang dengan omelan mertuanya setiap hari
Randi pun menyuruh ibu nya masuk kamar untuk istirahat Randi setelah mengunci pintu utama dia pun masuk ke akamr nya untuk beristirahat
Keesokan harinya
Seperti biasa melli bangun subuhan lanjut mencuci namun kali ini Rayya tidak membantu nya karena tadi sudah bilang sama mbak melli mulai hari ini ia ujian semester dan harus belajar melli pun tk keberatan setelah mencuci melli pun menghampiri ibu mertuanya yang sedang santai di tera drumah untuk meminta uang belanja
"Bu melli mau belanja mau minta uang" ucap melli di samping kursi bu Ningsih yang sedang duduk
" nih 30ribu masak enak dan jangan banyak banyak belikan paha ayam untuk Randi saja pasti cukup ibu nanti mau ke rumah saudara ibu jadi gak makan malam di rumah mungkin nginap besok pagi baru pulang " ucap bu Ningsih sekalian memberitahu melli jika bu Ningsih akan berkunjung dan rumah saudara dan menginap
"Iy bu permisi " ucap melli dan pamit
Sesuai perintah ibu mertuanya melli membeli paha ayam ½ dapat 5 potong beserta tempe dan sayur asem nanti akan di lengkapi dengan sambal terasi
Setelah masak selesai melli menyiapkan makan di meja makan Randi yang sudah siap siap pun keluar untuk sarapan Rayya sudah berangkat terlebih dahulu tadi dia hanya sarapan dengan telur ceplok melli pun sudah menyisihkan ayam 1 potong untuk adik iparnya pulang sekolah nanti
Bu Ningsih pun berangkat ke rumah saudara nya bareng Randi yang nantinya akan di jemput saudara nya di jalan raya besar
Melli pun di rumah sendiri an
"Ya ampun Damai rasanya tanpa ada ibu " melli pun merebahkan badan nya di depan tv dia merasa hidupnya tenang tanpa ada yang ngomel tak terasa melli pun tertidur
"Mbakk mbakkk " Rayya membangunkan melli dengan menggoyang goyang badan . elli agak keras
Rayya pulang lebih awal karena ujian Rayya pun kaget melihat mbak melli tertidur di ruang TV dengan keadaan pintu sedikit terbuka Rayya takut terjadi apa ap dengan mbak ipar nya karena ibu nya pun sedang tidak ada di rumah
"Ehmmmmm " melli pun membuka matanya perlahan sontak kaget tiba tiba Rayya di depan nya dia langsung berlonjak bangun dan duduk dengan sedikit bengong masih belum sadar 100 persen
"Ya allah Rayya mbak kaget looo" ucap melli sambil memegang dada nya yang berdegub dengan kencang karena panik dan bangun tidur
"Ya aku juga kaget lah mbak gak biasanya mbak tidur disini apalagi pintunya sedikit kebuka " jawab Rayya
Setelah sadar sepenuhnya melli ke belakang mencuci muka biar segar
Dan kembali duduk di ruang TV dan Rayya pun menghampiri mbak iparnya