Reynard Aditya Narendra (25) adalah pria begajulan yang kerap berbuat onar, mabuk dan berganti wanita adalah hal biasa baginya. namun, pertemuan pertama dengan seorang gadis cantik berhijab merubah hidupnya. Hidup yang semula tanpa tujuan kini berubah dengan sosok gadis cantik disampingnya. ya namanya Melati Ayu(22) gadis cantik penjual bunga berhasil membuat Reynard jatuh hati dan semakin dekat dengan agamanya. bagaimana mereka menjalani kisah cinta ini? dan ujian apa saja yang harus keduanya hadapi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepergian ayah
"Ayah" itu kata pertama yang terucap darinya saat membuka mata
"Kamu yang sabar yaa Mel" Sarah menangis sambil memeluknya
Melati melepas pelukan Sarah dan menerobos masuk kedalam ruangan dimana ayahnya sudah terbaring kaku
"Kamu jagain Melati didalam, aku mau ngurus administrasinya dulu" ujar Reynard yang dibalas anggukan oleh Sarah
Setelah selesai dengan semua urusan dirumah sakit ketiganya membawa jenazah Rahmat kerumah duka. Karena rumahnya terbakar habis terpaksa jenazah sang ayah dibawa ke rumah kontrakan Sarah yang beruntung berjarak tak begitu jauh dari kediaman Melati
Melati tak henti-hentinya menangis sejak dari tadi berada dalam mobil jenazah hingga tubuh kaku itu dimasukkan ke dalam rumah, beberapa tetangga sudah menunggu sembari membantu mempersiapkan semuanya seperti menyusun kursi dan yang lainnya Bayu juga ada disana.
Saat jenazah Rahmat sudah berada didalam beberapa orang sudah duduk sambil membacakan surah Yasin, Melati juga ada disana dengan mata yang sembab dirinya menatap sendu kearah jenazah sang ayah dirinya ingin bahwa ini hanya mimpi buruk dan akan berakhir sebentar lagi
"Melati" tampak Henny yang baru saja masuk ke dalam rumah dan langsung menghampiri calon menantunya itu
"Ibu" melihat kedatangan Henny tangis Melati kembali pecah dirinya membenamkan diri dalam pelukan hangat wanita yang sudah dianggapnya sebagai ibu itu
"Kamu yang sabar yaa nak, ibu disini" dengan lembut Henny menenangkannya
"Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi bu, aku sendirian" dengan tersedu Melati terus bicara
"Enggak, kamu nggak sendirian kamu masih punya ibu. Jangan ngomong gitu lagi yaa sayang"
Tak ada jawaban lagi dari Melati, dirinya terus memeluk Henny walaupun tak lagi menangis
Setelah semua persiapan selesai, jenazah Rahmat juga akan diantarkan ke peristirahatan terakhirnya orang-orang mulai mengangkat keranda Reynard juga tak sekalipun meninggalkan rumah duka dirinya ikut mengangkat keranda mayat dibagian depan setelah tadi mengganti pakaiannya. Beruntung dirinya selalu membawa pakaian kantor untuk persiapan
Setelah sampai di area makam beberapa orang turun kedalam liang lahat termasuk Reynard dirinya bahkan tak peduli jika kemeja mahalnya akan kotor, setelahnya dirinya mengumandangkan adzan semua itu dilakukan sebagai baktinya pada Rahmat yang sudah mengajarinya banyak hal terlebih itu adalah ayah dari wanita yang begitu dicintainya.
Setelah selesai semua orang beranjak pergi dari area makam hingga tinggallah Melati ditemani Sarah, Reynard dan juga Bayu yang tetap setia menemaninya
Melati memegang nisan bertuliskan nama sang ayah tangisannya kembali pecah, melihat itu Sarah ikut menangis
"Sar, mending kamu pulang dulu sekarang biar Melati aku yang nemenin!" Reynard juga prihatin melihat kondisi Sarah yang sama hancurnya dengan Melati
"Iya Sar, kita pulang sekarang kita juga harus nyiapin buat acara tahlilan malam ini kan" bujuk Bayu dengan sisa tangisnya Sarah mengikuti Bayu mereka akan mempersiapkan acara tahlilan malam ini mengingat Melati yang belum bisa dibebankan dengan semuanya
"Mel kita pulang sekarang!" Reynard ikut berjongkok di samping Melati mencoba membujuknya agar mau pulang
"Aku mau disini sama ayah" jawabnya lirih
"Kamu jangan kayak gini Mel, kamu harus kuat"
"Aku udah nggak punya siapa-siapa lagi Rey, aku sendirian"
"Kamu nggak pernah sendirian, aku disini Sarah juga. Jadi jangan pernah bilang kalau kamu sendirian lagi" dengan lembut Reynard terus membujuknya, ingin rasanya membawa Melati dalam pelukannya tapi dirinya sadar itu semua tak mungkin dapat dia lakukan, dirinya hanya bisa menemani Melati hingga tangisannya sedikit mereda
***
"Makasih yaa Rey" setelah berhasil dibujuk sekarang Melati dan Reynard pulang dengan menggunakan mobil milik Reynard
"Kenapa bilang makasih?" Reynard yang berada dibalik kemudi menatap kearahnya
"Kamu udah nyelametin ayah, kamu juga udah bantuin aku sejauh ini"
"Aku udah bilang kan kalau kamu nggak sendirian, kamu punya aku jadi udah tugas aku buat selalu bantuin kamu" jelas Reynard
"Lagian kalau bukan karena ayah aku mungkin nggak akan pernah bisa jadi imam" sambungnya lalu tersenyum
Melati tersenyum mendengar ucapan Reynard, dirinya lalu memejamkan matanya, dirinya sudah sangat lelah matanya juga sudah sembab karena terus menangis. Melihat itu Reynard tersenyum memandangi wajah cantik yang tengah terlelap itu
Setelah sampai, dirinya tak membangunkan Melati melainkan langsung mengangkat tubuh Melati yang tengah tertidur, mungkin terlalu lelah hingga Melati tak bergeming saat Reynard menggendong tubuhnya ala bridal style membawanya ke kamar yang ditunjuk oleh Sarah
Melati terbangun saat hari sudah mulai gelap, dirinya keluar kamar mendapati Sarah yang tengah sibuk menata kotak berisi makanan yang akan dibagikan kepada warga yang akan datang untuk membaca doa tahlil malam ini
"Saar" panggil Melati
"Mel, kamu udah bangun gimana keadaan kamu?"
"Aku udah baikan, maaf yaa kamu jadi repot gini" ujarnya lalu membantu menata makanan
"Apaan sih Mel, aku kan juga anaknya ayah" Sarah tersenyum kearah Melati
"Kamu siap-siap gih! Nggak mungkin kan acara tahlilan kamu lecek gini" Sarah sedikit bercanda dan berhasil mengukir senyum di wajah Melati
"Ohh ya Sar yang bawa aku ke kamar siapa yaa? Seingat aku tadi masih dimobil sama Rey" ujar Melati yang bingung karena dirinya tiba-tiba sudah berada dikamar tanpa berganti pakaian
"Digendong Rey" jawab Sarah dengan santainya
"Apa?" Pekik Melati bagaimana mungkin Reynard menggendongnya wajahnya bahkan sudah bersemu merah
Acara tahlilan berlangsung dengan hikmat, acara malam ini dipersiapkan dengan baik oleh Sarah dan dibantu oleh Bayu sementara Reynard bertindak sebagai donatur dirinya sudah memberikan sejumlah uang untuk digunakan Sarah selama acara tahlilan berlangsung hingga tujuh hari kedepan. Mereka tak ingin membebani Melati dengan semuanya mengingat keadaannya yang masih terpukul
Setelah semua warga pulang tinggallah mereka berempat dirumah tersebut, Melati masih terlihat murung tapi tak lagi menangis sementara Sarah dan Bayu tengah membersihkan rumah yang sedikit berantakan setelah acara tadi
Reynard dan Melati tengah duduk di kursi yang berada di teras rumah
"Maaf yaa" ucap Melati memecah keheningan
Reynard hanya mengerutkan dahinya "Maaf untuk apa?" Tanyanya bingung
"Maaf karena udah ngerepotin kamu"
"Aku nggak ngerasa di repotin"
"Kalau pun kamu bukan calon istri aku, kamu tetap sahabat aku kan jadi, sebagai sahabat yang baik udah kewajiban aku untuk membantu?" Sambungnya lagi sambil tersenyum
Melati ikut tersenyum mendengar ucapan nyeleneh dari pria di hadapannya itu
"Loe ngerjainnya nggak bener tau nggak, udahlah mending loe pulang aja sana!" Tiba-tiba saja Sarah dan Bayu keluar rumah sambil bertengkar
"Kenapa jadi gue yang salah? Loenya aja yang pendek" Bayu tak mau kalah entah apa yang terjadi di dalam hingga membuat keduanya bertengkar