NovelToon NovelToon
Fotografer Plus-Plus

Fotografer Plus-Plus

Status: tamat
Genre:Tamat / Dikelilingi wanita cantik / Harem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Slice of Life
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desau

Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!

Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28 - Iri?

Sama seperti Wildan, Aleta juga dibuat kaget sekali. Apalagi saat Arman memperkenalkan bahwa Wildan adalah kakaknya.

Wildan dan Aleta lantas saling melempar pandang. Keduanya tak percaya akan dipertemukan lagi. Parahnya mereka dipertemukan dalam suasana yang agak gila.

Orang yang paling khawatir jelas adalah Aleta. Mengingat Wildan mengetahui pekerjaan yang digelutinya. Aleta saat itu merasa malu sekali. Terutama ketika mengingat dengan segala hal yang pernah dirinya lakukan pada Wildan.

Untuk sekarang mereka hanya bisa saling diam. Bersikap seolah tidak kenal satu sama lain.

Wildan sendiri berusaha bersikap senormal mungkin. Terlebih masih ada Pak Yono dan Indah di sana.

Tak lama kemudian, Pak Yono dan Indah pulang. Bersamaan dengan itu, Aleta juga ingin pamit pulang. Jujur saja, cewek tersebut merasa tidak karuan sejak tadi. Arman bahkan dibuat bingung akan perbedaan sikap Aleta.

"Kok kamu ikutan pulang juga sih? Baru sebentar di sini," ujar Arman.

"Aku kebetulan ada kesibukan," sahut Aleta berkilah.

"Biarkan saja dia pulang, Man. Mungkin dia memang ada kesibukan kan?" Wildan mendadak bersuara. Aleta sontak menatapnya. Apalagi nada bicara Wildan terkesan seperti kalimat sarkas.

"Ya udah, aku pulang. Pamit ya, Tante..." Aleta mencium tangan Nia untuk berpamitan. Namun dia tak berani melakukannya pada Wildan dan langsung berjalan cepat keluar kamar.

"Eh! Sayang! Abangku nggak kau salamin," seru Arman seraya bergegas menyusul Aleta.

Wildan yang melihat, geleng-geleng kepala. Dia merasa kesal baik pada Arman maupun Aleta. "Lihat tuh anak Ibu! Udah pacaran aja. Ceweknya nggak bener lagi!" keluhnya.

Mendengar itu, Nia justru tersenyum. Ia membalas, "Kenapa? Kamu iri ya?"

"Apaan sih, Bu. Mana mungkin aku iri. Aku cuman khawatir aja," bantah Wildan.

"Udah deh, Bang. Mending Bang Wildan segera cari pacar juga. Nanti bisa keduluan Kak Arman nikahnya," celetuk Tini.

"Idih! Anak yang satu ini. Sok tahu sekali ya." Wildan mengacak-acak puncak kepala Tini sambil menggertakkan giginya. Tini dan Nia lantas terkekeh menyaksikan Wildan yang menurut mereka sedang iri pada Arman.

Di luar, Arman mencoba membujuk Aleta untuk kembali dan berpamitan pada Wildan. Namun cewek itu menolak.

"Kamu kenapa sih? Padahal tadinya semangat banget mau kenalan sama keluargaku!" timpal Arman.

"Memang begitu. Aku senang kok ketemu keluargamu. Tapi aku harus pergi sekarang. Aku baru teringat kalau hari ini ada acara keluarga di rumah nenek," ungkap Aleta. Dia lalu meraih tangan Arman dan mendekatkan diri pada cowok itu. "Pokoknya aku janji, lain kali aku akan berpamitan baik-baik," lanjutnya.

Dahi Arman berkerut. Meski merasa aneh dengan sikap Aleta, namun dia memilih percaya. Arman sudah terlampau sayang pada cewek tersebut.

"Oh iya. Aku pinjam ponsel kamu buat telepon gojek. Ponselku kebetulan lobet," kata Aleta.

"Iya. Nih!" Tanpa pikir panjang, Arman langsung memberikan ponselnya.

Aleta segera mengambil ponsel Arman. Bukannya membuka aplikasi ojek online, dia justru membuka daftar kontak. Di sana Aleta mencuri kontak Wildan.

Setelah bertemu lagi di keadaan seperti ini, Aleta tentu merasa harus bicara pada Wildan. Terlebih dia benar-benar mencintai Arman dengan tulus.

Setelah mendapat kontak Wildan, Aleta diam-diam mengirimkannya ke ponsel miliknya. Lalu segera dia kembalikan ponsel Arman.

Selanjutnya Aleta beranjak pergi meninggalkan rumah sakit. Dia langsung menghubungi Wildan.

"Halo?" Wildan menjawab panggilan Aleta.

"Hai, Kak. Ini aku Aleta. Aku rasa kita harus bicara empat mata," ujar Aleta.

"Aku tahu." Wildan setuju dengan usulan Aleta.

1
Niswah
Luar biasa
Rahmawati
bagus ceritanya
Rahmawati
omegat wildan
lilik arif
Luar biasa
Rahmawati
aduh kirain beneran sm glenda, taunya cm mimpi
Rahmawati
syukurlah wildan gk Main beneran sm aleta
Rahmawati
jgn mau wildan
emma mahriana
hadeuuh si Arman knp ga mikir sih
situasi dan kondisi dia tuh ky gmn
Rahmawati
jgn sampai wildan dijerumusin sm dirga
Rahmawati
terima aja wildan
Rahmawati
wildan laki-laki yg bertanggung jawab kpd keluarga
Wayan Sucani
Aku dah,
Lyarh.Hy
Luar biasa
Lyarh.Hy
lanjutttt
Harto Ninis
Kecewa
Harto Ninis
Buruk
Musliha yunos
👍
PNGGIL AJ MIRR
thor kalau boleh ksih saran kn bikin novel bocil SMA yg lucu nikah Ama om² gitu yg masih muda tapih
PNGGIL AJ MIRR
aku mlh lebih awal baca yg dokter culun tapih jenius dari pada novel ini asli kedua nya seru abis
Albertus Sinaga
perjuangan seorang anak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!