Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28 - Iri?
Sama seperti Wildan, Aleta juga dibuat kaget sekali. Apalagi saat Arman memperkenalkan bahwa Wildan adalah kakaknya.
Wildan dan Aleta lantas saling melempar pandang. Keduanya tak percaya akan dipertemukan lagi. Parahnya mereka dipertemukan dalam suasana yang agak gila.
Orang yang paling khawatir jelas adalah Aleta. Mengingat Wildan mengetahui pekerjaan yang digelutinya. Aleta saat itu merasa malu sekali. Terutama ketika mengingat dengan segala hal yang pernah dirinya lakukan pada Wildan.
Untuk sekarang mereka hanya bisa saling diam. Bersikap seolah tidak kenal satu sama lain.
Wildan sendiri berusaha bersikap senormal mungkin. Terlebih masih ada Pak Yono dan Indah di sana.
Tak lama kemudian, Pak Yono dan Indah pulang. Bersamaan dengan itu, Aleta juga ingin pamit pulang. Jujur saja, cewek tersebut merasa tidak karuan sejak tadi. Arman bahkan dibuat bingung akan perbedaan sikap Aleta.
"Kok kamu ikutan pulang juga sih? Baru sebentar di sini," ujar Arman.
"Aku kebetulan ada kesibukan," sahut Aleta berkilah.
"Biarkan saja dia pulang, Man. Mungkin dia memang ada kesibukan kan?" Wildan mendadak bersuara. Aleta sontak menatapnya. Apalagi nada bicara Wildan terkesan seperti kalimat sarkas.
"Ya udah, aku pulang. Pamit ya, Tante..." Aleta mencium tangan Nia untuk berpamitan. Namun dia tak berani melakukannya pada Wildan dan langsung berjalan cepat keluar kamar.
"Eh! Sayang! Abangku nggak kau salamin," seru Arman seraya bergegas menyusul Aleta.
Wildan yang melihat, geleng-geleng kepala. Dia merasa kesal baik pada Arman maupun Aleta. "Lihat tuh anak Ibu! Udah pacaran aja. Ceweknya nggak bener lagi!" keluhnya.
Mendengar itu, Nia justru tersenyum. Ia membalas, "Kenapa? Kamu iri ya?"
"Apaan sih, Bu. Mana mungkin aku iri. Aku cuman khawatir aja," bantah Wildan.
"Udah deh, Bang. Mending Bang Wildan segera cari pacar juga. Nanti bisa keduluan Kak Arman nikahnya," celetuk Tini.
"Idih! Anak yang satu ini. Sok tahu sekali ya." Wildan mengacak-acak puncak kepala Tini sambil menggertakkan giginya. Tini dan Nia lantas terkekeh menyaksikan Wildan yang menurut mereka sedang iri pada Arman.
Di luar, Arman mencoba membujuk Aleta untuk kembali dan berpamitan pada Wildan. Namun cewek itu menolak.
"Kamu kenapa sih? Padahal tadinya semangat banget mau kenalan sama keluargaku!" timpal Arman.
"Memang begitu. Aku senang kok ketemu keluargamu. Tapi aku harus pergi sekarang. Aku baru teringat kalau hari ini ada acara keluarga di rumah nenek," ungkap Aleta. Dia lalu meraih tangan Arman dan mendekatkan diri pada cowok itu. "Pokoknya aku janji, lain kali aku akan berpamitan baik-baik," lanjutnya.
Dahi Arman berkerut. Meski merasa aneh dengan sikap Aleta, namun dia memilih percaya. Arman sudah terlampau sayang pada cewek tersebut.
"Oh iya. Aku pinjam ponsel kamu buat telepon gojek. Ponselku kebetulan lobet," kata Aleta.
"Iya. Nih!" Tanpa pikir panjang, Arman langsung memberikan ponselnya.
Aleta segera mengambil ponsel Arman. Bukannya membuka aplikasi ojek online, dia justru membuka daftar kontak. Di sana Aleta mencuri kontak Wildan.
Setelah bertemu lagi di keadaan seperti ini, Aleta tentu merasa harus bicara pada Wildan. Terlebih dia benar-benar mencintai Arman dengan tulus.
Setelah mendapat kontak Wildan, Aleta diam-diam mengirimkannya ke ponsel miliknya. Lalu segera dia kembalikan ponsel Arman.
Selanjutnya Aleta beranjak pergi meninggalkan rumah sakit. Dia langsung menghubungi Wildan.
"Halo?" Wildan menjawab panggilan Aleta.
"Hai, Kak. Ini aku Aleta. Aku rasa kita harus bicara empat mata," ujar Aleta.
"Aku tahu." Wildan setuju dengan usulan Aleta.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣