Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Membela Rosana
Mila menyusuri desa menggunakan motor nya untuk mencati rumah Purnama, namun sebisa mungkin dia tidak ingin terlihat terlalu mencolok karena takut ketahuan pula oleh wanita yang sangat ganas itu. tujuan Mila hanya ingin meletakan kain putih bungkusan ini saja, setelah itu dia akan pulang sehingga Purnama tidak akan tau ulah nya.
Mengira bahwa kain bungkusan itu bisa membuat Purnama tunduk takluk, padahal yang di hadapi nya itu bukan lah orang sembarangan saja. salah orang bila Mila menganggap bila Purnama akan sangat ketakutan dengan gangguan ghaib dari setan kiriman nya Mbah Wagio. penduduk setempat juga sangat hapal dengan Purnama, dari sini saja harus nya dia sudah bisa menilai bahwa lawan nya bukan lah orang sembarangan.
"Yang belakang itu rumah nya Purnama, kalau yang depan rumah Adik nya." jelas Angga dari pos ronda.
"Oh rumah mereka dekatan ya?" Mila ingin mengorek sedikit informasi.
"Iya, mereka memang dekatan karena hubungan mereka cukup dekat sekali." angguk Bima juga.
"Mereka orang lama ya di sini, atau pindahan?" tanya Mila dengan senyum ramah.
"Setahu kami sih memang asli orang sini, dulu kan Ibu nya memang orang asli sini." jawab Angga tanpa curiga pada Mila.
"Mbak nya mau minta tolong sama Mbak Pur ya?" tanya Bima yang biasa nya memang orang orang mencari Purnama untuk minta tolong.
"Iya." Mila mengangguk saja karena takut mereka akan curiga.
Angga dan Bima menjelaskan bahwa Purnama memang orang yang bisa di andal kan, namun dalam hati Mila malah mencemoh nya karena dia merasa orang orang desa ini sudah di bodohi oleh Purnama. Mila memang bukan asli orang jawa, dia adalah orang sumatra yang tidak tau banyak tentang kisah Purnama.
Apa lagi desa yang ia tinggali juga beda dengan desa Purnama, sehingga wajar bila Mila memang sama sekali tidak kenal. terlebih dia orang juga sombong, maka sudah klop lah kisah hidup nya yang tidak tau siapa siapa.
"Kalau siang begini dia ada di rumah tidak?" tanya Mila lagi sambil mengeluarkan roti untuk membuat para pemuda ini bicara.
"Tadi kayak nya pergi, soal nya mau acara apa gitu di rumah mertua nya yang baru meninggal." jawab Angga.
"Oh gitu, saya mau lihat dulu lah rumah nya biar besok pas kesini lagi sudah tau." ujar Mila naik motor nya lagi.
"Ada tulisan laundry juga di sana, coba lihat siapa tau ada Mas Arya." ujar Bima.
"Baik, terima kasih ya sudah menunjukan rumah beliau." Mila berkata ramah sehungga dua pemuda ini sama sekali tidak curiga.
Setelah tau informasi nya maka Mila pun segera mendatangi rumah Purnama, sengaja agak jauh parkir agar tidak ketahuan bila ada orang nya. tapi memang rumah Purnama sedang sepi karena semua nya kerumah orang tua Zidan, maka Mila pun mengendap endap menuju rumah Purnama yang kata bocah tadi ada di bagian belakang.
"Aman, ku kubur saja di sini biar cepat dia di ganggu." Mila segera menggali tanah denhan sekop kecil nya.
"Kenapa diam saja?" Nana menatap Maharani yang sedang memperhatikan Mila.
"Aku penasaran dengan setan nya, jadi biarkan saja dulu." sahut Maharani yang melihat Mila sedang menaruh barang jahat di depan rumah Purnama.
"Manusia tidak tau diri, bagai mana mungkin Ratu ular mau di kasih gangguan hanya dengan setan rendahan!" Nana berdecak kesal.
"Maka nya diam saja dulu, nanti kalau sudah melibat bentuk setan nya aku akan puas! nanti kita balas dia, kau tenang saja." Maharani tetal santai.
Biar pun orang orang mengira bahwa rumah Purnama kosong karena tuan rumah sedang pergi, namun mereka tak akan menyangka bahwa sebenar nya ada para member nya yang sibuk berjaga agar rumah Ketua agensi tidak terjadi apa apa. bahkan maling pun tak akan bisa masuk, kalau pun bisa masuk maka mereka tak akan bisa keluar lagi.
"Dah siap, rasakan itu perempuan sombong! kau akan ketakutan nanti malam, bahkan ku rasa sampai kencing di celana." Mila tertawa puas.
"Aku geram sekali, Ran!" Nana sudah tidak sabar.
"Turuti saja ucapan ku, nanti malam kau akan ku ajak bersenang senang." Rani tetap mencegah Nana.
"Ish kau ini!" Nana bersidekap tangan dengan wajah masam.
"Ada waktu nya, untuk sekarang biar kan saja." Maharani berkata sabar.
Mila yang sudah siap mengubur langsung kabur dengan motor nya karena dia takut juga bila sampai ketahuan, biar lah dengan sabar saja menunggu nanti malam kiriman itu beraksi untuk menghantui Purnama sampai terkencing kencing.
...****************...
Rumah Teguh sudah ramai dengan para warga yang heboh bukan main melihat jenazah dengan kepala bolong karena otak nya tidak ada, polisi juga bergerak cepat untuk mengusut kasus yang sedang terjadi ini. warga nya tentu asik gosip karena kematian yang sangat tidak wajar, siapa orang yang dengan tega sudah membunuh mereka dengan cara begitu.
"Kalian tolong dengarkan aku! di kampung kita ada yang punya pesugihan dan suamiku adalah salah satu tumbal nya, aku yakin bahwa ini juga di jadikan tumbal." Mia mulai lagi.
"Dia ngomong apa sih?!" warga tak suka dengan Mia sekarang.
"Kau kalau ngomong tidak usah sembarangan lah, Mia! kau mau menuduh Rere lagi kan?" Lili membuka suara.
"Mbak harus percaya dengan ucapan ku, desa kita memang ada yang punya pesugihan! kalau bukan Rere maka Rosana lah yang punya, kalian lihat saja dia yang mendadak kaya." Mia tetap saja menuduh.
"Eh tapi Mia bener loh, kalian lihat sekarang Rosana sudah bisa beli apa pun." Juminten ikut provokasi.
"Otak kalian di mana? ini dalam keadaan berduka dan kalian malah sibuk gosip tentang Rosana, dasar kalian saja yang iri dengki." bentak Mak Banung emosi.
"Mak Banung benar, kalian itu iri dengki luar biasa! kau itu Jum yang hidup nya melarat maka nya benci pada Rosana dan kau Mia yang tidak terima nasib karena cuma istri siri saja." Deva menunjuk wajah dua penggosip ini.
"Padahal kemarin aku lihat kau pinjam uang sama Rosana, tapi bisa kau gosip kan dia begitu." Bu Wati juga ikut membela Rosana.
Mia dan Juminten terdiam karena orang orang sama sekali tidak ada yang percaya, tanpa semua orang sadari bahwa Rosana yang terdiam menunduk itu sedang tertawa girang. orang yang akan memperkosa anak nya mati dan orang orang yang membicarakan diri nya kena serang warga lain, tentu saja dia merasa sangat senang dan keberuntungan memang sedang berpihak pada nya.
Lima bab ya guys, kalau yang sebelah memang enggak bisa up lima bab lagi. batas up lima cuma sampai 80 bab, selebih nya tiga udah paling kenceng, jadi mohon pengertian nya ya biar kita sama sama enak, kalian bisa baca dan othor nya bisa dapat cuan.
Aq berharap sela ,, ayah Halim masih bisa d selamatkan,, ow iya mas Bastian juga yaa Kaka,, jangan smpe jadi tumbal dia ...,, anak baik tuh