Figo derlangga tidak pernah tertarik dengan wanita manapun, laki laki itu hanya tertarik dengan James, asisten laki laki pribadinya.
Keadaan seketika berubah drastis ketika Figo bertemu dengan maid baru dirumah miliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xxkntng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Axel
"Tuan, minumlah obatmu dulu," ujar John sambil menyerahkan kapsul obat kepada Figo.
"Apakah ada rapat hari ini?" tanya Figo.
"Semua pekerjaan sudah saya tangani, Tuan. Anda tidak perlu memikirkan pekerjaan kantor sebelum sembuh," jawab John.
"Berikan laptopku. Aku akan mengerjakan pekerjaanku," tegas Figo.
"Minumlah obatmu dulu, Tuan," pinta John.
"Aku sudah bilang, aku tidak akan meminum obat itu," balas Figo. "Ambilkan laptopku."
"Kau benar-benar keras kepala," keluh John. "Sudah dua hari kau tidak tidur. Minumlah obat ini agar pikiranmu tenang."
"Keluar. Aku akan jauh lebih tenang jika kau tidak keluar-masuk kamar ini," ucap Figo dengan ketus.
"Tapi..."
"Keluar! Sudah kubilang keluar!" bentak Figo.
"Baik, saya akan keluar," ujar John sambil meletakkan obat dan segelas air di nakas kamar. Setelah itu, ia bergegas pergi.
Figo meraih laptopnya dan mulai fokus berkutik dengan dokumen-dokumen pekerjaan..
-
John menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi, melaju menuju sebuah apartemen milik keluarga Alexander.
Setelah memarkir mobilnya, John segera turun dan menaiki lift menuju lantai 5.
Sesampainya di lantai itu, ia menekan tombol bel di depan kamar Shearen.
Lima kali bel dibunyikan, namun tidak ada yang membuka pintu.
Ting tong. Ting tong. Ting tong.
"Tuan, apakah Anda mencari perempuan yang tinggal di apartemen ini?" tanya Sila, salah satu petugas kebersihan yang sedang membersihkan area tersebut.
"Apa kau melihatnya?" tanya John.
"Dua jam yang lalu saya baru saja melihatnya keluar dengan seseorang," jawab Sila.
"Siapa?"
"Saya tidak tahu. Saya hanya berpapasan ketika wanita itu masuk ke dalam mobil bersama seorang laki-laki," jelas Sila.
"Laki-laki?" John mengernyit. "Apa dia membawa laki-laki ke apartemen ini?"
"Saya kurang tahu, Tuan," jawab Sila sambil menunduk. "Permisi, saya harus membersihkan apartemen lain."
John menghela napas panjang. "Shearen membawa laki-laki siapa?" gumamnya. "Ini akan jadi masalah besar jika Figo mengetahuinya."
John segera turun ke lantai bawah dan berjalan menuju garasi.
Di sana, pandangannya tertuju pada sebuah mobil yang baru saja terparkir di samping mobilnya.
Mobil itu tidak asing—BMW i8.
Seorang laki-laki keluar dari mobil tersebut, melepas kacamatanya.
John yang melihat hal itu sontak membulatkan matanya. "Tuan Axel?"
Laki-laki itu tersenyum tipis. "John."
"Tuan, Anda di sini? Sejak kapan?" tanya John heran.
"Sejak kemarin," jawab Axel santai.
"Kau serius?"
"Iya. Aku ingin memberikan kejutan kepada Figo," jawab Axel sambil tertawa kecil. "Kau kemari ingin menemui siapa, John?"
"Aku ingin menemui wanita itu," jawab John sambil melirik ke arah Shearen yang tengah berdiri di belakang Axel.
"Apakah kalian berdua sudah saling kenal sejak lama?" tanya John, menatap Axel dan Shearen bergantian.
"Kami baru saling kenal sejak kemarin malam," jawab Axel santai.
"Apa aku boleh berbicara berdua dengan Shearen, Tuan? Hanya sebentar," pinta John.
"Boleh," jawab Axel santai.
"Terima kasih, Tuan."
John menarik tangan Shearen dan mengajaknya menjauh beberapa meter agar Axel tidak mendengar percakapan mereka.
"John, kenapa kau kemari?" tanya Shearen heran.
"Apa kau tahu bahwa Tuan Axel adalah adik kandung Tuan Figo?" tanya John.
"I-iya, aku tahu itu," jawab Shearen sambil menunduk.
"Apa kalian tinggal dalam satu apartemen?"
"Axel menjagaku dengan baik. Kami hanya beda kamar," jelas Shearen.
"Kenapa kau datang ke sini, John? Kau belum menjawab pertanyaanku," tambah Shearen.
"Apa kau ingin ikut aku kembali ke rumah?" tanya John.
"Tidak. Aku tidak ingin kembali ke rumah itu. Aku sudah nyaman tinggal di apartemen ini," jawab Shearen tegas.
"Kenapa kau tiba-tiba menyuruhku kembali ke rumah itu?"
"Shearen, dengarkan aku. Kondisi Figo benar-benar aneh sejak kau pergi. Dia sudah tidak tidur dua hari ini. Dokter menyarankan dia minum obat, tapi dia tidak mau meminumnya," jelas John.
"Keras kepala," gumam Shearen.
"Dua hari ini dia hanya bekerja. Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, bahkan tidak mau meminum obat," tambah John.
"Kembalilah ke rumah. Mungkin jika kau kembali, Tuan Figo akan mau menuruti permintaanmu," bujuk John.
"Aku tidak bisa, John. Jangan memaksaku," ucap Shearen sambil menggeleng. "Aku masih trauma dengan rumah itu."
"Apa kau tidak peduli dengan kesehatan Tuan Figo?" tanya John.
"Aku peduli, tapi kau tahu sendiri, Mona dan Valerie tidak menyukaiku," jawab Shearen lirih.
"Tidak perlu takut dengan mereka," ujar John. "Mereka berdua takut pada Tuan Axel. Jika kau mengajak Tuan Axel pergi ke rumah itu, mereka tidak akan berani macam-macam denganmu."
