NovelToon NovelToon
Aku? Jadi Suami Pengganti?

Aku? Jadi Suami Pengganti?

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nur dzakiyah

ig: nrz.kiya

Farel Aldebaran, cowok yang lebih suka hidup semaunya, tiba-tiba harus menggantikan posisi kakak kembarnya yang sudah meninggal untuk menikahi Yena Syakila Gunawan. Wanita yang sudah dijodohkan dengan kakaknya sejak bayi. Kalau ada yang bisa bikin Farel kaget dan bingung, ya inilah dia! Pernikahan yang enggak pernah dia inginkan, tapi terpaksa harus dijalani karena hukuman dari ayahnya.

Tapi, siapa sangka kalau pernikahan ini malah penuh dengan kekonyolan? Yuk, saksikan perjalanan mereka!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22: Tanggung Jawab Ku

Malam itu, Yena tampak ceria ketika melihat pasar malam yang mereka lewati. Ia berseru penuh semangat, "Rel, ayo singgah sebentar! Seru banget kayaknya!"

Farel, yang sedang asyik memegang kemudi, hanya melirik dengan setengah malas. "Halah, rame banget tuh. Tapi ya udah, asal jangan lama-lama ya."

Mereka pun turun dari mobil dan berjalan menyusuri keramaian. Yena dengan cepat terpikat oleh suasana, sementara Farel lebih fokus mencari makanan di stan terdekat.

“Rel, aku mau beli sesuatu di sana, ya. Kamu tunggu di sini aja, jagain pesanan kita,” ujar Yena sambil menunjuk ke arah kios aksesori di seberang.

Farel mengangguk santai, tangannya masih sibuk membolak-balik uang untuk membayar makanan mereka. “Ya udah, buruan aja.”

Namun, lima menit berlalu, lalu sepuluh menit, dan Yena belum kembali juga. Farel mulai merasa ada yang tidak beres.

"Ke mana sih tuh orang? Masa beli doang lama banget?" gumamnya, mulai gelisah. Ia menoleh ke kanan-kiri, berharap melihat sosok Yena, tapi yang ada hanya kerumunan orang-orang yang lalu lalang.

Setelah menit berikutnya berlalu tanpa tanda-tanda Yena, Farel panik. “Yen! Lo di mana?!” serunya, langsung meninggalkan stan makanan dan menerobos keramaian pasar malam.

Ia menyusuri tiap sudut dengan langkah tergesa-gesa, matanya liar mencari. Semua aksesori, semua toko kecil, semua jalanan pasar malam ia lewati, tapi Yena tetap tidak terlihat.

"Gila, jangan-jangan dia kesasar... Atau ada yang—" Farel menepis pikiran buruknya, tapi rasa takut terus menghantuinya. Ia memanggil-manggil nama Yena, suaranya nyaris tenggelam di tengah bisingnya pasar.

Ketika ia tiba di sudut pasar yang lebih sepi, Farel akhirnya melihat sosok yang ia cari. Yena sedang berdiri di depan kios kecil, matanya berbinar menatap mainan kucing bergerak yang ada di etalase.

"YENA!" teriak Farel, langkahnya besar-besar menghampiri.

Yena yang terkejut langsung menoleh. “Eh, Rel? Kenapa?!”

"Lo kemana aja?! Gue nyariin lo kayak orang gila!" Farel menarik napas panjang, dadanya naik turun menahan emosi dan lega yang bercampur.

Yena mengerutkan dahi. “Tadi kan aku udah bilang mau beli sesuatu...”

“Gue kira lo ilang, tau gak! Nih pasar penuh banget, terus lo malah santai aja nontonin mainan?! Lo mau bikin gue jantungan apa?!” Farel menunjuk ke arah mainan yang dipandangi Yena.

Yena menunduk, merasa bersalah. “Maaf... aku cuma penasaran aja.”

Farel menghela napas panjang. Ia tidak tahu harus marah atau tertawa. Akhirnya ia menepuk kepala Yena pelan. “Udah, kalau mau beli ya beli aja, cepetan. Tapi lain kali jangan ninggalin gue lama-lama, ngerti?!”

Melihat wajah Yena yang penuh rasa bersalah, Farel merasa semua kekesalannya mendadak hilang. Meski dia tidak menyukai situasi ini, perhatian dan perannya sebagai suami membuatnya tidak bisa diam saja.

“Maaf ya, Rel. Aku janji nggak lama-lama lagi,” ujar Yena sambil tersenyum kecil.

Farel hanya menggeleng pelan. “Udah sana, buruan sebelum gue makin lapar.”

Dan kali ini, ia memastikan Yena tidak pergi terlalu jauh dari pandangannya.

Setelah Yena selesai membeli mainan kecil yang tadi memikat perhatiannya, mereka kembali ke stan makanan yang sebelumnya ditinggalkan Farel. Yena menggenggam kantong kecil berisi mainan itu dengan senyum lebar, sementara Farel masih berusaha menenangkan dirinya.

“Rel, lihat deh,” Yena menunjukkan mainan kucing bergerak yang baru dibelinya. “Lucu banget, kan? Kalau disentuh, dia bisa goyang-goyang.”

Farel melirik mainan itu sekilas, lalu mendengus. “Lo bikin gue hampir jantungan cuma buat beli itu? Ini, mainan yang bikin lo ngilang tadi?”

“Eh, jangan gitu dong. Kan aku juga nggak lama banget…” Yena mencoba membela diri, meski tahu itu tidak sepenuhnya benar.

“Lama apanya nggak? Gue sampe keliling pasar, manggil-manggil nama lo, semua orang ngeliatin gue kayak orang aneh,” balas Farel sambil melahap makanannya yang akhirnya datang. “Lagian ya, siapa juga yang beli mainan beginian di pasar malam? Kayak bocah aja, Yen.”

Yena menatap Farel dengan ekspresi protes, tapi ia tahu lebih baik tidak memperpanjang debat. “Ya udah, maaf deh. Kalau aku bikin kamu panik.”

Farel terdiam sebentar, lalu mengangguk kecil. “Udahlah, gue cuma nggak mau lo ilang lagi. Pasar malam gini kan banyak orang, mana gue tau kalo lo kesasar atau apa. Lo tuh…” Farel berhenti, tampak enggan melanjutkan kalimatnya.

“Apa?” tanya Yena penasaran.

“Lo tuh tanggung jawab gue sekarang. Kalau gue nggak bisa jaga lo, nanti gimana?”

Yena tertegun mendengar ucapan itu. Meski Farel mengatakannya dengan nada santai dan sedikit sarkastik, ia bisa merasakan ketulusan di baliknya.

“Rel… makasih ya,” ucap Yena pelan, sambil menunduk.

“Udah-udah, makan sana,” potong Farel cepat, mencoba menutupi rasa canggung yang tiba-tiba muncul. “Abis ini kita balik ke hotel, gue capek.”

Yena tersenyum kecil, merasa hangat karena perhatian Farel, meski sering terselubung di balik sikap cueknya. Ia mulai menyadari bahwa, di balik segala kekonyolan dan tantrum Farel, ada sisi lain yang benar-benar peduli.

Setelah Yena selesai membeli mainan kecil yang tadi memikat perhatiannya, mereka kembali ke stan makanan yang sebelumnya ditinggalkan Farel. Yena menggenggam kantong kecil berisi mainan itu dengan senyum lebar, sementara Farel masih berusaha menenangkan dirinya.

“Rel, lihat deh,” Yena menunjukkan mainan kucing bergerak yang baru dibelinya. “Lucu banget, kan? Kalau disentuh, dia bisa goyang-goyang.”

Farel melirik mainan itu sekilas, lalu mendengus. “Lo bikin gue hampir jantungan cuma buat beli itu? Ini, mainan yang bikin lo ngilang tadi?”

“Eh, jangan gitu dong. Kan aku juga nggak lama banget…” Yena mencoba membela diri, meski tahu itu tidak sepenuhnya benar.

“Lama apanya nggak? Gue sampe keliling pasar, manggil-manggil nama lo, semua orang ngeliatin gue kayak orang aneh,” balas Farel sambil melahap makanannya yang akhirnya datang. “Lagian ya, siapa juga yang beli mainan beginian di pasar malam? Kayak bocah aja, Yen.”

Yena menatap Farel dengan ekspresi protes, tapi ia tahu lebih baik tidak memperpanjang debat. “Ya udah, maaf deh. Kalau aku bikin kamu panik.”

Farel terdiam sebentar, lalu mengangguk kecil. “Udahlah, gue cuma nggak mau lo ilang lagi. Pasar malam gini kan banyak orang, mana gue tau kalo lo kesasar atau apa. Lo tuh…” Farel berhenti, tampak enggan melanjutkan kalimatnya.

“Apa?” tanya Yena penasaran.

“Lo tuh tanggung jawab gue sekarang. Kalau gue nggak bisa jaga lo, nanti gimana?”

Yena tertegun mendengar ucapan itu. Meski Farel mengatakannya dengan nada santai dan sedikit sarkastik, ia bisa merasakan ketulusan di baliknya.

“Rel… makasih ya,” ucap Yena pelan, sambil menunduk.

“Udah-udah, makan sana,” potong Farel cepat, mencoba menutupi rasa canggung yang tiba-tiba muncul. “Abis ini kita balik ke hotel, gue capek.”

Yena tersenyum kecil, merasa hangat karena perhatian Farel, meski sering terselubung di balik sikap cueknya. Ia mulai menyadari bahwa, di balik segala kekonyolan dan tantrum Farel, ada sisi lain yang benar-benar peduli.

1
Angel Ine
semangat terus, ceritanya gak berhenti bikin ngakak, selalu mendukung karya k.thor
Angel Ine
Lanjut terus k.thor semangat dalam berkarya
Ana
Pokonya baca semua karya kakak, bisa jadi inspiratif yg baik, karya yg ini tema beda tapi tdk jauh banget dri ciri khas kakak,, ngakak abiss jg bacanya
El
Mampir lagi.. seperti biasa karya kakak luar biasa, apa lgi kali ini tema berbeda..
El
Bener" yee nih farelll...🤦🏻‍♀️😂
Ddek Aish
ada2 aja grup anak spesial. kirain anak disabilitas yang spesial taunya 😂😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: hahaha.. 🤣🥰
total 1 replies
Agnan
Kocak sih ini, keren.. keren..
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih kak, atas dukungannya dan komen positifnya🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
PuputMega Shelviana SuJanii
bahasanya kurang ngena thor, masa ank ngomong nya gue2 k ayahnya, giliran ayahnya jh bz sopan pakex saya
ᏦᎨᎽᎯ~: wajar sih kak, melihat sifat farel ya gtulah.. adapnya kurang🤣 jdi mon maap klw krng nyaman🙏🏻 tp terima kasih udh baca🫶🏻
total 1 replies
Ddek Aish
mampir lagi
ᏦᎨᎽᎯ~: terima kasih ya kak, atas dukung setiap karyaku, bakal semakin semngt nihhh🥰🫶🏻🦭
total 1 replies
Agnan
Haha Kocak si farel😂😂
ᏦᎨᎽᎯ~: beh gercep ya, tenkyu
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!