Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 21 - Tidak Membalas
Dan makin bergemuruh lah jantung gadis itu ketika Rilly membuka Folder tersebut, di dalam sana bukan hanya ada data diri tentang dia tapi juga seluruh keluarganya.
Bahkan catatan tentang perusahaan keluarga Aditama pun terdata dengan lengkap. Mulai dari perusahaan perkebunan sampai perusahaan penerbangan milik sang kakak.
Rilly mengepalkan kedua tangannya kuat, dia kemudian melihat informasi tentang kapan folder itu dibuat, 2 April jam 2 dini hari. Tepatnya di hari pertama dia berada di markas Black Venom.
Setelah dia mengungkapkan tentang Rilly Aditama pada Liam. Malam setelah dia mendapatkan cambukkan dari pria itu.
Disaat Liam telah mengetahui semuanya, tapi pria itu tetap memperlakukannya sebagai Cathlen.
Kedua mata Rilly nampak merah, tapi kini bukan karena dia ingin menangis, sebab amarah yang sudah membuncah, sampai rasanya ingin meledak semua yang ada di hati dan kepalanya.
"Beddebah, kurang ajar kamu Liam!! ARGHT!!" saking geramnya Rilly dia bahkan membanting laptop itu di atas lantai, sampai menimbulkan suara yang sangat kuat ...
BRAK!!
Suara yang membuat Liam mampu mendengar dan segera berlari menuju ruang kerja. Melihat laptop yang sudah hancur di atas lantai dan melihat tatapan Rilly yang begitu tajam.
Ya, Liam memang sudah mengetahui sejak lama jati diri wanita itu yang sebenarnya.
"Kurang ajar, beddedah, badjingan, dajjaalll kamu Liam," umpat Rilly, akhirnya semua kata-kata kasar itu mampu dia lempar tepat di wajah Liam.
Rilly tak ada takut-takutnya sedikitpun, tak akan ada yang bisa menghalangi kemarahannya kali ini.
Rilly bahkan mengambil senjata tajjam milik Liam yang ada di atas meja, dia arahkan senjata itu pada gurunya.
"Namaku adalah Rilly, Rilly Aditama, aku BUKAN CATHLEN!" teriak Rilly, meluapkan semua yang terasa mengganjal di dadda. Rilly tak bisa menahannya lagi.
"Dan kamu sudah mengetahui kebenaran itu, tapi kenapa? kenapa memperlakukan aku seperti ini!"
Liam terdiam, dia hanya mampu menelan ludahnya sendiri. Melihat laptop yang sudah tergeletak di lantai, dia tahu bahwa Rilly telah membukanya dengan lancang. Lalu membaca tentang dokumen tentang keluarga Aditama yang tersimpan di dalam sana.
Dia lengah, tak menyangka jika Rilly akan bersikap sejauh ini. Dia telah memberikan kepercayaan pada gadis itu untuk masuk sendirian ke dalam ruangannya, tapi ternyata apa yang ada di dalam kepala Rilly tidak bisa dia tebak.
"Apa bedanya antara kamu dan Cathlen? tidak ada, kamu sudah jadi tawanan ku," balas Liam. Sedikitpun tak ada raut wajah penyesalan yang ia tunjukkan, karena memang Liam tidak merasa ada yang salah. Jika wanita itu bukalah Rilly, dia pun akan tetap memperlakukan sama.
Seseorang yang akan dia didik untuk jadi bagian dari Black Venom dan kemudian di kirim ke markas Darkness.
Mendengar jawaban itu, Rilly pun berdecih, lengkap dengan senyumnya yang miris ...
"Cih! kamu benar-benar pria yang paling menyedihkan Liam, tiap kata yang keluar dari mulut sampah mu itu hanyalah bualan," balas Rilly.
"Hari ini, jika bukan aku yang mati, maka kamu lah yang akan mati," tambah Rilly, bicara penuh dengan penekanan. Bahkan saat itu juga dia langsung berlari ke arah Liam dan mulai menyerang.
Shat!!
Bugh!
Brak!
Pertarungan kedua orang itu terus berlanjut, sampai membuat beberapa barang di dalam ruangan jatuh berantakan di lantai.
Rilly telah begitu ahli dalam bela diri, tapi seberapa pun ahlinya wanita itu tak akan bisa mengalahkan Liam.
Namun ... entah kenapa, sejak tadi Liam tidak membalasnya. Justru beberapa kali, dia membiarkan Rilly memukul tubuhnya.
Bugh!