NovelToon NovelToon
Mencintaimu Bu, Dokter!

Mencintaimu Bu, Dokter!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Dendam Kesumat
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Naga Rahsyafi

Fariq Atlas Renandra seorang pria yang berprofesi sebagai mandor bangunan sekaligus arsitektur yang sudah memiliki jam terbang kemana-mana. Bertemu dengan seorang dokter muda bernama Rachel Diandra yang memiliki paras cantik rupawan. Keduanya dijodohkan oleh orangtuanya masing-masing, mengingat Fariq dan Rachel sama-sama sendiri.

Pernikahan mereka berjalan seperti yang diharapkan oleh orang tua mereka. Walaupun ada saja tantangan yang mereka hadapi. Mulai dari mantan Fariq hingga saudara tiri Rachel yang mencoba menghancurkan hubungan itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naga Rahsyafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dua Belas

Sudah hampir jam sepuluh malam, Fariq masih belum sadarkan diri. Sekarang dia kritis, Rachel mondar mandir di depan ruangan tempat pria itu di rawat. Sesekali dia mengintip dari kaca untuk melihat calon suaminya.

Fariq Atlas Renandra dibawa ke rumah sakit tempat Rachel bekerja. Dia sengaja melakukan hal itu supaya bisa memantau keadaan tunangannya. Saat ini ia tidak bisa fokus bekerja, sehingga yang merawat Fariq adalah dokter lainnya.

"Rachel. Mami nggak tau kenapa ini bisa terjadi, yang sempat Mami dengar dari warga di jalan tadi, kamu bertengkar sama Ariq?"

"Kamu bertengkar?" tanya Indi.

"Rachel minta maaf, ini salah Rachel. Kalau aja Rachel nggak pergi, pasti Mas Ariq nggak akan ngejar Rachel."

"Hika ... Hiks ... Hiks ..."

"Sebenarnya apa yang terjadi?"

Rachel tidak tau harus mulai dari mana, dia takut melihat mimik wajah dari calon mertuanya.

"Cincin kamu mana?" tanya Rita.

"Cincin ... Cincin ada di tas Rachel."

"Kenapa di lepas?"

"Rita ... Aku juga nggak tau apa permasalahan mereka, tapi tadi Rachel minta kalau pernikahan ini dibatalkan."

"Dibatalkan? Maksudnya?" Rita mengernyitkan keningnya saat mendengar pengakuan dari besannya.

"Maafin, Rachel ... Rachel nggak bermaksud buat Mas Ariq kecelakaan."

"Jelasin sama Mami, Rachel. Jangan seperti ini." Rita mulai penasaran dengan kejadian sebenarnya.

"Rachel lihat Mas Ariq jalan sama perempuan. Mereka mesra banget, bahkan keliatan bahagia.

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

"Rachel cemburu, Rachel nggak mau milik Rachel di ambil ... Rachel takut kejadian Mama terulang sama Rachel. Hiks ..."

“Rachel trauma.”

Mendengar ucapan anaknya, Indi memeluk Rachel membelai rambut wanita itu dengan sangat lembut. "Maafin Mama ya. Harusnya Mama nggak paksa kamu."

"Mas, Ariq ... Rachel sayang sama dia, Ma. Tapi dia udah nyakitin Rachel."

"Sabar sayang, sabar."

"Bi."

Seorang wanita muda baru saja datang dan langsung mencium punggung tangan Rita.

"Gimana keadaan Mas, Ariq?"

"Ini, Ma ... Dia! Dia perempuan yang Rachel lihat sama Mas, Ariq."

"Alda ... Ini Alda, sepupunya Ariq," ungkap Rita.

"Sepupu." Lirih Rachel.

"Iya," jawab wanita itu.

"Ja-jadi bener yang dibilang sama Mas, Ariq. Kalau dia memang nggak pernah selingkuh."

"Mas, Ariq. Hiks ... Maafin aku. Aku udah salah menilai Mas."

Alda adalah sepupu Fariq, mereka memang terbilang cukup dekat. Namun keduanya sama-sama tidak pernah memiliki perasaan lebih, cukup hanya sepupu saja.

"Eh, eh, eh."

Indi ikut duduk dilantai ketika ia tidak bisa menopang tubuh anaknya yang setengah sadar.

"Sadar, Rachel. Kamu harus kuat."

"Ini salah Rachel ... Mas, Ariq koma karena Rachel."

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

"Enggak sayang. Kamu cuma salah paham aja. Dan kecelakaan itu semuanya karena takdir," ucap Rita.

"Rachel nggak mau kehilangan Mas, Ariq."

[] [] []

Sudah beberapa jam berlalu, Fariq Atlas Renandra belum juga sadar. Keadaannya bisa dibilang cukup parah. Orang-orang itu masih menunggu di depan, pihak rumah sakit tidak mengizinkan untuk masuk dikarenakan bisa mengganggu pasien.

Jam empat pagi Rachel berdiri di depan ruangan Fariq. Tatapannya kosong memandang ruangannya. Air matanya terus mengalir hingga membuat matanya sedikit membengkak karena menangis semalaman.

"Mas, Ariq bangun. Katanya mau nikah cepet."

"Aku kangen sama kenakalan Mas, Ariq."

"Hiks ... Hiks ... Hiks ..."

Rachel merasakan ada seseorang yang menggenggam bahunya, saat menoleh ternyata Rita sudah ada dibelakangnya.

"Mami."

"Kamu tidur dulu. Mami khawatir sama keadaan kamu. Kerja sambil jagain, Ariq."

"Nggak apa-apa ... Rachel seneng jagain Mas, Ariq."

"Nggak boleh egois sama diri sendiri. Kalau Ariq sembuh terus kamu yang sakit gara-gara jagain dia. Pasti dia sedih."

"Eummm ... Mi, nanti kalau Mas Ariq udah bangun. Rachel mau pernikahan kami dilaksanakan. Kalau bisa langsung ijab kabul di sini. Urusan pesta nanti aja."

"Kenapa kamu mau dipercepat?" tanya Rita.

"Rachel nggak mau Mas Ariq sedih, dia udah minta dipercepat."

"Tapi dia nggak ada bilang apa-apa sama Mami." Ungkap Rita.

"Kalau itu Rachel juga nggak tau. Akhir-akhir ini Mas Ariq memang segera minta pernikahan di percepat."

"Ya udah ... Nanti kita bicarakan lagi."

Berhubung Rita sudah ada di tempat, Rachel meminta izin pamit untuk melakukan pekerjaannya lagi dikarenakan hari mulai terang. Dia harus kembali fokus pada pekerjaannya, karena tidak akan enak jika pihak rumah sakit melihatnya tidak professional.

[] [] []

Saat ini Rachel sedang berada di ruangannya, wanita itu tengah sibuk mencatat sesuatu di lembaran kertas. Banyak kerjaan yang harus ia selesaikan, akibat tidak fokus membuat adanya hambatan pada tugas-tugasnya.

Ceklek!

Pintu terbuka namun Rachel tidak menoleh. Ia beranggapan yang datang adalah suster, tetapi ketika mejanya dipukul oleh seseorang, otomatis wanita itu kaget.

Brak!

"Vina! Kamu ngapain?"

"Kamu nggak sadar juga atas apa yang terjadi sama pria itu?"

"Kamu ngomong apa sih. Aneh banget!"

Rachel kembali melanjutkan pekerjaannya. "Lebih baik kamu pergi, aku nggak punya waktu untuk meladeni kamu."

"Kamu itu harusnya sadar, dia kecelakaan karena kamu pembawa sial."

"Jaga omongan kamu, Vin."

Vina dan Rachel saling menatap satu sama lain. "Bener 'kan. Kemaren Papa kamu pergi meninggalkan kamu. Sekarang calon suami kamu kecelakaan. Itu tandanya kamu itu memang wanita nggak baik, pembawa sial!"

Rachel berdiri, ucapan Vina sungguh menusuk hatinya. "Mau kamu apa sih? Aku nggak pernah gangguin kamu. Tapi kenapa kamu selalu ganggu aku?"

"Aku mau laki-laki itu."

"Maksud kamu?" tanya Rachel.

"Kamu nggak cocok sama dia. Dia milikku."

"Jangan macam-macam kamu, Vin."

"Rachel!" Seseorang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan.

"Mami, Rita."

"Ariq, udah sadar."

Rachel merasa lega, kabar yang ia tunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Rachel segera berlalu pergi mengabaikan Vina. Saat Vina hendak keluar dari ruangan itu tersenyum simpul ketika melihat ponsel Rachel menyala.

1
ay Susie
kenapa gak bilang lgsg kl dia sodara tiri , bikin mulek
Khusnul Khotimah
ayah yg goblok,,,,,
Buaya Darat: kak🥲 mohon bersabar
total 1 replies
Khusnul Khotimah
pria bertanggung jwb apaan,,,,,KLO tahu batasan ada perempuan disampingmu za biarin yg nolong calonmulah toh cuman jatuh doang,,,,,,bilang aja tebar pesona,,,,,g masuk akal bgt
Naga Rahsyafi: sabar kak🥲 kena ke penulisnya lagi
total 1 replies
Naga Rahsyafi
Jangan lupa tinggalkan jejak jari sebelum pergi
Buaya Darat
🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!