NovelToon NovelToon
Cinta Rasa Kopi Susu

Cinta Rasa Kopi Susu

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Zylan Rahrezi

Rania, seorang barista pecicilan dengan ambisi membuka kafe sendiri, bertemu dengan Bintang, seorang penulis sinis yang selalu nongkrong di kafenya untuk “mencari inspirasi.” Awalnya, mereka sering cekcok karena selera kopi yang beda tipis dengan perang dingin. Tapi, di balik candaan dan sarkasme, perlahan muncul benih-benih perasaan yang tak terduga. Dengan bumbu humor sehari-hari dan obrolan absurd, kisah mereka berkembang menjadi petualangan cinta yang manis dan kocak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zylan Rahrezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kolaborasi dan Rahasia yang Mulai Terbuka

Bab 7: Kolaborasi dan Rahasia yang Mulai Terbuka

Setelah kunjungan ke kedai Pak Herman, Bintang dan Rania benar-benar mulai membangun rencana kolaborasi mereka. Kembali ke kafe tempat Rania bekerja, mereka menghabiskan waktu berjam-jam duduk di sudut ruangan, mendiskusikan ide-ide sambil menikmati kopi buatan Rania.

“Jadi,” Bintang membuka laptopnya, “konsepnya adalah setiap kopi yang lo buat punya cerita. Gue bakal tulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pelanggan lo. Lo setuju?”

Rania mengangguk antusias. “Setuju. Tapi lo yakin pelanggan mau cerita gitu aja?”

“Kita kasih gimmick. Misalnya, setiap yang cerita dapet diskon atau secangkir kopi gratis.”

Rania tertawa kecil. “Lumayan pinter juga, Mas Pahit.”

“Jelas. Gue nggak cuma ganteng, tapi juga cerdas.”

“Cerdas? Lo ngimpi, ya?”

Mereka tertawa bersama, membuat suasana kafe yang sepi terasa lebih hidup. Tapi di balik canda itu, ada semangat yang nyata.

---

Hari-hari berikutnya, mereka mulai menjalankan proyek itu. Setiap pelanggan yang datang ditawari kesempatan untuk berbagi cerita. Beberapa menolak, tapi banyak juga yang tertarik. Rania mencatat cerita-cerita itu di sebuah buku kecil, sementara Bintang mulai mengetik draf-draf pendek.

“Ini seru banget,” kata Rania suatu malam setelah kafe tutup. “Gue nggak nyangka banyak orang punya cerita unik.”

Bintang mengangguk sambil menutup laptopnya. “Iya. Gue selalu percaya kalau setiap orang punya cerita, cuma nggak semua orang mau atau berani cerita.”

“Kayak lo?” Rania menatap Bintang dengan tatapan penuh arti.

Bintang terdiam sejenak. “Mungkin.”

“Lo pernah cerita ke siapa?”

“Belum pernah.”

Rania tersenyum tipis. “Mungkin lo butuh secangkir kopi yang tepat.”

Bintang tertawa kecil. “Mungkin.”

---

Suatu malam, saat kafe sudah hampir tutup, seorang pelanggan tua masuk. Rambutnya putih, langkahnya pelan, tapi matanya bersinar penuh semangat. Rania menyapanya dengan ramah dan menawarkan kopi.

“Kopi hitam, tanpa gula,” kata pria itu.

Saat Rania menghidangkan kopi, pria itu duduk di meja dekat jendela, menatap keluar dengan pandangan kosong. Bintang, yang duduk di meja sebelah, memperhatikan pria itu dengan rasa ingin tahu.

Setelah beberapa menit, Bintang mendekat. “Pak, kalau nggak keberatan, kami punya program di sini. Pelanggan bisa berbagi cerita, dan kami akan memberikan kopi gratis sebagai apresiasi.”

Pria itu menatap Bintang lama, lalu tersenyum tipis. “Cerita, ya? Anak muda, kadang cerita itu lebih berat dari kopi pahit.”

“Tapi cerita bisa bikin hati lebih ringan, Pak,” kata Rania, ikut bergabung.

Pria itu menghela napas panjang, lalu mulai bercerita. Tentang masa mudanya, tentang cinta yang hilang, tentang mimpi yang terkubur oleh waktu. Bintang mencatat setiap detail dengan hati-hati, sementara Rania mendengarkan dengan penuh perhatian.

Saat cerita selesai, pria itu meneguk kopinya hingga habis. “Terima kasih, Nak. Kopi ini... mengingatkan saya pada masa lalu yang manis, meski tanpa gula.”

Setelah pria itu pergi, suasana kafe menjadi hening. Bintang dan Rania saling menatap, merasakan kehangatan yang aneh tapi menyenangkan.

“Lo lihat?” tanya Bintang. “Kopi dan cerita, mereka punya cara sendiri untuk menyembuhkan.”

Rania mengangguk pelan. “Lo bener. Kita bukan cuma bikin kopi. Kita bikin kenangan.”

Malam itu, mereka merasa proyek kecil mereka telah menemukan maknanya sendiri. Bukan sekadar promosi, tapi sebuah misi untuk mengumpulkan cerita-cerita kehidupan, satu cangkir kopi dalam satu waktu.

To be continued...

1
Zylan Rahrezi
Makasih
anggita
oke lah👌👍
Delita bae: semangat buat up nya🙏✌
total 1 replies
anggita
oke👌thor.. terus berkarya tulis. semoga novelnya sukses. salam buat mbak Rania barista kopi😊.
anggita
jadi ingat, klo ga salah dulu ada film judulnya Filosofi Kopi🤔
anggita
like+iklan 👍☝
anggita
Bintang⭐💻📝... Rania☕🍵
Fitria Mila astuti
bagus bahasa nya dan alur ceritanya...ringan tapi menarik. 👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!