NovelToon NovelToon
Kembar Genius Milik Ceo Galak

Kembar Genius Milik Ceo Galak

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Anak Kembar / Romansa
Popularitas:25M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Alan adalah CEO tampan dan kaya, karena trauma dia membenci wanita. Untuk mendapati penerus, dia memilih nikah kontrak dengan Azalea, dan begitu ia melahirkan, pernikahan mereka berakhir.
Patah hati karena pria dingin itu, Azalea melahirkan anak kembar dan membawa salah satu anak jauh dari Alan tanpa sepengetahuannya.

Lima tahun kemudian, kedua putra Azalea secara tidak sengaja bertemu di rumah sakit. Saat itu, satu anak dalam keadaan sehat dan satu lagi sakit parah. Azalea yang malang diam-diam menukar identitas kedua putranya agar putranya yang sakit dapat diselamatkan.

Akankah rahasia identitas itu terungkap?
Akankah ia terjerat lagi dengan Alan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kambuh

Bi Sari mendatangi toko dimana Azalea bekerja, setelah tadi dia bertanya pada Elouise dimana mereka tinggal. Ternyata, Elouise tak hafal alamat rumahnya. Namun, dia hafal nama toko dimana sang ibu bekerja.

Jadi, disinilah Bi Sari berdiri. Dia ingin menemui Azalea, karena dirinya sudah sangat merindukan wanita yang sudah ia anggap seperti putrinya sendiri.

"Nih yah pesanannya, terima kasih." Seru Azalea ketika melayani pembeli.

Bi Sari yang berdiri tak jauh dari Azalea, menatap haru pada wanita yang tengah sibuk melayani itu. Dia memegang tas jinjingnya dengan erat, menyalurkan rasa bahagianya karena bisa kembali bertemu dengan Azalea.

Dengan perlahan, Bi Sari mendekati meja kasir. Dia menatap Zeva yang tengah sibuk mengecek persediaan kue.

"Halo ibu, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Azalea sembari menatap ke arah komputer.

"Saya mencari nyonya Azalea, apakah ada?"

Deghh!

Azalea mengalihkan pandangannya, gerakannya terhenti ketika melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Bi-bi Sari!" Pekik Azalea, lalu tatapannya beralih ke sekelilingnya. Seperti mengkhawatirkan sesuatu.

"Saya kesini sendiri, tuan Alan tidak tahu saya ada disini." Jelas Bi Sari ketika mengerti apa yang wanita itu takutkan.

azalea menghela nafasnya, dia meminta temannya untuk menggantikan dirinya sementara. Beruntung, temannya pengertian. Sehingga, Azalea bisa mengajak Bi Sari berbicara berdua. Dia membawa Bi Sari duduk di sebuah meja khusus dua orang saja.

"Bagaimana kabar Bibi?" Tanya Azalea.

"Saya baik nya, tapi saya merasa kehilangan saat nyonya pergi. Gak ada lagi yang ngajarin saya buat kue seenak buatan nyonya." Lirih Bi Sari.

Azalea tersenyum tipis, perasaannya kini campur aduk. Dia senang kembali bertemu Bi Sari, tapi dia takut Alan akan mengetahui keberadaannya. Lalu, mengusirnya.

"Bibi sudah dengar semuanya dari den El, dia cerita tentang rencana kalian."

Tubuh Azalea menegang, perasaan khawatir menyeruak di dalam hatinya. Bi Sari yang melihat Azalea gugup seperti itu, bergegas meraih tangan Azalea yang berada di atas meja.

"Jangan takut, bibi akan bantu rencanamu." Ujar Bi Sari dnegan senyuman menenangkan.

Azalea tertegun, "Bi, a-aku ...."

"Rencanamu tidak matang Nyonya, Tuan sangatlah cerdik. Untung saja tadi aku yang mengganti perbannya, jika tuan bagaimana? Keberuntungan tak akan selalu datang. Kita harus berhati-hati." Terang Bi sari.

Azalea menghela nafas pelan. Jika ketahuan di awal, tamat sudah riwayatnya. Alan bisa mengambil kedua anaknya.

"Bi, Lea mohon. Bantu Lea, Lea sudah gak sanggup untuk membayar pengobatan Elouise. Dia ...dia ... menderita gagal Ginjal kronis sejak umurnya empat tahun, waktu untuk cuci darahnya terus bertambah. Biaya semakin bengkak. Sedangkan, tabunganku habis dan gajiku kecil. Alan memberikan banyak uang, tapi ... tapi aku malah membuangnya untuk bisnis yang akhirnya gagal."

"Jika saat itu aku tahu El akan sakit, akan ku gunakan uang itu seluruhnya untuk pengobatan El. Tapi, apa sekarang? El sakit dan aku terpaksa menjual rumah yang sudah ku beli di kota lain. Aku sudah tak memiliki apapun lagi, aku ingin El sembuh hiks ... dia harus sembuh hiks ... dia masih terlalu kecil hiks ...,"

Bi Sari mengeratkan genggamannya pada tangan Azalea, dia juga turut merasa sedih atas sakit yang menimpa Elouise.

"Jadi, apa rencanamu sekarang? Den Lexi tidak memiliki riwayat penyakit apapun, tubuhnya sehat. Sementara, tuan tidak tahu tentang putranya yang bertukar tempat. Bagaimana caranya agar tuan tahu jika Den El mengidap Gagal Ginjal?" Tanya Bi Sari.

Azalea menarik tangannya yang di genggam oleh Bi Sari. Dia menghapus air matanya dan menatap ke arah jendela luar.

"Seharusnya kemarin jadwal Elouise cuci darah, tapi aku tak memiliki uang karena habis untuk biaya rumah sakit. Aku meminta dokter agar Eloise di pulang kan saja. Jika aku tak salah tebak, malam ini sakit Elouise akan kambuh seperti biasanya. Alan pasti sudah ada di rumah, dia akan mendapati Elouise yang kesakitan. Kemudian, dia akan membawa El ke rumah sakit dan dari sana ... dia akan mengetahui penyakit Elouise." Terang Azalea dengan tatapan sendu.

.

.

.

Malam harinya, Alan telah kembali ke mansionnya. Dia melepas kemejanya sembari menaiki undakan tangga. Dia tak menyadari jika Bi Sari ada si lantai dua tengah menatap ke arah dirinya.

Bi Sari menoleh ke arah kamar Alexix, dimana Eloise tertidur dengan lelapnya. Dia mengingat penjelasan Azalea, dan berjaga-jaga karena khawatir Elouise kambuh sesuai dengan apa yang Azalea katakan.

"Den Elouise masih tidur dengan lelap, mungkin nyonya Azalea salah mengira." Gumam Bi Sari.

Bi Sari berniat akan menutup pintu kamar Alexix, baru saja dia akan menutupnya. Matanya menangkap Elouise yang terduduk sembari memuntahkan cairan dari dalam tubuhnya.

"HWEEEKK!! HWEEEK!"

"ADEEENN!!!"

Alan yang sampai di undakan terakhir pun langsung berlari setelah mendengar teriakan Bi Sari. Dia bergegas ke kamar putranya dan memasukinya dengan cepat.

"Ada apa Bi?!" Panik Alan, dia sampai melempar tas kerjanya ke sembarang arah dan juga jas yang telah ia buka tadi.

"Aden muntah-muntah tuan!" Pekik Bi Sari dengan panik.

Alan menarik dasinya, dia membuka kancing atasnya dan menggulung lengan bajunya. Kemudian, dia menggendong Elouise dan membawanya ke kamar mandi.

"Muntahkan semuanya!" Titah Alan, setelah dia membawa Elouise ke wastafel.

Elouise memuntahkan cairan kental, makan malam yang ia makan turut ia muntahkan membuat tubuh Elouise lemas seketika. Nafas Elouise juga terdengar memburu, dia kesulitan untuk bernafas.

"BI!!! BIBI!!" Teriak Alan.

"Ya tuan?!" Sahut Bi Sari dengan cepat.

"Tolong suruh supir siapkan mobil! CEPAT!" sentak Alan.

"I-iya tuan!!"

Bi Sari dengan cepat pergi keluar untuk mencari supir, sementara Alan. Dia masih sibuk membantu Elouise yang masih terus-terusan muntah.

"El ... El ... nda bica napas. Nda bica." Lirihnya.

"Kenapa? Lexi kenapa?" Tanya Alan sembari mendekatkan telinganya pada mulut sang putranya.

"Nda bica napas." Lirih Elouise, kata yang bisa Alana tangkap.

Mendengar hal itu, Alan bergegas membersihkan mulut Elouise. Dia berlari keluar kamar sembari membawa Elouise di gendongannya.

"KALIAN! PIMPIN JALAN AGAR KITA SAMPAI DI RUMAH SAKIT TERDEKAT!!" Titah Alan pada para bodyguard nya sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Kelima bodyguard memasuki mobil Fortuner yang berada di depan, mereka bergegas menjalankan mobil itu di ikuti oleh mobil yang Alan tumpangi.

Klakson mobil yang di tumpangi oleh bodyguard membuat para pengendara menepi, kedua mobil itu di beri jalan oleh para pengendara yang menghalangi.

Sementara Alan, dia memangku Elouise. Wajah putranya sudah terlihat sangat pucat, bahkan Elouise hampir tak sadarkan diri.

"LEBIH CEPAT!!" sentak Alan pada sang supir.

Sementara Bi Sari, dia segera menelfon Azalea yang sempat ia minta saat mereka bertemu.

"Nya! Aden kambuh dan sekarang di bawa ke rumah sakit!!" Pekik Bi Sari.

"A-aku akan ke rumah sakit, Alan membawanya ke rumah sakit terdekat kan?!" Azalea turut panik, walau bukan kali ini Elouise seperti ini.

"Iya Nya, tapi ... Bagaimana kalau tuan tahu?!" Khawatir Bi Sari.

"Aku akan menyamar agar dia tidak tahu, aku siap-siap sekarang!"

tuutt!

Bi sari memeluk ponselnya, perasaanya mendadak cemas. Dia merasa kasihan dengan Elouise dan juga Alexix, keduanya harus berpisah lantaran orang tuanya yang tak lagi bersama.

"Astaga, kenapa hubungan mereka begitu rumit." Gumam Bi Sari.

"Semoga tuan terbuka hatinya. Kasihan den El." Lirihnya.

_____

JANGAN LUPA DUKUNGANNYA🥳🥳🥳

1
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
🤣🤣🤣😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😃😃😃😃🤣😃😃😃😃😃😃😃😃😄
flowers city
😃😃😄😄😄😄😃😃😃😃😃🤣🤣🤣🤣
flowers city
😄😃😃😃😃😃😃😃😃😃😄😄😄😄😄
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😃😃😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
😃😃😃😄😃😃😃😃😃😃😃😃😃
flowers city
😃😃😃😃😃😃😃😃😄😄😃tega banget sih om😄😄😄😄🥰
flowers city
😄😄😄😄😄😄😄😄😄
flowers city
ribetttt nihhh😃😄😃😃😃😄😃😃
flowers city
😄😄😄😃😃😄😄😄😄😄
flowers city
batita mgkin ya
flowers city
😃😃😃😃🥰🥰🥰🥰
flowers city
😄😃😄😄😄😃😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!