++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Sebelum memijat Iwan bertanya " Mas yang sakit disebelah mana?"
" Udah jangan banyak tanya, langsung aja pijatnya Wan!" Desak Adi.
"Waduh ini pijat seluruh tubuh! kuat gak tanganku. Aku mulai dari mana ya ? umumnya sih dari kaki dulu trus keatas" batin Iwan.
Dipegangnya ujung jempol dan dilihatnya banyak titik titik kehitaman di sekitar jempol " hem ini apa ya, apa peredaran darahnya gak lancar dititik titik ini" batin Iwan
Diurut dan ditekan lembut titik titik itu sampai hilang dan saat berpindah jari.
" Kok cuma kamu elus elus Wan, ayo lekas pijit yang kuat!" gerutu Adi
"Sabar mas, ini tehnik pijat nikmat Mas gak terasa sakit tapi nanti Mas Adi terasa bugar dan sehat badannya he.... he... he...."
"Waduh.... buang waktu dan uang kalau gini" gerutu Adi
" Ini peredaran darah Mas adi gak lancar, kalau orang lain yang mijat Mas Adi pasti teriak teriak kesakitan. Kalau aku yang mijat gak akan terasa sakit Mas!"
"Terserah kamu Wan!"
Pijat dikaki Adi sebelah kiri mulai ujung jari sampai paha sudah selesai dilakukan Iwan.
"Mas, gimana kaki kirinya sudah terasa enak apa belum" tanya Iwan
"He... Wan kok rasa pegal dikaki kiriku kok hilang, wah hebat kamu Wan. Padahal cuma dielus elus"
SRUUUUP.... Iwan menyeruput kopinya
Setelah itu ia memegang jempol kaki kanan dan saat sampai di betis Iwan kaget melihat kondisi urat yang berbeda dari kaki kiri.
"Mas.... Mas adi ini apa pernah kecelakaan ya?" tanya Iwan
" Iya Wan dulu kakiku pernah patah gara gara tertabrak sepeda motor, kamu kok tahu Wan apa Aris pernah cerita kekamu!"
"Aris gak pernah cerita kok Mas, bener gak Ris!"
Aris yang asik dengan hpnya menoleh " perasaan gak pernah Mas, waktu Mas Adi kecelakaan aku belum kenal Iwan. Ingatku aku masih SLTP, kenal Iwan kelas 2 SMA" jawab Aris
"Wah sakti kamu Wan ha... ha... ha...." Kata Adi terkagum
Iwan kembali menekan dan mengurut betis Adi agar peredaran darahnya kembali lancar.
" Sudah mas sekarang ganti punggung
"Lanjut!" seru Adi
Kembali Iwan menemukan banyak titik titik ditubuh Adi, dan ada sebuah titik yang agak besar. Saat di tekan" ya sebelah situ Wan agak sakit " kata Adi
Setelah selesai dipunggung dan pundak, Iwan melanjutkan ditangan kanan dan kiri Adi.
"Sudah selesai mas"
" Lho kok cepat Wan " Adi melihat jam dinding" tadi di jam setengah 11, ha.... cuma 1/4 jam. Tapi badanku terasa enteng dan bugar, benar benar hebat si Iwan ini" batin Adi
Kembali Iwan menyeruput kopi dan mengambil sebatang rokok dan dinikmatinya.
" Gimana Mas pijatan Iwan cocok apa gak" tanya Aris
"Hem... sebenarnya gak cocok Ris, Mas Adi kalau gak sakit rasanya kayak gak pijat, tapi gak papa sih badan mas Adi terasa enteng pegal pegal hilang semua" ujar Adi.
Setelah melipat tikar Adi membawanya kedalam, dan setelah keluar Adi segera menghampiri Iwan.
"Wan mas Adi terimakasih ya, kalau mas Adi butuh pijat lagi, biasanya sih 3 minggu sekali mas Adi pijat! mas Adi bisa hubungi kamu ya "sambil menyodorkan selembar uang berwarna merah.
"Siap Mas, Aris juga punya no hp ku kok. Kalau ada yang butuh pijat bisa Mas minta no hpku ke Aris "
"Oke mas Adi tinggal istirahat ya, makasih Wan"
"Iya Mas sama sama"
"Ris aku pulang ya gak usah kamu antar!"
" Ayo aku antar aja Wan, masak aku yang jemput trus kamu pulang sendiri!"
" Ya udah ayo keburu malam Ris "
" Kayak cewek aja Wan, apa kamu takut hamil ha.... ha... ha..."
Saat melintas kebetulan Iwan melihat toko yang buka" stop Ris sebentar, aku mau ketoko" Iwan segera masuk ketoko dan membeli 2 bungkus rokok dan beberapa sachet kopi + gula.
"Ayo jalan Ris" sembari menyodorkan sebungkus rokok
"Gak usah Wan, buat kamu aja!"
"Bagi bagi rejeki Ris, terima rokok ini "
"Ya udah Wan! makasih" dengan berat hati Aris menerima
Sesampai dirumah" kamu gak mampir dulu Ris" tanya Iwan
" Besok aku kerja Wan, kapan kapan aku kesini minta kopi ha... ha... ha...." gurau Aris.
"Nginap juga gak papa Ris "
"Udah Wan, makasih ya. Aku pulang dulu Wan "
"Ya Ris terimakasih " timpal Iwan
BRUUUUR.... WERRRR..... Aris melajukan sepeda motornya.
" Banyak juga rejeki yang ku terima hari ini" bersyukur Iwan dalam hati.
Iwan bangun dari tidurnya segera Iwan mandi dan setelah itu ia menyeduh kopi sachetan yang dibelinya tadi malam. Sruuupuut....." Segarnya" tersenyum Iwan merasakan kopi yang dibuatnya dan menyalakan sebatang rokok
"Hemm... uang ada rokok ngebul ha.... ha.... ha.... "
" Nanti ke warung kopi mana ya, hemmm..... ke warung Bang Heru. Barangkali ada yang butuh pijet siapa tahu dapat rejeki "
Iwan melihat jam di hpnya " sudah jam 8, waktunya kerja he.... he... he....."
Sesampai diwarung Iwan mengambil nasi bungkus dan memesan segelas teh hangat. Setelah menghabiskan sebungkus nasi, Iwan mengambil sebatang rokok dan menyalakannya
WHUSSS.... asap rokok pun mengepul.
" Sungguh nikmat hari ini, jam segini sudah sarapan ha... ha... ha....
PLOOOK..... Sebuah tangan menepuk bahu Iwan," kamu hari ini ceria banget Wan, kayak dapat rejeki besar?" tanya Rohman
" He... he..... he....., iya Man! Kebetulan kemarin dapat rejeki, jam segini aku sudah bisa sarapan biasanya siang atau sore. Kamu sendiri kan tahu Man," ujar
Iwan.
" Kamu sudah dapat kerja Wan?" tanya Rohman
"Sudah Man, sebentar aku pesankan kopi ya Man"
" Bang Heru kopi 2" seru Iwan
" Rokok Man" disorongkan sebungkus rokok.
"Wah, makasih Wan. Kerja dimana Wan?"
" Aku sekarang mijat Wan "
" Lho mulai kapan? Ikut orang apa buka sendiri "
"Mulai kemarin Man!"
" Nih kopinya" sela Bang Heru
" Makasih bang"
" Kamu kalau butuh pijat bisa hubungi aku Man!" Iwan menceritakan orang orang yang telah dipijatnya ya namanya aja promosi ha...ha.... ha....
" Kamu buka pijatnya dirumahkan Wan?'
"Iya Man, cuma kalau bisa telpon dulu"
"Oh oke oke Wan!"
"Sudah ya Man aku pulang dulu, jangan lupa Man! Kalau ada pasien hahahah...."
" Siap Wan "
Iwan meninggalkan warung kopi Bang heru sambil memikirkan tempat untuk memijat," hmmm.... untung tadi ketemu Rohman, berarti aku butuh dipan dan kasur. Diruang tamu nanti aku atur tempatnya, biar nyaman untuk mijat. Apa dikamar aja! tapi kalau di kamar pengap butuh kipas angin. Nanti ajalah dirumah diatur lagi "
Sesampai dirumah Iwan segera meminggirkan meja kursi kesudut ruang tamu, " hem.... segini sudah cukup luas, cuma tempat tidurku kurang tinggi. Kalau disambung butuh kayu, tapi gak apalah untuk sementara kalau pasiennya banyak nanti dirubah lagi "
Segera Iwan mengeluarkan kasur dan tempat tidurnya dan di atur sedemikian rupa agar cukup nyaman untuk memijat.
" Ingatku dulu dilemari Ibu ada seprai dan sarung bantal, ah pakai itu aja"
***
Bersambung...
