Area dewasa karena ada adegan kekerasan dan dewasa. Harap bijak memilih bacaan sesuai umur.
"Aku akan mengambil semua milikmu hingga kau menangis darah dan bahkan melenyapkanmu dari dunia ini," LARA TAFETTA
Menceritakan tentan gadis bernama Lara yang menjalani hidupnya dengan begitu banyak ujian berat. Mengalami tindakan pembullyan hingga fitnah yang didapatnya dari seseorang yang membencinya hingga membuat Lara kehilangan semua impiannya yang telah dibangunnya selama bertahun-tahun.
Hal itu akhirnya merubah Lara menjadi gadis tanpa empati dan penuh dendam.
Pertemuannya dengan Phoenix Riley Robert, membuat Lara memanfaatkannya untuk membalas dendam pada seseorang yang sangat dibencinya.
NO PERSELINGKUHAN seperti biasanya dan LATAR LUAR NEGERI karena ada beberapa adegan dewasa di dalamnya.
Hanya karya author receh yang tulisan/PUEBI jauh dari sempurna... tapi dijamin alurnya menarik..😁 semoga sukaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#27
Lara tampak selalu berada di samping Silas menemaninya menyapa beberapa teman bisnisnya. Kini Silas terlihat menghampiri seorang pria paruh baya yang usianya lebih muda dari Silas.
"Wohooo ... Lihatlah, siapa yang kutemui di sini," sapa Silas menepuk bahu pria tersebut.
Pria yang memiliki perawakan tinggi besar dan rambut hitam tebal itu menoleh ke arah Silas.
"Tuan Silas ... Lama kita tak bertemu. 2 tahun? 3 tahun?" tanya pria itu.
"3 tahun, Rey. Kita tak bertemu selama itu. Bisnis kita tak bersinggungan jadi kita jarang bertemu sekarang. Ah ya, kenalkan dia kerabatku -- Lara -- sekaligus akuntanku yang paling berharga," ucap Silas memperkenalkan Lara pada temannya yang bernama Rey itu.
"Halo Nona Lara. Kau pasti sangat pintar dan hebat bisa mengambil hati tuan Silas untuk dijadikan sebagai akuntannya," kata Rey ramah dan mereka pun saling berjabat tangan.
"Terima kasih, Tuan. Kuanggap itu sebagai pujian," jawab Lara tersenyum tipis.
"Dia Tuan Rey Robert, Lara. Kau tahu kan? Kau sering membaca majalah bisnis, bukan? Jadi kau pasti mengenal kerajaan bisnis Robert yang sudah sangat terkenal," ucap Silas.
"Ya, aku sangat mengenal anda, Tuan. Aku harap perusahaan kami bisa bekerja dengan anda kelak," jawab Lara.
"Lihatlah, Rey ... Dia hebat bukan? Dia menawarimu kerja sama bisnis secara langsung tanpa melalui perantara," kata Silas tertawa pelan.
"Itu bisa kupertimbangkan nanti," jawab Rey tersenyum.
"Oh ya, aku akan membuka perusahaan cabang di New Jersey dan Lara sudah kusiapkan untuk menjadi CEO di sana. Aku dengar salah satu putramu memiliki perusahaan besar di sana. Bisakah aku meminta bantuannya nanti untuk bekerja sama dengan Lara? Kau tak akan menyesal jika bekerja sama dengan perusahaanku. Dan aku tak memberikan bisnis ilegalku pada Lara. Tenang saja," kata Silas tersenyum.
"Really? Anda akan membuka perusahaan di sana? Suatu kehormatan bagiku jika bisa bekerja sama dengan salah satu perusahaanmu. Nanti aku akan membicarakan hal ini dengan putraku," jawab Rey.
"Kau benar-benar merendah Rey ... Atur jadwal pertemuan kita nanti. 2 atau 3 bulan lagi, Lara akan pergi ke New Jersey untuk memulai kepemimpinannya di sana," ucap Silas.
"Baiklah, itu bisa di atur. Putraku sudah berada di New Jersey. Jadi mungkin nanti aku akan menyuruhnya kemari untuk membicarakan hal ini," kata Rey.
Pesta charity malam itu berhasil dengan lancar dan menghasilkan donasi yang sangat besar. Lara dan Silas pulang secara terpisah dengan bodyguard masing-masing.
Kini Lara ada di lobby dan menelepon Gonza.
"Di mana pria itu?" tanya Lara.
"Di kamar 2234. Anda bisa langsung kemari, Nona," jawab Gonza di seberang telepon.
"Aku akan ke sana sekarang," jawab Lara.
Lalu Lara segera masuk ke dalam lift dan menuju kamar nomer 2234. Lara merobek belahan pahanya hingga mencapai setengah pahanya.
Sesampainya di depan pintu kamar 2234, Lara langsung membuka pintunya tanpa mengetuk. Lara melihat Gonza yang berdiri di sebelah pria model yang duduk di kursi itu.
"Keluarlah ... Aku ingin berbicara dengannya," ucap Lara pada Gonza dan Gonza pun keluar dari kamar serta menunggu di depan pintu.
Pria itu menatap ke arah Lara dan tersenyum.
"Apakah kau fansku, Nona cantik?" tanya pria itu.
"Aku bahkan tak tahu namamu. Siapa namamu?" tanya Lara dengan menatap tajam.
Pria itu tertawa dan berdiri dari duduknya menghampiri Lara.
"Aku Julius, seorang model papan atas yang sebentar lagi akan menjadi aktor. Jika kau tak mengenalku, untuk apa kau datang menemuiku?" tanya pria itu masih tersenyum.
"Karena aku mengenal wajahmu. Kau tak mengingatku?" tanya Lara.
Pria itu menatap mata biru Lara dengan intens.
"Kau ... Wanita itu?" kata Julius perlahan.
"Ya ... Aku tak suka melihatmu hidup senang setelah apa yang kau lakukan padaku dulu," jawab Lara dingin.
Julius tertawa keras.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA
semoga bapakmu ga kena serangan jantung lagi
hancur kan kesombongan davina, biarkn jatuh miskin jd tau rasanya jd orng miskin.. biar ga songong
sabar Lara,,buat dirimu lulus dgn predikat nilai terbaik. dan lepas dr jerat orng busuk, lalu balas dendam😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈
aku dukung onlen😁😁
susah liat org seneng dan seneng liat org susah 😀😂