Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 22
•Perusahaan Pradipta Corps
Keen meregangkan otot-otot yang kaku karena seharian ini ia ajak bergelut dengan layar laptop yang berbagai berkas yang perlu tanda tangan. Sudah jam makan siang, sudah waktunya menyusul sang kekasih tercinta. Keen bangkit sembari memakai jam tangan mahal miliknya, sangat penasaran hal apa yang sedang dilakukan Oliv disana.
Tiba-tiba saja Raga masuk dengan sedikit terburu-buru membuat Keen heran, wajah Raga seakan mendapatkan masalah besar. “Ada apa, Raga?” tanya Keen, ia bangkit dari tempat duduk kerja kebanggaannya.
Raga langsung menunduk hormat kepada Keen, dan terlihat sangat merasa bersalah sekali. “Apa kau membuat kesalahan?” tanya Keen dengan sangat serius.
Ketahuilah Keen adalah orang yang sangat mengenal Raga, begitu pula sebaliknya. Raga tidak akan menunduk hormat begitu kalau bukan sehabis melakukan kesalahan besar. Dan Keen ntah mengapa langsung teringat dengan Oliv, ia yakin pasti sesuatu hal buruk telah terjadi.
“Apa yang terjadi pada Olivku, jawab!” bentakkan Keen membuat tubuh Raga tersentak.
Dengan penuh keberanian Raga mendongak untuk saling tatap dengan Keen. Seketika Raga susah payah menelan salivanya sendiri, tatapan mata Keen sungguh mematikan kali ini.
“Maafkan kelalaian kami, Tuan. Nona Oliv tiba-tiba saja menghilang dari satu jam yang lalu,” ucapan Raga membuat dunia Keen seakan berhenti berputar.
“Aku sudah mengerahkan para bodyguard untuk mencari disekitar Mall Angrek, tapi tidak kunjung menemukan Nona Oliv. Kamera tersembunyi memperlihatkan jika Nona Oliv pergi bersama dengan wanita asing,” jelas Raga lagi.
Menumpahkan rasa kesal Keen sampai memukul dinding dengan tenaga penuh, hingga tangannya terluka. Bahkan mengeluarkan darah segar, inilah yang ia takutkan akhirnya terjadi.
“Cari Olivku sampai ketemu.. Kalau tidak, jangan harap bisa melihat dunia lagi!” Perintah Keen dengan sangat tegas.
Raga mengangguk mantap, ia langsung pergi untuk mengarahkan para bodyguard mencari Oliv ditempat yang memungkinkan.
Kepergian Raga membuat Keen terduduk lemas di sofa dengan keadaan tangan terluka mengalir darah segar meskipun tidak deras. “Apa sikap manjamu kemarin malam sebagai akhir dari segalanya, Oliv? Kenapa kau meninggalkan aku dengan cara seperti ini?..” Keen terus bertanya pada diri sendiri yang mana hanya Oliv yang bisa menjawab semua itu.
Keen merasa untuk tetap diam menunggu bukanlah jalan yang benar, tergesa-gesa ia bangkit untuk mencari keberadaan Oliv. Keen sudah sangat menggantungkan hidup kepada Olivia, kehilangan wanita itu termasuk penyiksaan hidup kepadanya.
“Olivia.. Kalau aku berhasil menemukanmu, kau tidak akan bebas sedikitpun. Kau memang tidak bisa dibebaskan,” ucap Keen dengan tatapan tajam dan super tajam seolah siap memangsa orang yang menganggu.
Sungguh Keen tidak tahu mengapa Oliv tega membohongi dengan cara seperti itu. Menunjukkan sikap menggemaskan sepanjang malam karena ingin pergi dengan cara seperti ini. Tidak adil, Keen tidak akan menerima ini semua. Oliv adalah istrinya, mencari dan memaksa Oliv untuk terus bersama adalah kewajiban bagi Keen.
“Kau meninggalkan suamimu dengan cara seperti ini, Sayang? Dimana letak adilnya? Kau sangat kejam kepadaku,” ucap Keen didalam hati sambil meremas kunci mobil di tangannya.
•
•
Sementara itu, Oliv tertegun melihat Mansion mewah milik sang Paman. Tempat yang seharusnya ia datangi sedari awal menginjakkan kaki ke Indonesia, bukan ke Apartemen Keen atau bahkan menjadi istri dari pria itu.
“Daddy dan Mamimu ada didalam, mereka pasti sangat terkejut. Karna kau kembali,” ucap Yara. Ia terus menarik tangan Oliv untuk masuk, pasti hal yang perlu Oliv lakukan adalah menjelaskan semuanya yang sudah terjadi.
Sepanjang perjalanan menuju sang kedua orang tua, perkataan Keen terngiang dibenak Oliv.
“Setelah semua urusanku selesai.. Maka aku akan segera membawa nyata pernikahan kita.”
“Ada yang harus kulakukan, Oliv. Dan itu untuk masa depan kita, setelah itu aku dapatkan.. Maka pasti aku akan segera membawamu menuju kedua orang tuaku.”
Semua itu membuat langkah Oliv terhenti, ia terdiam memikirkan semua perkataan Keen yang selalu diucapkan setiap harinya. “Aku disuruh menunggu sementara aku tidak tahu apa yang sedang dia kerjakan. Menurutku.. Ini tidak salah jika aku menyembunyikan semua ini dari Daddy dan Mami,” gumam Oliv didalam hati.
Pandangan mata Oliv tertuju pada dua sosok yang sangat ia rindukan. Penampilan Daddy sangat mengenaskan, seperti sering tidak makan selama dua minggu ini. Oliv juga melihat sang Mami yang menangis dalam pelukan Danu. Mungkin Keen tidak akan sesakit itu kalau Oliv tinggalkan, sekarang Oliv merasa keputusannya untuk meninggalkan Keen sudah sangat benar.
“Daddy.. Mami,” Oliv memanggil dengan suara bergetar seakan sedih bisa bertemu dengan kedua orang tuanya lagi.
Suara itu membuat Danu dan Lovie melihat keasal suara, sungguh mereka terkejut melihat Oliv yang berdiri di samping Yara. Seketika Danu dan Lovie langsung bangkit, Oliv langsung berlari menuju pelukan sang Daddy.
“Daddy.. Aku merindukanmu!” Oliv memeluk Danu dengan sangat erat. Suaranya terdengar bergetar karena menangis dalam pelukan itu.
“Oliv?” Danu melera pelukan itu, ia menatap tidak percaya ke arah Oliv yang sedang menangis itu. “Kau dari mana saja, Nak? Daddy sudah mengerahkan semua bodyguard dan bahkan polisi ungkap mencarimu. Tapi..” Danu tidak bisa berkata-kata lagi, ia sangat senang bisa menemukan Oliv.
“Daddy sehat?” tanya Oliv, Danu menjawab dengan anggukan kepala. “Maafkan aku Daddy, karna aku sudah membuat kalian khawatir. Aku baik-baik saja,” ucap Oliv.
“Baik-baik saja? Selama ini kau kemana, Oliv?” Tiba-tiba saja Lovie menarik tangan putrinya itu. “Hanya Daddymu saja yang kau tanyakan? Mamimu yang hampir mati setiap detiknya ini, tidak kau tanyakan?” Lovie protes kepada Oliv yang hanya tersenyum manis.
“Mami..” Oliv memeluk Lovie sangat erat, tidak ada yang bisa Oliv katakan kecuali rasa bersyukur sudah bertemu dengan keluarga kembali.
“Aku menemukan Oliv di Toilet Mall, Kak. Dia tidak ditawan oleh siapapun, aku membawa Oliv dengan sangat aman tanpa melawan apapun. Sepertinya kepergian dia murni karna hanya ingin bebas saja,” ucap Yara.
Sontak Danu langsung menarik tangan Oliv untuk duduk disofa. “Sepertinya banyak yang harus Oliv jelaskan kepada Daddy dan Mami bukan?”
Pertanyaan Danu membuat Oliv tertegun, ia tahu sangat susah berbohong dengan sang Daddy. Tapi, ia memiliki sang Mami yang selalu saja lambat berpikir.
“Katakan saja yang sebenarnya.. Daddy tidak akan marah padamu,” ucap Danu yang mana membuat Oliv terdiam sebentar memikirkan kata-kata yang tepat.