My Posesif Rich Man

Satu Minggu sudah Alula memulai hubungan baru bersama suaminya, sebelum Raden ngantor mereka tidak lupa sarapan pagi bersama, suap-suapan dengan bibir, makan malam romantis setiap malam, sentuhan panas sebelum tertidur, mereka menikmati setiap detik dengan kemesraan yang perlahan membuatnya candu.

Seperti yang sudah di agendakan, hari ini Alula di ajak suaminya jalan-jalan, mereka telah lengkap dengan pakaian kasual yang senada warnanya.

Bukan putih, hitam, ataupun biru, tapi soft pink gemas. Raden sempat menolak saat Alula meminta dirinya mengenakan kaos ketat warna itu, tapi Alula memaksa dan akhirnya luluh juga. Celana jeans dan sepatu Raden pun putih senada dengan rok milik Alula.

Saat ini keduanya berada di tempat bermain salah satu mall terbesar Jakarta. Semua mesin bermain telah Alula coba, dari mesin capit boneka sampai yang capit ponsel.

Permainan balapan dari yang motor sampai yang mobil. Bowling, cetak gol bola, masukin bola ke ring dan lain sebagainya mereka coba bersama.

Raden kesal karena dirinya tak sehandal istri kecilnya. Telak kalah nya lelaki itu melawan bocah ingusan ini. Beberapa boneka yang Bastian tenteng itu hasil dari kerja Alula.

"Kita nonton setelah ini!" Permintaan Alula yang harus di setujui Raden pun tercetus.

...----------------...

Selesai dengan permainan dan nonton bioskop, Alula, Raden dan Bastian keluar dari ruang teater, kembali mereka berjalan beriringan setelah Bastian meninggalkan nomor telepon untuk kekasih dadakannya di bioskop tadi.

"Uuuhh. Lucu." Alula menyeletuk saat melihat benda-benda unik dari salah satu toko serba ada. Aneka barang unik tersedia di sana.

Raden menariknya masuk, "Ambil yang Baby suka, penuhi kamar kita dengan barang-barang kesukaan Baby." Ajaknya.

Di dalam Alula mengedar pandangan, jika soal uang dia tidak harus memikirkan apapun, dia istri Rich Man sekarang. Seandainya dia meminta toko ini pun, sudah pasti Raden akan membelikan nya.

Alula melangkah kecil, menyisir setiap sudut tempat itu. Ada satu benda yang sedang di promosikan oleh SPG nya. Alula mendekati karena penasaran.

Alula melotot, termenung memandangi benda kenyal yang bisa bergerak itu dengan seksama, bentuk dari benda itu sangat mirip dengan milik suaminya. Oh, jadi ini yang orang sebut-sebut vibrator? Pikir nya.

Di sekeliling orang-orang memindai sepasang suami istri itu, hampir semua orang mengenal Raden dan sudah pasti Alula, terlebih hubungan mereka telah mencuat ke media meskipun status pernikahan mereka masih tertutup rapat.

Setidaknya kekasih Raden kali ini bukanlah Emelly tapi Alula. Dalam benak mereka berpikir liar, jika tubuh Raden kekar dan tinggi seperti ini sudah pasti Raden juga sangat frontal dalam urusan bercinta.

Lupakan pikiran kotor semua orang, kondisi Alula yang termenung membuat Raden menyeringai kecil, Alula terlihat syok atau mungkin penasaran dengan alat itu hingga tak berkedip di buatnya.

Raden sengaja memeluk Alula dari belakang dan membisikkan sesuatu di telinga. "Baby mau mencobanya? Kita bisa beli sekarang kalo Baby penasaran dengan rasanya."

Alula melirik sinis. "Jangan bercanda!" Berang nya. Bastian dan semua orang tergelak renyah.

"Silahkan Kaka, alat bantu ini dibuat semirip mungkin dengan aslinya, ada banyak kelebihan karena bahan untuk produk kami sangat khusus, steril dan higienis tidak akan menyakiti." Tawar mbak-mbak itu pada Alula.

Raden terkikik geli melihat raut lucu Alula saat di tawarkan SPG nya.

"T-tidak perlu." Alula berdecak kaki kemudian berjalan pergi menyertakan semu merah padam di wajahnya karena malu, 'apa-apaan ini, delapan belas tahun di tawari alat begituan, stress kali tuh orang' Gerutunya.

Raden menggeleng dengan tawa cekikikan kecilnya. Lalu menoleh pada Bastian yang juga tertawa cekikikan. "Bungkus satu yang itu, sepertinya Nyonya muda mu menyukainya." Katanya.

"Beres." Sambung Bastian.

Kembali Raden mengikuti langkah Alula yang mulai memilih buku-buku cerita. Ada banyak cerita dewasa tahun era 70an yang bisa di beli di sana.

Raden peluk Alula dari belakang kembali, tak perduli dengan tatapan heran orang-orang di sekitarnya, mereka sudah menikah, tak perlu malu-malu.

"Suka? Ambil saja, lumayan, buat belajar sebelum kita melakukannya."

Alula melirik dengan desah manjanya yang mulai kesal. "Om bisa tidak jangan ganggu Lula?"

"Tidak, selama Baby menjadi istriku, aku tidak akan pernah berhenti mengganggu mu. Karena ini yang akan semakin mempersatukan kita." Sanggah Raden.

Alula tersenyum tipis mendengar itu.

Kriiiiiing....

Dering ponsel milik Raden menggetarkan pahanya, Alula melirik protes ke arah bawah, bahkan di saat liburan pun masih ada telepon masuk.

"Katanya telepon yang berhubungan dengan pekerjaan di matikan." Sindir Alula merengut.

"Berarti ini dari rumah sayang, boleh angkat kan?" Raden meraih ponsel dari saku celananya.

"Angkat saja."

Raden mengerut kening, rupanya nomor Emelly yang tertampil di layar tersebut. Terang saja Alula juga melihat karena posisi Raden memeluk Alula dari belakang.

"Emelly, biar saja." Raden baru akan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana tapi Alula mencegahnya. "Angkat saja Om, Lula mau denger juga." Titahnya.

Raden sempat bingung tapi Alula membawa tangannya menggeser tombol terima di layar ponsel milik suaminya. Mau tidak mau Raden menerima.

"Halo." Dia keras kan suaranya agar Alula tidak curiga. Ini bentuk dari usahanya untuk membuat Alula percaya.

📞 "Raden, aku mencintaimu, sangat mencintaimu sayang." Alula bergetar mendengar itu, entah kenapa ada rasa panas yang menjalar di sekujur tubuhnya.

"Emelly." Raden berusaha tidak terlihat meladeni mantannya.

📞 "Aku membutuhkan mu." Suara Emelly membuat Raden mengernyit cemas, meskipun tidak ingin terlihat, tapi kebohongan Raden tidak akan bisa tertutup rapat di mata Alula.

"Kamu mabuk?" Tanya Raden.

📞 "Aku menang kompetisi secara berturut-turut, jadi harus ada pesta mabuk sayang."

"Jangan bercanda Emelly." Sergah Raden ketus. Terlihat sekali kekhawatiran Raden dan Alula masih setia menyimaknya.

📞 "Aku tunggu kamu di klub malam favorit ku, aku tidak akan pulang sebelum kamu menjemput ku, Raden."

Raden melirik gemetar tangan Alula yang mengepal. Raden sadar, saat ini Alula tidak menyukai kondisi ini. "Aku tidak akan pernah menjemput mu, pulang lah sendiri Emelly." Tolaknya. Ada hati yang perlu Raden jaga.

📞 "Hay cantik, mau bermalam dengan ku?"

📞 "Tidak!"

📞 "Ayolah."

Raden mengernyit mendengar keributan di seberang sana, sudah pasti Emelly sedang di goda oleh para pria hidung belang. Seketika deru napas bergemuruh, Alula yakin ini alaminya seseorang yang masih menyayangi.

Alula ingin mengetahui lebih lanjut lagi seberapa lupa Raden pada Emelly. "Kita susul saja. Kasihan Nona Emelly sendirian." Ujarnya lalu melangkah pergi.

Raden mengikuti langkah kaki kecil Alula, di kasir sana Bastian bergegas menyusul setelah melihat raut lain dari sang Tuan dan sang Nyonya muda.

"Seberapa ingin kah kamu menjadikan aku istri mu Om? Lula mau membuktikannya."

...😚𝗕𝗮𝗯 𝗶𝗻𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗲𝗹𝗲𝘀𝗮𝗶😚...