NovelToon NovelToon
MENIKAHI KAKEK TUA

MENIKAHI KAKEK TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Savana Alifa

Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.

Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.

Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.

Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.

Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BODOH

Sepasang mata tajam itu mengerjap, suara dering ponsel mengganggu tidur lelapnya. Merasakan kehangatan di tangannya, ia pun membuka matanya dengan sempurna, pria tua itu sedikit terkejut karena istrinya menggenggam tangannya. Gadis itu bahkan tertidur begitu lelap meski dengan posisi duduk.

Pria itu adalah Langit, perlahan Langit menarik tangannya. Entah mengapa ia tak ingin mengganggu tidur Jingga. Padahal biasanya ia paling tak suka ada orang lain tidur di ranjangnya. Jika sebatas duduk di sisi ranjang mungkin Langit tak akan keberatan, tapi untuk berbagi ranjang Langit tak suka.

Tapi kali ini gadis muda yang ia nikahi kemarin justru ia biarkan tertidur disana. Alex saja selalu duduk di sofa ketika menemaninya tidur, atau jika di izinkan dekat dengannya pun hanya sebatas duduk disisi ranjang. Pria itu tak memperbolehkan asistennya naik ke atas singgasana pribadinya.

Ia tatap wajah polos tanpa make itu dengan lekat, wajah itu meneduhkan. Ia lalu tersenyum miris, hidupnya yang selalu sendiri itu kini di temani seorang istri. Istri yang ia tugaskan menemaninya dan mengurusnya. Langit menyadari satu hal, bahwa tidak mungkin ia bergantung pada Alex selamanya. Suatu saat nanti Alex akan mempunyai keluarga, ketika Alex sudah berkeluarga, tidak mungkin Langit akan terus menerus meminta asistennya itu menamaninya tidur. Meski Alex mungkin tak akan menolak, tapi Langit sadar diri.

Ia juga tak ingin selamanya hidup bergantung pada pak Lim, bu Rika atau pelayannya yang lain. Meski tak mengenal Jingga, tapi setidaknya gadis itu kini sudah menjadi bagian dari keluarganya.

Suara dering ponsel yang kembali terdengar membuatnya sedikit terkejut, ia lalu meraih benda yang tergeletak di atas nakas itu, menggeser tombol berwarna hijau agar telponnya tersambung.

“Ada apa, Alex?”

“Tuan, pagi ini ada pertemuan penting dengan Tuan Adison, saya sudah ada di luar kamar anda,” jawab Alex dari luar sana.

“Baiklah, tunggu di luar!” Langit lalu menutup telponnya tanpa menunggu jawaban dari sang asisten. Ia kembali meletakkan benda pipih miliknya di atas nakas, kemudian segera memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Sedangkan di luar sana, Alex tampak tersenyum. Menatap pintu kamar Langit yang masih tertutup. Biasanya Langit akan langsung mempersilahkannya masuk, tapi kali ini tuannya itu memintanya menunggu saja di luar. Ia yakin Jingga masih ada di dalam sana, gadis itu mungkin tak kembali ke kamarnya.

Alex pun tahu diri, jika biasanya ia akan langsung masuk saat Langit tak kunjung menjawab, kali ini ia memilih menghubungi Langit lewar telpon. Alex berharap rumah tangga tuannya akan bahagia. Tak hanya tentang mengurus dan menemani saja, tapi juga banyak cinta di dalamnya.

“Emmmmmhh..”

Erangan itu keluar dari mulut Jingga yang baru saja meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Kedua natanya masih tertutup, tapi sebelah tangannya sudah bergerak, mengusap teher dan tengkuknya yang terasa pegal. Sebelah tangannya yang lain menutup mulutnya yang menguap lebar. Ia belum sadar ia tertidur dimana.

CEKLEK

Suara pintu kamar mandi terbuka, membuat Jingga membuka matanya dengan sempurna. Ia baru sadar bahwa di ruangan itu tak hanya ada dia sendiri, tapi juga ada orang lain.

“Ekhemm..”

Apalagi mendengar deheman itu. Jingga sontak menoleh, matanya membulat saat mendapati Langit disana. Pria tua itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya, menutup area pribadinya hingga sebatas lutut atasnya.

“Tu-tuan, kenapa anda bisa disini? Ya Tuhan, anda tidak memakai pakaian?” Pekik Jingga, ia meringkuk membelakangi Langit, menarik selimut dengan kakinya lalu menutup seluruh tubuhnya. Meski sudah menyadari bahwa ia tak sendirian di ruangan itu, tapi ternyata Jingga belum menyadari dimana ia sekarang.

“Harusnya saya yang bertanya seperti itu? Memangnya kamu fikir kamu dimana?” Ucap Langit dengan santai, meski begitu, suara pria itu masih terdengar tegas dan dingin.

Mendengar kalimat itu, di dalam selimut Jingga mengerjap. Berusaha mengingat-ingat dimana ia sekarang, ia menatap sprey dan selimut yang menutup tubuhnya, warnanya putih polos, bukankah warna sprey dan selimut di kamarnya berwarna merah muda?

“Jadi aku dimana?” Ucapnya tanpa sadar.

“Fikirkan sendiri kamu dimana,” celetuk Langit.

Jingga menelan ludahnya dengan susah payah, ia ingat ia dimana. “Bodoh,” ucapnya seraya memukul kepalanya sendiri.

Langit tersenyum tipis, tentu saja Jingga tak melihatnya. Pria tua itu kemudian memasuki ruang ganti, “Jinggaaaa!” Panggilnya. “Ingat tugasmu!” ucap Langit lagi sedikit berteriak.

Jingga sontak membuka selimut yang menutup seluruh tubuhnya, lalu seketika duduk dan beranjak dari ranjang, tugasnya yang lain adalah menyiapkan pakaian dan semua keperluan Langit. Di pagi pertamanya sebagai seorang istri, ia justru terlihat bodoh dan melupakan tugasnya.

“Jingga!”

“Iya, Tuan. Saya datang..”

Langit tak mengatakan apapun setelah Jingga berdiri tak jauh darinya. Ia menggerakan kepalanya memberi isyarat pada gadis itu agar membuka lemarinya dan menyiapkan pakaiannya.

Tak ingin membantah dan membuang waktu, Jingga pun menurut. Dengan sedikit ragu ia melangkah semakin dalam memasuki ruang ganti, lalu berusaha membuka pintu lemari kaca besar itu. Sialnya, Jingga kesulitan. Tapi Jingga tak menyerah, ia terus menarik pintu itu dengan sekuat tenaganya.

“Kenapa susah?” Batin Jingga, ia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian ia hembuskan. Lalu dengan tenaga yang sudah terkumpul sempurna, Jingga kembali menarik pintu lemari itu. Tapi sayangnya, pintu sialan itu tak juga kunjung terbuka. Ia mulai merasa Langit sengaja mengerjainya. Mungkin pria itu dengan sengaja mengunci pintu lemarinya agar melihat Jingga kesulitan seperti sekarang ini. Apalagi terdengar tawa kecil dari pria tua itu.

Jingga jengah, ia berbalik memberanikan diri menatap Langit. “Tuan sengaja mengerjaiku?” Tanyanya.

“Siapa bilang?” Langit lalu mendekat, membuat Jingga bergeser mengindar. “Bodoh,” ucap Langit saat pria itu dengan mudahnya membuka pintu lemarinya.

Ternyata untuk membuka pintu lemari kaca itu bukan dengan cara menariknya, melainkan menekan tombol yang terdapat di sebelah handle pintu dan pintu itu otomatis terbuka. Bodohnya, Jingga tak menyadari keberadaan tombol itu.

“Tombol kurang ajar, kenapa tadi dia bersembunyi!” gerutu Jingga. Nyaris membuat Langit menyemburkan tawanya.

“Jangan menggerutu pada sesuatu yang tidak salah, tombol ini tidak mempunyai tangan untuk menuntunmu agar menekannya, atau mempunyai bibir untuk memanggilmu dan menyuruhmu menekannya. Kamu yang mempunyai itu semua, gunakan matamu dengan benar! Ambilkan pakaianku dan siapkan semua keperluanku,” ucap Langit lalu beranjak pergi keluar dari ruangan itu.

“Kenapa tidak kamu ambil sendiri saja bajumu pak Tua!” batin Jingga. Matanya menyipit, menatap punggung Langit yang semakin menjauh, ia baru menyadari satu hal, “Kenapa pria tua itu tidak mempunyai garis keriput di tubuhnya? Tubuhnya bahkan terlihat bugar,” batinnya lagi.

Tak ingin membuat Langit marah, ia pun segera menyiapkan pakaian untuk suaminya itu. Ia tak tahu selera berpakaian Langit seperti apa, ia hanya mengikuti nalurinya saat memilih pakaian juga aksesoris lainnya untuk pria itu pakai.

***

"Tuan, tongkat anda.."

Kalimat itu menghentikan langkah Langit, ia nyaris menyentuh handle pintu untuk membukanya. Pria tua itu lalu menoleh, menatap Jingga lalu dan berkata, "Berikan padaku!" titahnya. Ia nyaris melupakannya.

Jingga mengangguk, sedikit berlari mengambil tongkat Langit di sisi ranjang, lalu ia berikan pada Langit.

"Sa-saya bereskan dulu ranjang anda," ucap Jingga, tatapan tajam pria tua itu membuatnya terbata.

"Bersihkan dirimu, turunlah untuk sarapan!"

"Tapi tuan.."

Jingga menunduk saat tatapan suaminya semakin menajam. Ia lupa pria itu tak mau di bantah. Dan entah mengapa kalimat yang keluar dari mulutnya nyaris kalimat perintah semua. Akhirnya ia mengangguk pasrah.

Saat membuka pintu, ternyata Alex sudah berdiri disana menunggu tuannya. Pria itu mengangguk hormat dan mempersilahkan Langit untuk melangkah lebih dulu.

Jingga mengekor mengikuti langkah Langit, lalu berbelok ke kamarnya sendiri. membiarkan pria tua itu turun ke bawah bersama Alex yang menyambutnya di depan pintu kamar.

1
Ana Mutia
Kecewa
Ana Mutia
Buruk
Memyr 67
setau aq, memang boleh menikahi wanita hamil. tapi masa iddahnya sampai anaknya lahir. jadi sebelum anaknya lahir, wanita hamil tidak boleh dicampuri suaminya. meskipun suaminya itu ayah biologis anaknya.
Memyr 67
masih bingung. apa yg terjadi setelah alex minum air jahe buatan mega? tidak ada penjelasan sampai episode ini. mega hamil dan nikah dadakan.
Memyr 67
pantas beda 180 derajat mega dan jingga sifatnya. ternyaya memang bukan saudara kandung.
Lovely Yona
gw udh nangis baca ini lngsung berhenti 🗿
Lovely Yona
parah si klo di jebak dan BUKAN anaknya Alex:) .gila
tpi klo mmng bner anaknya Alex mungkin msh bisa di terima ya walau nnti psti bkl ada masalah juga.
Memyr 67
cerita yg menarik. bersyukur aq menemukannya
Memyr 67
mega nangis, kalau tangisan untuk mengasihani diri, air mata buayaaa. makin menjadi nyaingi mak lampir.
Memyr 67
mencurigakan bener ini. adik kakak sifatnya terbalik 180 derajat. kakaknya mengerikan adiknya menenangkan.
Anonymous
j
Efratha
Luar biasa
Nony Suzana
aku kecewa klu Esta RIP
Syahril Ramadhan
Luar biasa
Elis Nursiana
Menye menye Jingga,nyawa anaknya lho yang hilang gara2 keegoisan si Langit,mudah2 banget kasih maaf/Speechless/
Elis Nursiana
Lebay lu langit /Drowsy/
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
Novie Cherly Tololiu
masalah cinta Bintang sama kyk bpknya si langit,sama2 bodoh🤦‍♀️
Novie Cherly Tololiu
Luar biasa
Riska Nuraini
menyentuh banget kk author sampai mewek aq nya😭😭the best pokoknya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!