"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7
"Eh eh.. Cantik banget tuh cewek. Kayaknya gue baru liat deh" Miko tak berkedip.
"Ini sih lebih cantik dari Viona" Raka menimpali.
Miko menampol kepala Raka.
Aldo jadi tak fokus, ia menatap gadis yang sedang berjalan bersama temannya. Tawa yang begitu lepas terpancar dari raut mukanya.
"Gue denger denger sih dia anak FEB juga. Lo nggak kenal Do?" Raka mengalihkan pandangan ke Aldo.
"Nggak!" jawabnya singkat dan datar.
"Sikat Mik! Kita deketin"
"Tugas kuliah kalian udah kelar belum?"
Seketika raut muka Raka dan Miko berubah.
"Lo nggak bisa lihat temen lo seneng dikit Do, kita kan jomblo akut. Ya nggak Ka"
Aldo kembali fokus ke tugasnya.
"Gi, ikutan bazar yuk. Tadi gue udah ngajak Rendi juga. Katanya ngikut aja deh, yuk ikutan. Kalo kita menang kan lumayan tuh kita bisa jalan jalan" Siska merayu Anggi.
Saat ini mereka masih di perpus, karna jam kuliah mereka masih nanti siang. Sekarang masih jam 10, jadi masih banyak waktu
"Yaudah gue ikutan. Tapi kita mau jualan apa?" Anggi masih belum punya ide.
"Gue kan bisa masak, jadi ya kita jualan makanan aja. Gimana kalo kita jualan mie yamin aja?"
"Emmm.. Boleh juga tuh! Lo sama Rendi yang masak. Ntar gue yang ngelayanin pembeli, gimana?" Menaik turunkan alis.
"Terus syarat syaratnya gimana?" sambungnya.
"Ntar deh kita kumpul lagi, kayaknya kita disuruh ngumpulin profil, jenis usaha yang mau kita jual, sama sampelnya"
"Oke deh.. Ngomong ngomong marjuki kemana Sis?"
"Tadi sih katanya lagi mau latihan"
"Emang latihan apa Gi?" Sambung Siska.
"Renang, dia kan sering ikut turnamen juga"
Siska ber O ria, baru tahu jika temannya itu adalah atlet renang.
Kalau tidak ada jadwal kuliah, Rendi menyempatkan untuk berlatih. Meskipun bukan jadwalnya latihan, ia menyiasati untuk berlatih sendiri.
Di tempat renang...
"Capek Ren? Nih, aku bawain handuk buat kamu" Nadya mengulurkan handuk untuk Rendi yang sudah keluar dari kolam.
"Nggak usah! Gue bawa sendiri!" Rendi melenggang pergi ke lokernya.
Dengan raut kecewa Nadya tak menyerah.
"Ren, kamu kok gitu sih.."
"Nad.. Mendingan lo pergi deh, gue udah nggak ada urusan lagi sama lo!"
"Tapi aku masih sayang sama kamu Ren" Nadya memegangi lengan Rendi.
Seketika Rendi mengibaskan lengannya kasar "lepasin!".
"Woy marjuki!!" Suara cempreng Anggi memecah perdebatan Rendi dan Nadya.
"Heh lo, ngapain disitu? Masih punya muka lo?" Anggi dan Siska mendekat.
"Nggak usah ikut campur deh lo Gi" jawab Nadya tak suka.
"Lagian ngapain kalian kesini" sambungnya.
"Suka suka kita lah! Kaki-kaki kita, ngapa lo yang repot!"
"Udah Gi, nggak enak diliatin banyak orang" Siska mencoba menengahi.
"Lo harus tau Sis, dia nih penjilat tukang selingkuh! Rendi udah di selingkuhin selama setahun sama tu nenek lampir"
"Dan lebih parahnya lagi, si nenek lampir tetep kekeuh mau sama dua duanya. Emang nggak ada otak tuh cewek!"
"Anggi!! Cukup!" Rendi menyentak.
"Apa Ren! Bener kan, lo cuma di manfaatin sama dia. Bego sih lu, jangan polos polos banget lah jadi cowok" Anggi tak terkontrol.
Selama ini Anggi diam tak menanggapi masalah Rendi, sampai saat ini ia dibuat geram dengan tingkah Nadya yang selalu menjadi benalu.
"Dah lah males gue! Ren, gue sebagai sepupu yang care sama lo, gue cuma mohon sama lo! Jangan kepancing sama dia. Dasar lintah darat!!"
"Yuk Sis, kita cabut! Males gue lama lama disini, yang ada ketularan aura maghrib ani ani!"
"Sialan! Jangan bacot doang lo Gi" Nadya mengepalkan tangannya.
Anggi menggandeng tangan Siska untuk pergi. Sebetulnya mereka akan membahas tentang acara bazar yang akan mereka ikuti.
Tapi yang ada malah ribut ribut, dan membuat Anggi tak mood.
"Ada apa sebenernya sih Gi? gue jadi pinisirin" Siska mencoba mencari tahu.
"Jadi, dulu nih Nadya sama Rendi pacaran. Sebenernya gue ga punya hak ya buat urusin urusan mereka. Tapi gue gedek bat sama Nadya, sumpah!"
"Mereka jadian setelah PKKMB, dulu kan merekan satu kelompok. Ya udah mereka pacaran kayak biasa, tapi setelah 1 tahun pacaran ternyata si ani ani itu selingkuh sama musuh Rendi. 1 tahun Sis banyangin, bukan 2 bulan ya. Kalo 2 bulan kan hajinya Thoriq" jelasnya kesal.
"Kasian bener sepupu lo. Terus sekarang gimana?"
"Ya lo liat aja tadi.. dia masih ngerjar ngejar Rendi kan? Padahal dia masih pacaran sama selingkuhannya. Emang sinting tu cewek!"
"Gilak sih! Nyalinya gede juga ya. Terus Rendi nya gimana? Masih suka?" Siska penasaran.
"Nggak tau deh gue. Males gue lama lama, susah move on nya tuh Marjuki"
"Yaudah yuk, kita masuk kelas bentar lagi dosen dateng" lanjut Anggi.
Di dalam kelas Rendi hanya diam tak seperti biasanya suka usil.
"Sepupu lo aneh deh" Bisik Siska.
"Udah biarin aja, ntar juga balik lagi gilanya" fokus ke layar depan.
Sampai mata kuliah selesaipun, Rendi masih tak bersuara.
"Ren.." panggil Siska.
"Hmm..."
"Ya ampun Ren, kesambet apaan lo. Tadi pagi masih baik baik aja, sekarang kek habis ditagih utang aja mukanya" Siska terkekeh.
"Ren, saran gue ya. Lo harus move on, cari deh cewek lain. Banyak kan cewek cantik di kampus, contohnya Siska"
"Heh, apaan sih" Siska tersipu.
"Yang belum move on juga siapa? Gue lagi mikirin hal lain. Lagian juga gue udah gak suka sama Nadya, cuma emang dianya aja yang ngejar ngejar gue. Maklum lah gue kan most handsome man" tawa Rendi pecah.
"Tuh kan, liat aja Sis.. Gilanya dah kumat lagi. Yuk cabut!" Anggi menggandeng tangan Siska untuk pergi.
Di koridor kampus...
Drrrt
Drrrtt..
"Iya hallo" jawab Siska pelan.
"Lo pulang jam berapa?"
"Ngapain lo nanya nanya?"
"Cckk!! Suami nanya bukanya di jawab" Siska melirik Anggi, memastikan tak mendengar suara Aldo.
"Jam 4, kenapa?" jawabnya datar.
"Yaudah ntar pulang bareng"
"Tumbenan lo ngajak pulang bareng?" suara Siska makin mengecil takut kedengeran orang orang.
"Jangan banyak tanya deh! Ntar tungguin gue di alf\*mart deket kampus ya" Aldo memutuskan telpon secara sepihak. Belum juga Siska meng iyakan ajakan Aldo.
"Nyebelin banget nih bocah! Gak sopan!" Siska menggerutu sendiri.
"Siapa yang nggak sopan?" tanya Anggi.
"Nggak, ini nih orang sinting telpon gue"
"Hati hati Sis... Ntar lo kena tipu lagi" Siska hanya melirik.
"Nenek gue pernah ketipu, ngaku ngakunya suami dia. Eh di transfer beneran dong sama nenek gue 30 juta, padahal kakek gue kan dah beda alam" Anggi geleng geleng mengingat kejadian dulu.
"Kok nenek lo bisa lupa kalo kakek lo dah meninggal?"
"Namanya juga panik kan, ngakunya sih kakek gue kalah judi. Terus biar nggak di keroyok preman, makanya minta tebusan"
"Aneh banget keluarga lo!" Siska terkekeh mendengar kerandoman keluarga Anggi.
"Btw Sis, lo udah taken?"
Sambil berjalan ke kelas untuk mengikuti makul terakhir.
"Menurut lo?" jawabnya datar.
"Menurut gue belom"
"Eh tapi,, siapa tau pacar lo lagi di LN atau lagi di di luar kota?" tebaknya asal.
"Nggak ada Gi.."
"Untung deh.. Lo sikat aja Rendi sono"
"Sikat? Lo pikir Rendi wc? Lagian gue juga baru kenal kalian kan? Enteng bener lo nyuruh nyuruh gue pacaran sama Rendi"
"Biar lo nggak ngojek mulu.. Hahaha" tawanya keras.
"Hisshh.. Resek lo!" Siska dan Anggi masuk kelas bebarengan dengan dosen.
NEXT...