Kirana, wanita berusia 30 an pernah merasa hidupnya sempurna. Menikah dengan pria yang dicintainya bernama Arga, dan dikaruniai seorang putri cantik bernama Naya.
Ia percaya kebahagiaan itu abadi. Namun, segalanya berubah dalam sekejap ketika Arga meninggal dalam kecelakaan tragis.
Ditinggalkan tanpa pasangan hidup, Kirana harus menghadapi kenyataan pahit, keluarga suaminya yang selama ini dingin dan tidak menyukainya, kini secara terang-terangan mengusirnya dari rumah yang dulu ia sebut "rumah tangga".
Dengan hati hancur dan tanpa dukungan, Kirana memutuskan untuk bangkit demi Naya. Sekuat apa perjuangan Kirana?
Yuk kita simak ceritanya di novel yang berjudul 'Single mom'
Jangan lupa like, subcribe dan vote nya ya... 💟
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora.playgame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 23 - Di labrak
Ep. 23 - Di labrak
🌺SINGLE MOM🌺
Seperti biasa, saat tiba di sekolah, senyum Kirana yang ramah menyapa para ibu-ibu yang berkumpul di halaman sekolah.
Namun, suasana tampak sedikit berbeda. Ibu-ibu tampak berbisik-bisik dan memandang Kirana dengan tatapan tidak bersahabat.
“Dia itu, tahu diri nggak, sih?,” bisik Vivi kepada Bella sambil melirik Kirana.
“Memangnya kenapa lagi?,” tanya Bella pura-pura penasaran.
“Suamiku kemarin bilang, dia mau pesan catering dari Bu Kirana untuk acara kantornya. Tapi lihat caranya bicara, terlalu bersemangat! Aku jadi curiga.”
“Bukan cuma suamimu. Laki-laki di sekitar sini, baik yang sudah menikah atau lajang, semua mata tertuju padanya, shh!,” sahut Bella sambil mendesah kesal.
Untuk hari ini, setelah mengantar Naya, Kirana langsung po pulang menuju rukonya untuk mengurus pesanan hari itu. Di tambah, suasana di sekolah sana sangat tidak nyaman dengan banyaknya orang yang membicarakannya.
Kini tempat cateringnya semakin ramai, dan para karyawan sibuk menyiapkan pesanan. Namun, Rini tampak gelisah.
“Bu Kirana, saya mau bicara sebentar,” ujar Rini dengan suara pelan.
“Tentu, ada apa, Rini?,” jawab Kirana, lalu menghentikan pekerjaannya.
“Bu, saya dengar dari tetangga-tetangga, mereka mulai ngomongin Ibu. Katanya, banyak suami yang suka kasih perhatian ke Ibu. Hati-hati, Bu, mereka nggak suka,” bisik Rini.
Kirana terdiam, ia berusaha mencerna informasi itu. “Aku sama sekali nggak tahu soal itu. Aku selalu menjaga jarak. Apa yang mereka pikirkan, ya?,” gumam Kirana merasa kecewa.
“Saya percaya sama Ibu, tapi kayaknya ini cuma karena Ibu cantik dan sukses. Mereka jadi iri," lanjut Rini.
Siang itu, Kirana menjemput Naya dari sekolah. Namun, kali ini, Vivi dan Bella sudah menunggunya di dekat taman sekolah.
“Bu Kirana, bisa bicara sebentar?,” panggil Bella dengan raut wajah yang dingin.
“Tentu, ada apa, Bu Bella?,” tanya Kirana, tetap ramah meski merasa sedikit gugup.
Bella melipat tangan di dadanya dan terlihat angkuh. “Saya mau tanya langsung, Anda sebenarnya apa niatnya? Kenapa banyak suami kami yang tiba-tiba sering memuji Anda?," tanya Bella.
“Maaf, Bu Bella, saya tidak mengerti. Apa maksud Anda?.”
“Jangan pura-pura nggak tahu! Anda selalu ramah, senyum-senyum. Suami saya bilang Anda itu sempurna, cantik, dan pintar. Itu membuat kami para istri merasa tidak nyaman!,” seru Vivi dengan nada yang tinggi.
Kirana tertegun, tapi ia segera menjawab. “Bu Vivi, saya tidak pernah berniat mencari perhatian siapa pun, apalagi suami orang. Saya hanya fokus pada pekerjaan dan anak saya. Kalau ada kesalahpahaman, saya mohon maaf.”
**
Setelah percakapan itu, kabar tentang Kirana semakin berkembang liar. Beberapa ibu bahkan sengaja membuat cerita palsu bahwa Kirana sering menggoda para suami di acara sekolah atau lewat chat.
“Sudah kubilang, dia itu sengaja cari perhatian. Janda itu memang bahaya!,” ujar salah satu ibu di grup WhatsApp sekolah.
“Saya dengar, ada pria lajang yang juga sering datang ke rukonya. Benar-benar gatal!," timpal yang lain.
Di rumah, Kirana duduk termenung di ruang tamu sambil memandangi Naya yang bermain boneka.
Ia merasa terpojok dengan fitnah yang semakin parah.
“Kenapa orang-orang begitu jahat, ya?,” gumamnya sambil menghela napas panjang.
Tiba-tiba, Rini menghampirinya dengan wajah cemas.
“Bu, saya dengar desas-desus itu. Ibu nggak boleh diam saja. Kita harus cari cara untuk membuktikan kebenaran,” kata Rini, serius.
“Rini, aku tidak ingin memperbesar masalah. Aku hanya ingin hidup tenang bersama Naya,” jawab Kirana dengan suara lirih.
“Tapi, Bu, kalau Ibu diam saja, mereka akan terus menginjak-injak harga diri Ibu!," desak Rini.
Namun Kirana hanya menggeleng. “Aku percaya, Rini. Selama aku tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan, kebenaran akan terungkap pada waktunya.”
Bersambung...
serahkan semua sama Allah minta petunjukNya. Allah tidak diam. tugasmu hanya berdoa meminta... selebihnya biar Allah yg bekerja 💪💪💪
aku sudah mampir ya kak, ceritanya baguss😍
jangan lupa mampir ya kak kecerita aku..lagi belajar menulis novel 😊🤭
ceritanya menarik 😍