Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Kesempatan
Setelah ayahnya masuk ke dalam kamar, Yona pun akhirnya meninggalkan ruang tengah dan masuk ke kamarnya. Entahlah, dia merasa sangat bersalah pada sang ayah. Namun Yona sangat yakin kalau Finn adalah pria yang sangat baik. terbukti beberapa kali pria itu menolongnya. Bahkan sampai membantunya untuk mencari ibunya. Jadi Yona tidak akan terpengaruh dengan ucapan ayahnya tadi mengenai Finn.
Malam harinya, seperti biasa Yona akan makan malam bersama ayahnya. Namun saat ia memasuki ruang makan, sang ayah tidak ada di sana. Mungkin masih di kamar. begitu yang Yona pikirkan.
Sepuluh menit duduk di ruang makan, namun tidak ada tanda sang ayah datang. Yona pun bertanya pada pembantu yang melintas di depannya.
“Bik, apa ayah masih di kamarnya?”
“Maaf, Non. Pak Jarvis pergi beberapa saat yang lalu.”
“Pergi ke mana?” tanya Yona heran. Kenapa ayahnya tidak bilang apa-apa padanya.
“Saya kurang tahu, Non. Tadi Pak Jarvis terlihat buru-buru,” jawab si Bibi.
Yona hanya mengangguk, kemudian memilih makan malam sendiri. Entah kenapa ia merasa kalau ayahnya masih marah dengannya, hanya karena ia berteman dengan Finn.
Yona menikmati makan malamnya sendiri. Lebih baik sekarang fokus dengan persiapan wisudanya. Baru menyusun rencana liburannya nanti sambil mencari sang ibu.
Selesai makan, Yona bersantai di ruang tengah sambil menunggu ayahnya pulang. sudah pukul sembilan malam namun tidak ada tanda-tanda pria itu akan pulang. Yona yang cemas pun menghubungi ayahnya. Namun panggilannya tidak diangkat.
Hampir bosan dan juga mengantuk karena menunggu ayahnya tidak kunjung pulang, Yona pun akhirnya masuk ke kamarnya. Namun sebelum kakinya menaiki tangga, ia mendengar suara langkah kaki. Ternyata Jarvis baru pulang.
“Ayah dari mana?”
“Ada meeting di luar,” jawab Jarvis yang memperlihatkan wajah lelahnya.
“Oh.. Ayah sudah makan?”
“Sudah. Sudah malam lebih baik segera istirahat!” ujar pria itu tidak seperti biasanya.
Yona tidak menyela lagi. ia mengangguk, kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.
***
Hari berganti begitu cepat. Yona akhir-akhir ini sangat sibuk dengan persiapan wisudanya. Beberapa kali ia diharuskan pergi ke kampus untuk melakukan serangkaian acara sebelum wisuda. Seperti pembagian baju toga, yudisium, dan gladi bersih wisuda. Dia benar-benar sibuk. Dan selama itu pula, ia tidak pernah bertemu dengan Finn lagi. karena Finn juga sibuk dengan pekerjaannya. Pria itu hanya sesekali bertukar pesan dengan Yona. Katanya nanti akan menyempatkan datang ke acara wisuda’an Yona.
Yona kini hendak pulang bersama teman-temannya karena acaranya sudah selesai. besok adalah acara wisuda akan dilaksanakan. Yona pulang dijemput oleh sopir. Tadi sempat ditawari Ellen dan diajak pulang bersama, namun ia menolak.
Saat ini Yona menunggu sopirnya yang belum datang di depan kampus. Di sana juga ada beberapa teman dan mahasiswa lain yang sedang menunggu jemputan. Tanpa Yona sadar, ada sebuah mobil yang berhenti tak jauh dari Yona. Salah satu penumpang mobil itu membuka sedikit kaca, lalu mengambil foto Yona secara diam-diam.
“Ambil yang jelas. Kalau perlu video juga,” ujar seorang pria yang duduk di bangku kemudi.
“Tenang saja! kamu jangan banyak bicara. Aki khawatir ada yang melihat, banyak sekali orang yang berlalu lalang,”
“Awas saja kalau tidak memuaskan hasilnya. Kamu akan kena amukan kakek tua itu,”
Pria yang memegang kamera itu tidak menyahut lagi. dia fokus mengambil foto Yona dari jarak jauh. Sayangnya Yona bergerak-gerak dan wajahnya tidak menghadap ke depan.
“Sudah! Dapat dua foto,” gumam pria itu seraya tersenyum lega. Namun tidak diduga, ada seseorang yang datang dan mengetuk kaca mobilnya.
“Apa yang anda lakukan di sini? anda mau berbuat ulah?” ujar seorang berbaju security yang tampak geram dengan mobil yang mencurigakan itu.
Merasa keadaan tidak aman, si sopir langsung menekan pedal gas dan melaju meninggalkan kawasan kampus. Security itu sempat meneriaki mobil itu dan membuat suasana semakin heboh. Yona dari jauh melihat keramaian itu, juga sangat penasaran. Namun sayang sopirnya sudah datang.
“Ada mobil mencurigakan yang tadi sedang memfoto seseorang yang berdiri di sini,” ujar salah seorang mahasiswa yang sedang berjalan dan berpapasan dengan Yona.
Yona masuk ke dalam mobil. Mendadak ia cemas dan takut. Apa benar yang dikatakan mahasiswa tadi. karena sejak tadi ia juga berdiri di sana. Apa itu adalah orang yang pernah mengintai rumahnya beberapa waktu yang lalu? Yona sangat takut.
Sesampainya di rumah, Yona menghubungi Finn mengenai kejadian di kampus tadi. dia takut kalau dirinya lah yang menjadi target dari orang tadi.
“Kamu jangan khawatir. Mungkin orang lain, bukan kamu!” ujar Finn meyakinkan. Karena mengenai Rafel, saingan bisnisnya itu sudah tidak berulah lagi.
“Ya sudah, Kak. Aku takut kalau orang itu masih mengintaiku. Sebenarnya siapa orang yang dulu mengintai rumahku itu, Kak?”
“Aku tidak tahu pasti, Yona. Mungkin saingan bisnis ayahmu,” jawab Finn berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya pada Yona.
“Ya sudah, lebih baik kamu segera istirahat, buat acara besok.”
**
Yona dan ayahnya sudah tiba di gedung serbaguna. Gedung di mana acara wisudanya digelar. Jarvis menggandeng lengan putrinya yang sudah berpenampilan cantik. Teman-teman Yona yang lain tampak ditemani orang tuanya lengkap. Hanya Yona sendiri yang ditemani sang ayah.
“Apa kamu tidak bahagia, Sayang?” tanya Jarvis seolah mengerti suasana hati putrinya.
“Aku bahagia, Yah. Aku sangat bahagia meskipun aku hanya memiliki ayah,” jawab Yona sambil mengusap sudut matanya yang berair.
Jarvis tidak mampu berkata apa-apa lagi. dia sangat sedih melihat putrinya yang sedang berusaha menampakkan wajah bahagia di depannya.
“Ayah, apakah aku tidak bisa mendapat kesempatan untuk bertemu dengan ibu lagi?” pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir Yona. Seketika membuat mata Jarvis memerah dan dipenuhi cairan bening.
.
.
.
*Happy Reading!!
next kak💪 semangat