NovelToon NovelToon
Si Cupu Milik CEO Tampan

Si Cupu Milik CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.

Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.

Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.

Pria itu kini berdiri tepat di depannya.

“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.

Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.

“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.

Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 13

Alika mengusap-usap matanya lalu merenggangkan tubuhnya. Kemudian langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja samping kasur.

Memejamkan mata berdoa, lalu membuka emailnya, dengan penuh harap jika email yang di tunggunya ada di pesan masuk.

“Tuhan tolong berpihak kali ini.” Ucap Alika berdoa.

 

Kepada Yth. Alika Agnara

di Tempat

Berdasarkan tahapan seleksi kerja yang dilaksanakan pada 15 Maret 2024, melalui surat ini kami sampaikan bahwa saudari Alika Agnara telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

Selanjutnya, perusahaan kami mengundang Saudari Alika Agnara untuk interview kerja bersama user pada:

Hari/tanggal: Senin, 06 April 2024

Jam: 10.00 WIB

Mohon datang tepat waktu dan menggunakan pakaian formal.

Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih

Alika kegirangan saat membaca undangan interview kerja yang ada dipesan masuk emailnya.

Lamaran kerja yang di kirimnya dua bulan lalu akhirnya mendapat balasan.

“Tanggal 06 hari Senin?” Alika kembali melihat tanggal yang tertera pada undangan interview itu.

“Hari ini!” Ucapnya lalu dengan terburu-buru dia menyambar handuknya lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi. Dia tidak punya banyak waktu, karena dia harus bersiap-siap, memilih baju sebagus mungkin untuk melalukan interview itu.

Selesai mandi, Alika memilih baju-baju miliknya, namun dia menghela nafas lesu. Ternyata dia hanya punya dua pasang baju formal, selebihnya hanya kaos oblong dan sweater rajut tipis.

Alika menatap kedua baju formal miliknya, menimbang-nimbang, antara hitam dan abu-abu. Yang mana yang lebih bagus untuk dia kenakan? Akhirnya pilihannya jatuh pada baju abu-abu dengan rok selutut.  

“Kenapa? Apa kamu tidak pernah melihat perempuan yang berpakaian rapi?” Tanya Alika saat menuruni tangga dan di tatap oleh Brian dengan wajah yang tidak menyenangkan.

“Kakak ipar ada apa denganmu? Kenapa kamu memakai baju seperti itu?” Tanya Brian.

“Memangnya kenapa? Ada apa dengan pakaianku hah?”

“Kakak ipar baju siapa yang kamu pinjam itu, kamu terlihat seperti ondel-ondel memakai baju seperti itu.” Kata Brian blakblakan.

“Apa kamu bisa tidak menggores perasaanku di pagi yang bahagia ini? Kenapa mulutmu itu suka sekali membuat mood orang menjadi rusak!” Geram Alika.

Paginya yang cerah dan bahagia di nodai oleh ucapan Brian yang begitu terus terang.

“Memangnya hari ini hari apa kakak ipar?” Tanya Brian yang penasaran kenapa Alika mengatakan jika hari ini adalah hari bahagianya

"Bukan urusanmu." Sahut Alika melanjutkan langkahnya, dia harus segera pergi. Dia tidak ingin terlambat dan melewatkan kesempatan untuk wawancara kerja.

"Benar bukan urusanku, tapi, kalau kakak ipar memohon padaku, aku bisa mempertimbangkan untuk membantu mu memperbaiki penampilanmu yang hancur itu." Kata Brian.

“Tidak perlu.” Tolak Alika.

Dia yakin penampilannya tidak sehancur yang di katakan Brian, lagi pula jika ingin mengganti baju, hasilnya tetap akan sama saja, baju formal miliknya yang warna hitam model dan ukuran juga sama dengan yang di pakainya.

Alika mengakui memang bajunya sedikit kebesaran di tubuhnya, tapi bukankah itu sopan di banding jika dia memakai pakaian ketat?

“Nyonya muda.” Sapa Zicko yang datang ke rumah pagi itu saat melihat Alika keluar rumah dengan terburu-buru.

“Pagi Zicko.” Balas Alika tanpa berhenti dan tanpa menatap Zicko membuat Zicko menjadi heran kenapa nyonya mudanya itu begitu tergesa-gesa pergi.

“Tuan muda.” Kini Zicko beralih menyapa Brian.

“Bukan urusanku? Hah!” Kesal Brian karena Alika menolak bantuan yang dia tawarkan.

Ada apa dengan kedua orang itu? Heran Zicko yang tak habis pikir dengan sikap Brian dan juga Alika, setelah memainkan peran sebagai kakak ipar dan adik ipar, sekarang peran apalagi yang keduanya mainkan? atasan dan istrinya, kedua pasangan suami istri itu benar-benar aneh. Pikir Zicko. 

……

Alika berdiri menatap perusahaan tempatnya akan wawancara kerja, sebelum masuk dia berdoa dalam hati agar semuanya lancar dan dia bisa lolos wawancara kerja itu.

Di dalam sudah ada begitu banyak pelamar yang ingin mengikuti wawancara kerja di perusahaan itu. Alika dengan sabar menunggu gilirannya untuk masuk.

“Alika?” Suara seorang wanita yang menyebut namanya membuat Alika menoleh ke belakang untuk melihat.

“Kak Helen?” Alika menatap Helen yang berdiri dengan beberapa orang pria dan wanita di belakangnya.

“Apa yang kamu lakukan? Apa kamu ikut wawancara kerja?” Tanya Helen saat melihat map yang di pegang Alika.

“Iya kak.” Alika mengangguk mengiyakan.

“Kak Helen kenapa ada di sini?” Tanya Alika balik ingin tahu kenapa kakaknya juga berada di perusahaan itu, karena tidak mungkin kakaknya itu ikut wawancara kerja seperti dirinya.

“Untuk membicarakan bisnis.” Jawab Helen dengan nada menyombongkan diri. Menegaskan jika dia dan Alika berada di perusahaan itu dengan kasta yang berbeda.

“Kalau begitu kakak bisa melanjutkan pekerjaan kakak.” Kata Alika.

Namun, sebuah pikiran licik terlindas di benak Helen. Dia tidak senang jika pergi begitu saja tanpa sebuah pertunjukan yang menyenangkan.

“Bagaimana kamu dengan Daniel? Apa rumah tangga kalian baik-baik saja?” Tanya tiba-tiba.

“Kami, kami baik-baik saja.” Jawab Alika akhirnya.

“Bagaimana dengan kabar Daniel? Apa dia sehat?” Tanya Helen lagi.

“I...iya.” Perasaan Alika mulai merasa aneh dengan pertanyaan yang di layangkan Helen padanya.

“Dia pasti adik bu Helen yang merebut tunangan bu Helen itu?” Bisik seorang wanita yang berdiri di belakang Helen pada teman di sampingnya.

Sepertinya dia sengaja berbisik dengan suara keras agar Alika dan semua orang yang ada di tempat itu mendengarnya.

Dalam hati Helen merasa senang, dia menang, pertunjukkan akhirnya di mulai.

Alika mulai merasa tidak nyaman karena orang-orang yang ada di sana mulai menatap tak suka padanya. Saling berbisik satu sama lain dengan tatapan jijik pada Alika.

“Adiknya sendiri yang jadi pelakor!”

“Adiknya tidak tau diri, tunangan kakaknya sendiri di sambar!”

Begitulah ucapan yang keluar dari mulut orang-orang yang ada di sana, semuanya begitu menyudutkan Alika.

“Tolong kalian jangan bicara seperti itu, dia adik saya. Lagi pula saya sudah ikhlas melepaskan tunangan saya bersama dengan adik saya ini.” Ujar Helen memasang wajah bak malaikat yang baik hati.

“Bu Helen baik banget ya. Adiknya yang sudah merampas tunangannya saja masih di bela.” Sahut seorang wanita yang juga ikut melamar pekerjaan.

Alika muak dengan sandiwara Helen, dia tahu pasti Helen di balik semua itu, Helen pasti sudah menyebarkan cerita tidak benar tentang dirinya pada karyawannya di kantor. Karena, pernikahannya dengan Daniel tidak ada orang lain yang tahu selain ibunya. Helen dan juga keluarga Admanegara.

“Apa yang kalian dengar itu salah! Saya tidak pernah merampas tunangan kakak saya, justru saya yang....”

“Alah, tidak usah kamu membela diri! Pelakor mana mau mengaku!” Potong yang lainnya.

Cemoohan dari orang-orang di sana semakin menjadi-jadi. Alika tidak mampu lagi bersuara membela diri, karena setiap kali dia ingin membuka mulut, orang-orang selalu memotong dengan kata-kata kasar yang menyudutkan.

“Usir saja dia dari sini. Perusahaan ini bisa tercemar nama baiknya jika ada orang seperti dia bekerja di sini. Jangan-jangan nanti suami dan pacar karyawan di sini lagi di embat sama dia.”

Akhirnya satpam datang dan mengusir Alika dari perusahaan itu sebelum Alika sempat melakukan wawancara.

Helen tertawa puas dalam hati, dia menang. Pertunjukkan yang sangat sukses untuknya.  Dia benar-benar senang melihat Alika terpuruk dan di pandang hina oleh orang-orang

1
Anisah Abdullah
up yang banyak l thor
Nanda
up terus kak
Hamsir Subair
lanjut thor.
Akun Baru1996
Lanjut thor, upnya jangan lama2 dong
Boss Kaa
Bagus... lanjut thor
Mikailz Srika
Love banget kak bangettttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!