Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada yang robek
Yang udah nggak sabar nunggu kelanjutan unboxing om Ben kita kasih ya,jangan lupa Vote dan like nya sayang,yuuk bantu promosi in juga biar Author tambah semangat nulis nya..🙏
****
Om Ben sudah membuka pakaian milik dirinya dan Nia hingga tak meninggalkan sehelai benang pun.
"Pegang sayang" Om Ben mengarahkan tangan Nia pada milik nya membuat Nia kaget.
Dengan perlahan Nia menggenggam milik sang suami, meskipun Nia tak berani melihat nya dia sudah bisa membayangkan bagaimana besar milik suaminya ini,apa muat dengan milik nya yang sangat kecil.
"Gerakin pelan-pelan!"perintah Om Ben lagi dan di ikuti Nia,dia memang awam tentang hubungan ***, karena dari dulu sibuk bekerja dan dengan Fahmi hanya sekedar ciuman biasa tidak lebih,Nia tak menyukai sesuatu yang berlebihan jika belum sah.
Tangan om Ben mulai bermain pada benda kenyal di hadapan nya.
"Geli mas" ujar Nia mulai mengatakan hal yang di rasakan nya.
"Tapi enak kan sayang?" tanya om Ben dan Nia mengangguk kan kepala nya
Om Ben Mulai meraba bagian bawah lagi fan ternyata sudah licin, mungkin karena Nia sudah mendapatkan pelepasan pertama nya tadi.
Pegangan tangan Nia ternyata mampu membuat milik Om Ben menegang sempurna membuat lelaki tampan itu sedikit meringis,dia ingin tersalurkan saat ini juga.
"Kenapa mas?" tanya Nia polos
Tanpa menjawab Om Ben mengarahkan miliknya pada Milik Nia.
"Mas .....ma-u di masukin?"tanya Nia polos
"Kamu sudah siapa belum kalau aku masukin sayang?"tanya Om Ben sambil menggerakkan miliknya di luar sana membuat Nia mendesah pelan
"Tapi kalau belum siap nggak usah sayang,aku bisa tuntaskan di kamar mandi" lagi-lagi om Ben tidak ingin memaksa kehendak nya sendiri,dia tau Nia masih belum terbiasa.
"Udah siap mas" jawab Nia pelan membuat om Ben tersenyum mendengar kata-kata sang istri.
"Aku takut nyakitin kamu sayang"
"Bukan nya mas yang bilang kalau nggak sakit tapi "jawab Nia
Om Ben menyentuh pelan milik Nia
"Takut nya aku nggak bisa kontrol diri sayang, soalnya sudah lama nggak" ujar Om Ben terkekeh kecil sambil terus memainkan inti milik Nia.
"Tapi aku janji hanya sakit sebentar terus kalau sudah terbiasa akan enak kok" jelas Om Ben tanpa melepaskan tangan nya
Om Ben mencium kembali bibir Nia, dia ingin membuat istri nya ini rileks terlebih dahulu,tangan nya mulai melepas kan bagian inti Nia dan mengarahkan milik nya kembali.
"Kalau kamu tidak nyaman atau sakit beritahu aku sayang" ujar Om Ben dan diangguki Nia karena Om Ben sudah mulai memasuki nya pelan.
Tubuh Nia tegang seperti kayu, mungkin karena kaget ada sesuatu yang mengganjal memasuki bagian tubuh nya.
"Rileks sayang"perintah Om Ben
Om Ben tak langsung menggerakkan tubuh nya dia ingin Nia menerima terlebih dahulu,di rasa cukup om Ben mulai bergerak pelan.
Nia belum merespon dia masih kaku satu tangan nya meremas bantal dan satu lagi meremas ujung sprei.
"Mas..... Sa-kit uuhhh"
Om Ben menghentikan kegiatan nya sejenak.
"Sakit?"
"Sakit banget mas" aku Nia
Om Ben menunduk melihat sesuatu di bawah sana, bahkan milik nya tak sepenuhnya masuk, mungkin memang Nia belum terbiasa dengan semua ini.
"Tenang ya!aku akan lebih pelan" ujar om Ben, memulai kembali dengan gerakan lebih pelan tapi tetap saja Nia merasa sakit membuat Om Ben merasa tidak tega.
"Kalau kamu nggak nyaman aku nggak akan lanjutin sayang" Om Ben pun perlahan melepaskan milik nya, percuma saja jika nikmat untuk dirinya tapi sakit untuk istri nya, tidak adil bukan!!
Om Ben melihat sedikit bercak merah pada miliknya ternyata ini yang menyebabkan sang istri kesakitan, karena sudah ada yang robek oleh ulah nya.
"Maaf sayang,aku menyakiti mu" ujar Om Ben saat melihat ada linangan air mata di sudut mata Nia.
"Kalau mas masih mau di lanjutkan saja mas,aku bisa tahan sakit nya" ujar Nia kasihan melihat sang suami yang sudah bernafsu.
"Aku ke kamar mandi dulu,kamu langsung tidur saja,lain kali kita sambung lagi" ujar Om Ben segera bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.
Nia merasa sangat bersalah karena tidak bisa memuaskan sang suami.