Seorang wanita desa bernama Kirana Naraya akan dinikah dengan pria tua kaya yang punya istri 4, untuk membayar hutang orang tua nya. Kirana kabur ke kekota dan bekerja sebagai pelayan pria yang anti dengan wanita. bagaimana Kirana akan menjalani kehidupan nya,
nantikan kisah nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WAHILDA YANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22. BMS
pagi hari seperti biasa Kirana sudah stand by di dalam kamar tuannya. Kirana lupa dengan kejadian kemarin saat melihat belalai gajah.
Barra pun sudah melupakan kejadian semalam, tidak mungkin ia menyukai pria, ia sangat yakin kalau ia masih normal.
setelah selesai bersiap dengan pakaian kerjanya, Barra turun ke meja makan dengan kirana yang mengekor dibelakang, saat akan duduk ia melihat ternyata sudah ada Bima yang duduk di sana.
"Kenapa pagi-pagi kau sudah ada di sini?" tanya Barra.
"kau lupa aku ke sini untuk menjemput Kiran" ucap Bima sambil mengoleskan roti dengan selai kacang.
"tidak" ucap Barra.
"hanya satu hari, Kiran saja mau, ya kan Kiran?"bima memandang Kiran dan langsung mendapat anggukan.
"ya Tuan, hanya satu hari nanti saya akan memasak untuk anda juga saya berjanji" Kirana Merayu Barra.
"ingat hanya satu hari" Barra menatap tajam Bima.
"ya..ya..ya" Bima kini menyantap roti yang telah diisi dengan selai sambil memandang kirana.
Kirana tidak tahu kalau Bima ada maksud tertentu padanya.
setelah sarapan Bima berjalan menuju motor sportnya yang terparkir di halaman mansion bersama kirana. biasanya bima menggunakan mobil tapi kali ini dia menggunakan motornya karena ingin memastikan sesuatu.
"Tuan Bagaimana aku naiknya, ini terlalu tinggi" Kirana bingung dengan motor Bima yang terlalu tinggi apalagi tempat duduknya yang terlalu menempel ke depan.
"pegang tanganku" ucap Bima yang sudah duluan duduk di atas motor dan mengulurkan tangan nya. bukannya memegang tangan Bima Kirana malah memegang pundaknya untuk langsung naik ke atas motor. semua yang dilakukan Kirana tak lepas dari pandangan Barra yang berada di dalam mobil. Barra belum berangkat ke perusahaan ia masih duduk di dalam mobil melihat Bima dan Kirana yang seperti sepasang kekasih.
"Kenapa Mereka terlihat seperti sepasang kekasih" Barra terlihat seperti orang yang sedang cemburu.
Bastian tidak menjawab, ia hanya ikut melihat tuannya yang sedang memandang Bima dan Kirana.
"Kenapa kita memandangi mereka, Ayo jalan" Bastian segera menjalankan mobilnya menuju perusahaan.
sedangkan Bima sengaja melajukan motor sport nya dengan kecepatan tinggi, jadi mau tak mau Kirana berpegangan pada pinggang Bima, apalagi saat Bima mengerem mendadak terasa ada yang mengganjal di punggungnya, ia yakin dengan dugaannya.
setelah sampai dia segera mengajak kirana masuk apartemennya.
"Tuan ini kan masih pagi, saya belum ada kerjaan jadi saya harus ngapain di sini, oh ya saya cek bahan-bahan makanan saja dulu" Kirana akan beranjak berdiri tapi tangannya segera dicekal Bima.
"duduk dulu" Kirana heran melihat perubahan wajah Bima yang tanpa senyum, biasanya Bima selalu tersenyum dan tertawa tapi kali ini berbeda, Kirana jadi takut apakah ia sudah melakukan kesalahan.
"tu .. Tuan ada apa ?'ucap Kirana yang takut melihat wajah bima.
"jawab pertanyaan ku dengan jujur"
Bima memandang Kirana lama.
"siapa kau sebenarnya?" tanya Bima yang masih terus menatap Kirana.
"sa.. saya kiran" tuan Kirana menjawab dengan terbatas
"Apa tujuanmu bekerja di mansion Barra?" bima tak mengalihkan pandangannya.
"sa..saya bekerja di sana hanya untuk membayar hutang karena sudah memecahkan ponsel Tuan Barra" jawab Kirana jujur.
" jadi Kenapa kau menyamar menjadi seorang pria?" tanya Bima lagi, kirana diam dia bingung kenapa Bima tahu kalau dia menyamar menjadi seorang pria.
"pasti Kau heran kenapa aku bisa tahu, lihat kulitmu" Bima mencolek kulit Kirana dengan ujung jarinya, terlihat warna hitamnya menempel.
"lihat dada mu, walaupun kau sembunyikan masih terlihat menonjol, mungkin ukurannya sekitar 36c,benarkan?? mendengar itu kirana langsung menutup dadanya menggunakan kedua tangan.
"dan satu lagi, lihat bokong mu, tidak ada bokong pria yang seperti itu, Kau terlalu seksi untuk menjadi seorang pria" Bima mendekati wajah Kirana dan berisik di telinganya. membuat Kirana memundurkan wajah nya.
"kau seorang wanita" Bima segera menarik rambut palsu Kirana, terlihat rambut panjangnya yang terurai, Bima sampai terpesona melihatnya. Kirana begitu cantik walaupun kulitnya yang masih tertutup warna hitam.
"Tuan tolong jangan beritahu Tuan bara, saya sungguh tidak ada maksud apa-apa, saya sengaja melakukan penyamaran, karena saya sedang dikejar orang" ucap Kirana mengiba.
"tuan bisa tanya nyonya lilyana dan nyonya besar, mereka juga sudah tahu aku seorang wanita" Bima terkejut ternyata tante Lilyana juga sengaja menempatkan Kirana di samping Barra pasti ada sesuatu.
"Apa kau tahu tentang fobia Barra?" Bima yakin pasti Kirana tidak tahu.
"fobia Apa?" memang benar kirana tidak tahu.
"Barra tidak bisa berdekatan dengan wanita, kalau ada wanita yang mendekatinya ia akan muntah-muntah, tidak banyak orang yang tahu, hanya keluarganya dan orang-orang terdekatnya saja" Bima menjelaskan pada Kirana.
"tapi Tuan, Kenapa Tuan bara tidak muntah-muntah saat berdekatan denganku" Kirana jadi bingung.
"aku juga tidak tahu, makanya aku membawamu ke sini ingin mencari tahunya" ucap Bima yang masih memikirkan apa penyebab Barra yang tidak muntah ketika berdekatan dengan Kirana.
Bima terus memikirkannya hingga tak sadar kirana sudah menuju dapurnya membuatkan sesuatu dengan bahan-bahan yang ada di dalam kulkas. ternyata Bima sudah menyiapkan semua bahan-bahan nya kemarin, jadi Kirana membuatkan puding dan cake jadul. karena peralatan memasak di apartemen Bima lengkap jadi mempermudahkan Kirana untuk memasak.
tercium wangi cake yang Kirana buat.membuat Bima mendekat kearah nya.
"kau memang pandai memasak" Bima memperhatikan cake yang baru keluar dari panggangan, saat akan mencomot kue nya, Kirana menepis tangan Bima.
"Kau tidak lihat ini masih panas" terlihat cake itu penuh dengan asap.
"aku sudah tak sabar ingin memakannya" ucap Bima yang terus memandang cake itu. Kirana memotong cake itu dan menaruh nya di atas piring agar cepat dingin.
Bima langsung memakannya.
"pantas saja Barra tidak rela kau ikut denganku, masakanmu memang enak" Bima mengambil lagi dan memakannya. Kirana hanya geleng-geleng kepala melihatnya.
selamat ya bastian naomi sudah jadi mantan perjaka dan perawan 😁