MAS MONTIR KU SAYANG, TERNYATA ORANG KAYA!! Mungkin begitu judul clickbait yang cocok untuk novel ini😉
Seharusnya pernikahan dilangsungkan bersama pria matang yang sedari kecil digadang-gadang menjadi jodoh Khadijah.
Namun, takdir berkenan lain hingga masa lajang Khadijah harus berakhir dengan pemuda asing yang menabraknya hingga lumpuh.
Kedatangan Athalla di Kalimantan Barat untuk memenuhi panggilan balap liar, justru disambut dengan jodoh tidak terduga-duga.
Pasalnya, kecelakaan malam itu membuat calon suami Khadijah lebih memilih menikahi adik kandungnya; Nayya.
Khadijah dibuat remuk oleh pengkhianatan calon suami dan adiknya. Lantas, di waktu yang sama, Athalla menawarkan pernikahan sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Romantis/Komedi/Sangar mendekati keseharian. Thanks buat yg sudah mampir ya💋❤️🫂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ISTALLA DUA BELAS
Dari pada Alessia menangis, Athalla memutuskan tidak bicara tentang Khadijah dulu sampai dia memiliki banyak keberanian untuk mengatasi ketakutan yang dia rasakan.
Sejatinya, banyak sekali alasan kenapa Athalla tidak berani mengatakan kebenaran, salah satunya; tidak mudah jalan Athalla saat meluluhkan hati Alessia yang jutek.
Dahulu, Athalla bahkan setengah mati mengejar Alessia hingga Alessia mau memberikan kesempatan menerima cintanya.
Dari masih SMA kelas dua mereka ditunangkan, yah, itu keputusan keluarga bersama mengingat keduanya masih sama-sama menjalani pendidikan.
Rencananya, Athalla akan menikahi Alessia setelah lulus S1. Dan belum sampai hal itu terjadi, Khadijah masuk ke dalam hidupnya.
Sungguh-sungguh dilema yang dirasakan oleh Athalla, kini. Satu sisi Athalla tak mau menyakiti Alessia, sisi lainnya dia tak mau meninggalkan tanggung jawabnya pada Khadijah yang sudah dia jadikan istri.
Poligami? Ah, itu tidak akan pernah dia lakukan, ia yakin. Sebab, sejatinya Athalla bukan laki-laki yang bisa adil dalam berbagi.
Cintanya pada Alessia akan membuka ketidak adilan-nya nanti. Jelas, karena kepastiannya adalah; Khadijah hanya istri yang dia nikahi oleh sebab tanggung jawabnya saja.
"Kamu mau pergi lagi, Tha?" Di sofa sana, Gantara sang ayah menyambut langkah Athalla menuruni satu persatu anak tangga.
Barusan saja Alessia pulang, Athalla sudah kembali wangi, wajah segar dan rapi dengan jaket kasual merah putih.
Skinny jeans hitam melapisi kaki-kaki jenjangnya, sentuhan terakhir, sepatu merah menambah kesan tampan pemuda itu.
"Mau ke mana lagi?"
Gantara menghela napas sebentar untuk mengolah kesabarannya. Putra yang satu ini memang jarang sekali ada di rumah.
Bahkan, hampir dua bulan sudah, Athalla tidak pulang ke Rumah ini, kemudian baru saja tiba di kediamannya, anak itu sudah berganti pakaian dan ingin pergi.
"Beresin bengkel."
Athalla lalu menunju ke arah dapur bersih rumah tersebut. Desain kontemporer, dan cukup tertata rapi dengan warna dasar monokrom.
"Perasaan baru pulang loh, Atha, Kamu kenapa sih nggak pernah betah ada di rumah?" Fasha sang ibu giliran menegur.
Athalla hanya ber-hehe ringan. "Atha cowok, Mam, kalo Atha di rumah terus, entar nggak dapet pasangan-pasangan kayak Mas Dekan!"
Sontak, lirikan mata tajam Mas Abrar menusuk Athalla kemudian. Mas Abrar memang tidak pernah bergaul, tak seperti Athalla yang suka sekali bersosialisasi di luar rumah, Mas Abrar bisa dikatakan anti sosial.
"Ampun Mas Gus!!" Athalla menyengir tak enak dengan tatapan abangnya. "Atha lupa kalau Mas Gus lagi mengejar cinta, Asyifa."
Gantara menggeleng, lalu menepuk punggung putra tirinya. Dari pada Athalla, Mas Abrar jauh lebih dekat dengan Gantara.
Sudah bertahun-tahun memang, Mas Abrar mengejar cinta teman kampusnya. Tidak ditolak, tapi, tidak juga mereka menikah.
"Jangan dengerin, Athalla."
Mas Abrar kembali membaca buku yang tengah dibacanya. Tanpa ada suara sedikit pun, dan memang Dekan keagamaan itu irit mengeluarkan kata-kata.
"Atha--"
Fasha kembali dibuat mengernyit, pasalnya, Athalla meraih tas belanja paling besar untuk diisi dengan makanan-makanan yang ada di lemari-lemari esnya. "Itu mau ngapain?"
"Bawa makanan buat orang di bengkel."
Khadijah tergolong orang kan? Athalla tidak berbohong soal ini. Athalla akan bawa makanan yang ada untuk istri shalihahnya.
"Emang sebanyak apa orang-orang di bengkel Mas montir hah? Ngapain juga buah-buahan segarnya dibawa semua?" Shakira lantas menimpalinya, gadis 15 tahun itu heran.
"Ini Mas lakuin buat kamu juga, biar kamu nggak tambah gemuk karena ngemil melulu. Lihat tuh kaca, badan udah kayak gentong!!"
"Papa!!" Shakira mencebik bibir, gadis itu menuntut pembelaan ayahnya. Shakira memang dikaruniai tubuh yang gemuk dan lebih besar dari anak seusianya.
"Emang Shakira kayak gentong, ya?"
Gantara tertawa, sembari menyambut putri bungsunya dengan peluk. "Dari mana gentongnya coba, cantik begini, masya Allah."
Athalla tergelak. "Sebenernya lebih kasihan gentongnya disamain sama kamu, Ra."
"Athalla!!" Mas Abrar menegur. Di Rumah ini, selain Papa Gantara, Mas Abrar garda terdepan yang menjadi pembela Shakira.
Athalla diam cengengesan. Kalau sudah melawan Shakira maka musuhnya orang satu rumah bahkan satu klan Miller.
"Kapan mau beli cincinnya lagi? Jangan tunggu sampai Alessia marah-marah."
Athalla mendengus oleh peringatan Mama Fasha kembali. "Iya nanti."
Boro-boro mau membeli lagi cincin yang dia yakin tidak akan pernah ada manfaatnya, sekarang ini, Athalla sedang fokus dengan pengobatan wajah dan kaki istrinya.
"Bener ya. Kalau bisa kamu pergi ke gerai cincinnya besok aja langsung. Setidaknya kamu ada usaha buat Aley seneng."
"Iya." Athalla memeluk tas besar berisi makanan-makanan persediaan. Lalu membawanya keluar dari Rumah.
..."**"--__--"**"...
Pukul sembilan malam, Athalla tiba di bengkel kembali. Dua wanita yang diutus untuk membantu Khadijah sempat izin pulang setelah menginformasikan semua yang sebelumnya dilakukan Khadijah.
Ternyata, lelah di perjalanan membuat Khadijah tidur lebih awal. Athalla sempat melirik ke atas meja rendah, di sana banyak botol produk-produk perawatan istrinya.
Athalla membetulkan selimut tebal yang menggulung tubuh Khadijah. Baru akan membukakan jilbab yang Khadijah pakai, wanita itu lekas membuka mata kantuknya.
"Mas sudah pulang?"
Khadijah ingin duduk, tapi, Athalla tidak mengizinkannya, ia hanya menyuruh Khadijah membuka jilbab. Takut panas karena AC di sini tidak terlalu dingin.
Tempat tidur hanya satu, dan itu hanya ada ukuran Queen. Athalla akan tidur di atas karpet bulu-bulu.
Sebelum tidur, Athalla akan puaskan dulu mengusap kepala Khadijah. Di mana itu berhasil membuat, Khadijah tersanjung hingga tak sengaja senyuman manis di bibirnya melengkung.
Sontak, Athalla terkekeh. "Kamu jangan buat aku salah tingkah malam-malam begini!"
"Memangnya kenapa?" Khadijah tidak melakukan apa pun selain tersenyum, lalu apa kejahatan yang dia lakukan barusan?
"Senyum kamu mengandung sakarin, pemanis buatan yang manisnya melebihi gula asli! Ini racun sebenernya, tapi candu."
Khadijah tertawa, sedikit geli juga dengan gombalan maut suaminya. Wanita itu lekas terdiam terpaku setelah bibir setengah pucat- nya dibelai lembut oleh ibu jari Athalla.
Sempat, Khadijah menelan saliva, ia gugup tentu saja. Tapi, dia memang sudah harus membiasakan diri dengan sentuhan halal ini.
"Tadi Mas Atha, ke mana?"
"Ke rumah mertua kamu."
Khadijah menghela, ternyata suaminya memang terbiasa memanggil orang tuanya dengan sebutan yang tidak simple. Kalau tidak Pak montir, ya mertua kamu.
"Terus?"
Khadijah ingin tahu apa jawaban orang tua suaminya. Kemarin, Athalla menjelaskan bahwa Abi Bachrie bukanlah ayah kandung, melainkan ayah angkat yang sudah seperti ayahnya sendiri.
Kata lainnya, Athalla belum memberi tahu orang tua kandungnya perihal pernikahannya dengan Khadijah. Kedatangan Abi Bachrie di Kalimantan hanya supaya Bapak Hariman mau melepaskan Khadijah dengan tenang.
"Aku memang belum bisa bawa kamu ke Rumah orang tua. Sabar ya, pelan-pelan aku akan kasih tahu mereka. Dan mereka wajib tahu kalau aku sudah menikahi bidadari."
Khadijah tergelak kembali. Tawa yang kemudian berhenti, karena lagi dan lagi bibir pucat nya mendapatkan usapan lembut dari jari-jemari suaminya.
Khadijah terdiam beku dengan tatapan yang sedikit menyelami makna mata itu. Athalla bahkan menatap lekat bibirnya seperti anak rusa yang menginginkan makanannya.
"Mas kenapa ngeliatin Dijah terus? Mas Atha mau cium, Dijah?" Barang kali Athalla tidak berani, Khadijah akan menawarkannya.
oh iya Renoval jadi mantu Rayyan om dewa yang susah muvon akhirnya bucin abis sama istrinya. dan lahirlah Renoval si tampan dan kalem ya.
Nanti kalo udah fresh abis liburan, moga aja bisa crazy up/Grin/
liburan kmana diink🦭
kok qu diajk😏😏
ampe bingung yang baca 😆😆😆