KAK, KUBALASKAN DENDAMMU

“Yang Mulia!”

Selir Daysi yang ingin melemparkan dirinya dalam pelukan Raja Dexter dihalangi oleh Derreck yang kini menjadi perisai hidup untuk Rajanya.

“Selir, kondisi Yang Mulia sedang tidak baik, jadi sebaiknya anda tetap berdiri disana”, ucapnya datar.

Mendengar ucapan Derreck, Selina tampak mengamati Raja Dexter dengan seksama sebelum senyum tipis terbit diwajahnya.

“Ternyata kediaman utama ditutup karena Raja menderita luka parah. Tampaknya, usaha prajurit kematian tak sia-sia meski tak membuat Raja ini mati”, batin Selina bermonolog.

Ya, Selina adalah orangnya kaisar Emerald yang memang di tugaskan untuk mendampingi Daysi hingga wanita itu bisa masuk kedalam istana Benedict untuk mengawasi sekaligus mendapatkan peluang untuk menyingkarnya selama-lamanya.

Selir Daysi yang masih dalam pengaruh obat sehingga emosinya tak lagi terkontrol, kembali mendapat blokiran dari Derrick membuat amarahnya berkobar.

“Apa wanita idiot itu yang melukai Raja?”, ujarnya penuh kemarahan.

Mendengar tuduhan dan julukan buruk untuk wanita yang telah menyelamatkannya membuat wajah Raja Dexter semakin gelap.

Jika bukan karena hutang budi dan tekanan dari kaisar, Raja Dexter tak akan mungkin membawa Daysi masuk kedalam istananya.

Melihat sifat asli wanita yang selama ini terlihat polos, anggun dan lembut menjadi sangat angkuh dan arogan, membuat Raja Dexter tak lagi memiliki empati terhadapnya.

“Raja ini tak pernah dikurung dan tak akan ada yang berani mengurung Raja ini didalam istananya sendiri”

“Dan mengenai wanita yang kalian bilang bodoh dan idiot, itu adalah istri sah Raja ini dan meru[akan satu-satunya nyonya yang ada dalam istana Benedict bergelar putri Benedict”

“Menghina sang Putri sama dengan mengina Raja ini jadi mulai sekarang, bagi siapapun yang menghina Putri, potong lidahnya langsung ditempat”

Ucapan dan penjelasan serta ancaman yang Raja Dexter berikan membuat semua orang tertunduk ketakutan.

Tak ada lagi yang berani bersuara, bahkan Selir Daysi sudah melotot karena tak percaya dia akan mendengar semua ini dari mulut Raja Dexter.

“ Tidak! Alurnya tidak begini!”

“Dalam kehidupan sebelumnya, Raja Dexter memang ditawan namun berhasil diselamatkan dalam kondisi luka parah ”

“Dan sekarang, kejadiannya hampir sama dengan apa yang terjadi dimasa lalu, tapi kenapa semua menjadi berubah seperti ini?”

“Apakah karena Catharine tidak mati maka semua alurnya menjadi berubah dan tidak jelas”

"Ya, pasti karena dia aku tak lagi menjadi pahlawan dan tokoh utama dalam kehidupan ini !"

Selir Daysi terdiam mematung karena banyak hal dalam kepalanya yang kembali berisik sambil dia meraba-raba kenapa semua hal yang terjadi dimasa lalu bisa berubah sedrastis ini.

“Kepala pelayan Roger! Tampaknya para pelayan diistana ini terlalu santai hingga bisa berkumpul seperti ini maka kedepannya, berikan mereka lebih banyak pekerjaan agar tak sesantai ini”, perintahnya tegas.

Semua orang segera membubarkan diri begitu kepala pelayan Roger memberikan isyarat untuk mengikutinya dengan hati lega, setidaknya mereka tak sampai mendapatkan hukuman cambuk.

Kepala pelayan Roger yang sempat mendapat teguran dari Derreck karena telah berani menganiaya Catharine, sekarang mulai melangkah dengan lebih berhati-hati lagi, terutama segala hal mengenai Catharine yang sudah Raja kukuhkan sebagai satu-satunya nyonya rumah istana Benedict dan bergelar Putri Benedict.

Kedepannya, dia tak akan lagi berani mengganggu wanita tersebut jika tak ingin hukuman menghampirinya.

Selir Daysi tertinggal sendirian karena kedua pelayan pribadinya telah pergi mengikuti kepala pelayan Roger masuk kedalam halaman istana.

Melihat wanita dihadapannya, ekpresi wajah Raja Dexter menjadi jelek seketika.

“Daysi, kuharap kamu masih ingat bagaimana kamu bisa masuk kedalam istana ini”, ujarnya datar.

Selir Daysi terdiam, seolah baru menyadari sesuatu dan ekpresinya berubah menjadi canggung.

“Yang Mulia, saya sangat mengagumi anda. Bahkan anda bersedia meninggalkan wanita itu di altar demi saya...”, ucapan Selir Daysi terpotong ketika nada dingin menginterupsinya.

“Kurasa, kamu cukup paham akan kondisi saat itu hingga aku memutuskan hal tersebut”

“Ingatlah statusmu! Aku menikahimu hanya karena balas budi. Jika saja panah itu tak mengenai perutmu dan membuatmu kehilangan kesempatan untuk menjadi wanita sepenuhnya, aku tak mungkin menikahimu dan memberikanmu reputasi yang mungkin tak akan pernah kamu dapatkan jadi sadarlah dan ingat tempatmu!”, ujar raja Dexter penuh penekanan.

Mendengar nada dingin dalam suara Raja Dexter yang selama ini tak pernah diberikan terhadapnya, Selir Daysi baru menyadari jika dia tampaknya telah melewati batas.

Saat ini, efek obat yang diberikan oleh Selina perlahan memudar sehingga Selir Daysi bisa kembali mengontrol emosinya.

“Mungkin aku terlalu terburu-buru”, batinnya resah.

Sebagai seseorang yang hidup untuk kedua kalinya, Selir Daysi yang terus berpacu pada ingatan masa lalunya merasa diatas angin karena mengira jika dirinya bisa merubah takdir hidupnya dengan mudah yang sayangnya hal itu tak berjalan dengan baik.

Kesempatan kedua yang Tuhan berikan untuk membuatnya jadi lebih baik nyatanya tak dipergunakan dengan bijak oleh Daysi yang ingin hidup enak dalam waktu cepat.

“Ini kesempatan terakhir yang aku berikan. Jadilah baik maka kehidupanmu akan terjamin dalam istana ini,sesuai janjiku. Tapi, jika kamu melakukan tindakan diluar batas, maka aku tak segan untuk mengusirmu dari sini”, ujar Raja Dexter penuh ketegasan.

Selir Daysi hanya bisa mengangguk patuh dan kembali ke paviliun utama untuk meredakan amarah Raja Dexter kepadanya.

“Dasar wanita keparat! Kali ini aku kan mengalah tapi tidak lain kali!”, batinnya penuh dendam.

Sementara itu didalam istana naga, kaisar Emerald yang mendengar mengenai keributan yang dibuat oleh Selir Daysi merasa terhibur karena pada akhirnya wanita yang disusupkannya kedalam istana Benedict memiliki peran.

Mendengar bagaimana kecewanya sang Raja terhadap Selir Daysi membuat orang nomor satu dikekaisaran Lunox tersebut memiliki ide bagaimana jika adik tirinya itu mengetahui kebenarannya.

Bukankah hatinya akan hancur. Membayangkan saja sudah bisa membuat Kaisar Emerald merasa puas.

Sekarang dia tak bisa menyerang fisiknya maka dia akan menggunakan serangan psikologis untuknya.

Tanpa Kaisar Emerald ketahui jika Raja Dexter tak memiliki perasaan apapun terhadap Selir Daysi.

Rasa kecewa yang ditampilkan hanya sekedar menyayangkan jika wanita yang selama ini dia kenal baik menjadi seburuk itu hanya karena ambisi yang sangat tinggi tanpa mengukur kemampuannya sendiri.

Sementara itu di bagian kekaisaran paling Utara, dipegunungan yang sangat dingin, disebuah kastil yang berdiri megah disana seorang lelaki berwajah tampan berdiri tepat didepan jendela sambil menatap salju yang sepanjang tahun menyelimuti wilayah tersebut dengan wajah angkuh.

“Kabar apalagi yang kamu dapatkan dari ibukota?”, tanyanya tajam.

“Banyak hal yang terjadi di ibukota akhir-akhir ini Yang Mulia dan yang paling heboh adalah pernikahan saudara anda, Raja Dexter serta beberapa kejadian yang beruntun menimpa istana Benedict”, ujarnya melaporkan.

Pengawal kepercayaannya itu pun segera menceritakan semua hal yang terjadi khususnya apa yang terjadi di istana Benedict dan istana Naga.

Kabar perseteruan antara kakak pertama dan keduanya, menjadi minat tersendiri baginya dalam dua tahun kepergiannya dari ibukota.

“Kurasa, sekarang adalah waktu yang tepat untuk aku balik ke ibukota?”

“Aku sudah tak sabar ingin bertemu langsung bagaimana kakak iparku ini”, ujarnya sangat penasaran.

Ya, dia sudah tak sabar ingin bertemu dengan wanita yang dirumorkan berwajah jelek dan sangat bodoh nyatanya mampu menjadi pahlawan yang menyelamatkan nyawa sang kakak dua kali dalam dua hari.

Sebuah fakta yang tentunya sangat menarik minat bagi Dixion untuk melihat dan bertemu langsung dengan kakak iparnya  yang sangat misterius itu.