Mencintainya adalah sebuah keputusan..
Sifat perhatian padaku menutupi pengalihannya...
Yang dia kira...dia yang paling disayang, menjadi prioritas utama, dan menjadi wanita paling beruntung didunia.
Ternyata semua hanya kebohongan. Bukan, bukan kebohongan tapi hanya sebuah tanggung jawab
.
.
.
Semua tak akan terjadi andai saja Arthur tetap pada pendiriannya, cukup hanya dengan satu wanita, istrinya.
langkah yang dia ambil membawanya dalam penyesalan seumur hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lupy_Art, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Setelah perbincangan penuh haru Livia dengan Daddynya, siang ini Livia akan ke kantor Arthur untuk mengantar makan siang...
.
.
.
Mobil yang dikendarai Livia sampai didepan lobby perusahaan, Bodyguard yang duduk didepan bersama supir keluar lebih dulu untuk membukakan pintu mobil calon istri bosnya.
Livia berjalan menuju Resepsionis...
"Selamat datang Nona Livia..." sapa ramah pegawai wanita itu
"Apakah Arthur ada diruangannya?"
"Hari ini Pak Arthur belum datang ke kantor dari pagi, nona" jelasnya pada Livia
'tidak dikantor sedari pagi' Livia mulai merasa khawatir sekarang. "Mm.., aku membawa bekal makan siang untuk Arthur namun dia tidak dikantor jadi aku beri padamu saja ya..?" tawar nya pada resepsionis itu
"apa kalian mau menerimanya?, kalau tidak mau baiklah tidak apa²" pegawai itu melihat teman disampingnya yang tersenyum mengangguk,
Saat Livia hendak berbalik , "N-nona... bekalnya untuk kami saja" Livia langsung tersenyum mendengarnya, lalu menyerahkan paperbag itu..
"Terimakasih Nona" ucap dua pegawai itu pada Livia
"sama" jawab Livia tersenyum kemudian pergi meninggalkan gedung itu
...
"Anda ingin ke suatu tempat, Nona?" tanya bodyguard itu, kini mereka sedang dalam mobil diperjalanan.
"kita kembali saja ke mansion" ucap lemas Livia...
'Ar...sebenarnya kamu ada dimana, kamu membuatku cemas'
Sang supir pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang kearah mansion...
.
.
.
5 hari kemudian...
Ini adalah hari ke-6 Livia tak mendapat kabar sama sekali dari Arthur.
"Dad...apa ada kabar dari Arthur?"
"Tidak ada untuk sekarang nak, kabar terakhir dia sedang berada diMarkas"
"Daddy akan menghukumnya karna membuatmu khawatir nak" Livia terkekeh mendengar itu, "Daddy berlebihan"...
Saat ini mereka tengah bersantai diruang keluarga
Dengan livia yang bersandar dipaha Daddynya... Damian pun mengusap surai lembut putrinya
"Dad.."
"Hm..."
"Tidak jadi..." Livia ragu menyampaikan kegundahannya. Damian tidak terlalu menghiraukannya, ia memilih fokus pada tayangan televisi..
.
.
.
.
Pukul 00.15....
seorang pria mengendap² masuk ke salah satu kamar ..
Ceklek....
Pandangan pria itu menangkap seorang wanita yang sedang tertidur menggunakan gaun tipis.
Menutup pintunya kembali, pria itu mendekat ke ranjang dimana wanita itu tidur dengan wajah damainya...
Kemudian melepas satu persatu kancing kemejanya lalu membuang kemeja itu kesembarang arah... Sehingga pria itu bertelanjang dada sekarang, menampilkan banyak otot kekar dan juga sixpack nya,
namun dibagian perut lebih tepatnya dipinggangnya sebelah kiri terdapat luka basah yang sudah diperban...
pria itu menaiki ranjang lalu berbaring disebelah kiri si wanita, perlahan menarik wanita itu masuk dalam pelukannya..meletakkan kepala wanita itu didada bidangnya
"Sssht..." pria itu meringis merasakan denyutan pada luka sayatannya
Sang Wanita pun sempat terusik, "mmh...."
Si pria langsung menyamankan posisinya, mengelus surai wanita itu sampai kembali terlelap..
Cup...
Pria itu melabuhkan kecupan selamat malam dipucuk kepala si wanita
.
.
.
.
.
Pagi hari di mansion moreno
disebuah kamar dengan cahaya tamaram karena jam masih menunjukkan pukul 05.40.
Livia yang hendak bangun merasakan sesuatu benda menimpa perutnya... Saat ia membuka mata mengarahkan pandangannya ke perut, sebuah tangan kekar sudah melingkar disana
Livia menolehkan kepalanya kebelakang, betapa terkejutnya dia mendapati Arthur tidur sambil memeluknya dari belakang tanpa memakai baju atasannya sehingga Livia dapat jelas melihat lengan kekar nan berotot itu, membuat Livia menelan ludahnya sendiri
menyadari jam sudah menunjukkan waktu pagi Livia segera bangkit,
Namun saat Livia bangkit tak sengaja menyenggol luka diperut Arthur, empunya pun meringis
"Aawwsss...sssst"
Livia menatap luka itu ngeri, meski sudah diperban..namun Livia tau itu pasti sakit.. Dirinya beranjak dari kasur mengambil P3K di nakas.
Ia mendekati Arthur, meraba luka itu yang diperban itu.
"Maaf.... Aku tidak sengaja, aku juga tak melihat ada luka disana" ucap Livia dengan raut cemasnya
"Ini hanya luka kecil, itu akan segera membaik" jawab enteng Arthur
"kapan kau kembali" tanya Livia sambil membersihkan luka dan mengganti perban yang baru
"Semalam" jawab Arthur menatap wajah cemas Livia dihadapannya yang masih sibuk pada lukanya, mendapat perlakuan dan diperhatikan seperti ini Arthur merasa senang dibuatnya
Setelah membersihkan luka dan mengganti perbannya selesai..Arthur menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang...
meraih tangan Livia lalu mengecupnya...
"Sudahlah... Jangan cemas, ini akan segera sembuh. Tidak perlu mengkhawatirkan aku..aku bisa menjaga diriku sendiri, ini hanya luka kecil"
"Segampang itu kau bicara?" tanya Livia sinis, ia tidak menyukai kalimat yang diucapkan Arthur barusan... Livia seolah merasa tidak berarti bagi Arthur.. Livia mencemaskannya, tapi Arthur malah berkata seperti ini?..yang benar saja.
"kau tak mengerti Ar... kau pergi menghilang selama hampir 1 minggu tanpa mengabariku dimana keberadaanmu. Aku mencemaskanmu selama itu, aku terus berdo'a pada tuhan agar menjagamu tetap baik² saja. Kau tau, selama kau pergi aku berusaha berpikir positif.. Bayangan² penjahat itu, pembunuh, musuh²mu..bagaimana jika kau..."
Arthur langsung menarik Livia dalam dekapannya, ia sedikit meringis karna gerakan tiba² itu
mendengar keluh isi hati Livia disertai air mata yang sudah mengalir dari mata cantik itu, Arthur merasa bersalah.. Seharusnya ia mengabari orang rumah terutama Livia.
"Ssst.. Tenanglah.. Sekarang aku ada disini, aku baik² saja, Hm? Maaf... Aku tidak bisa mengabarimu.. Kemarin misi dilakukan mendadak. Lain kali aku akan mengabarimu dulu" ucapnya pada Livia yang masih bersedih dalam dekapannya
...
Merasa Livia sudah tenang, Arthur mengangkat tubuh Livia ke pangkuannya sehingga mereka duduk saling berhadapan.
Livia melingkarkan tangannya di leher Arthur, sedangkan Arthur juga melingkarkan tangannya dipinggang ramping Livia
Arthur semakin merapatkan tubuh Livia hingga tak ada jarak diantara mereka selain helaian pakaian yang dikenakan Livia
Livia bisa merasakan nafas Arthur berhembus diwajahnya yang berada dihadapannya. kemudian Arthur meraup bibir yang sudah sangat menggoda dihadapannya... melumatnya lembut kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.
Livia yang sudah terbuai mulai membuka mulutnya sehingga lidah Arthur bisa masuk.
Semakin lama lumatan Arthur semakin menuntut..
Livia sampai kewalahan namun masih ingin menikmatinya, mereka sama² memejamkan mata menikmati ciuman panas itu.
Livia merasakan ada benda keras dibawah sana yang bergerak, saat tubuhnya ingin bergerak Arthur menahan pinggangnya.."Jangan bergerak..!" ucap Arthur disela ciuman mereka
Arthur Melepas tautan mereka...
"A-apa ini Ar...? kenapa rasanya keras sekali.. ?" tanya Livia dengan polosnya
Arthur masih menahan gejolak birahi dalam tubuhnya yang minta segera di tuntaskan
"Kamu ingin melihatnya?" goda Arthur melihat pipi Livia yang memerah
Livia turun dari pangkuannya.. Matanya mengarah pada 'sesuatu' dibalik celana Arthur yang sudah menggembung
Pipinya semakin memanas melihat hal itu.. Wajahnya menoleh kesamping..dirinya segera beranjak dari ranjang menuju kamar mandi
Arthur yang melihat tingkah calon istrinya itu terkekeh..dirinya pun beranjak dari sana.. Keluar kamar Livia menuju kamarnya dan langsung masuk dalam kamar mandi.. Ia harus menidurkan 'sesuatu' yang telah bangun dibawah sana
mengelus 'senjata' itu dan menatapnya "apa kau sudah tidak sabar?.. Sebentar lagi, bertahanlah sampai besok" dirinya tersenyum membayangkan wajah merah gadisnya
.
.
.
.
.
.
...****************...
.
.
.
.
.
Hai...jumpa lagi...
Gimana kabar kalian? Harusnya baik² aj kan
Yang sehat disyukuri dan yang sedang sakit Author do'akan cepat sembuh
Gimana sama Chapter yang ini? Seru ga?
Ceritanya masih harus beberapa lagi untuk menuju awal konflik ya.. Author kasih yang manis² dulu diawal
Jangan bosen untuk update ya.. Author usahakan sudah upload diatas jam 9 okeh...
jangan lupa tinggalkan jejak komentar, like, vote, subscribe, serta beri gift
lopyu buat para readers
Salam sayang untuk semua❤❤