NovelToon NovelToon
Istri Warisan Adik

Istri Warisan Adik

Status: tamat
Genre:CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Naik ranjang/turun ranjang / Tamat
Popularitas:771.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Noor Hidayati

Seorang kakak yang terpaksa menerima warisan istri dan juga anak yang ada dalam kandungan demi memenuhi permintaan terakhir sang Adik.

Akankah Amar Javin Asadel mampu menjalankan wasiat terakhir sang Adik dengan baik, atau justru Amar akan memperlakukan istri mendiang Adiknya dengan buruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suara Misterius

"Mahira... Mahira..."

Sayup-sayup Mahira yang mendengar suara seseorang memanggilnya membuka mata dan melihat ke sekelilingnya mencari darimana suara itu. Akan tetapi Mahira tidak melihat siapapun di ruang dimana dirinya dirawat, baik itu Ibu, Amar maupun bayi yang sebelumnya ada didalam box yang terletak di sebelahnya.

"Tidak ada siapapun disini lalu siapa yang memanggilku?" gumam Mahira dalam hati.

"Ahh mungkin aku hanya bermimpi." lanjut Mahira menenangkan hatinya yang sedikit ada rasa takut. Kemudian Mahira kembali memejamkan mata tapi baru beberapa menit, lagi-lagi suara itu kembali memanggil namanya.

"Mahira..."

Mahira kembali membuka mata mencari-cari darimana arah suara itu, dan alangkah terkejutnya saat Mahira menoleh ke samping kanan melihat Amir suaminya berdiri tersenyum kepadanya.

"M-m-mas Amir?" lirih Mahira terbata seakan tak percaya melihat Amir suaminya di depannya mengingat suaminya sudah meninggal dunia dua hari lalu.

"Masa lihat Mas takut." ujar Amir sambil membungkukkan badan lalu memegang pembatas ranjang untuk menopang tubuhnya.

"Eng-gak Mas, Aku hanya kaget saja."

Mendengar itu Amir tersenyum tipis, tapi di menit berikutnya wajah Amir berubah menjadi murung.

"Mas Amir kenapa?" selidik Mahira.

"Mas belum bisa tenang jika kamu belum menikah dengan Kak Amar," Amir menjeda ucapannya lalu meraih tangan Mahira.

"Kamu harus janji ya sama Mas, kalau kamu harus mau menikah dengan Kak Amar. Meskipun dia tidak banyak bicara dan terkesan dingin pada wanita, tapi Mas yakin jika Kak Amar akan menjadi suami dan Ayah yang baik."

"Maaf Mas, kalau itu aku tidak bisa janji."

"Kenapa Mahira, apa kamu tidak ingin anak kita memiliki Ayah yang baik? Aku tidak ingin kamu salah dalam memilih pasangan yang akan berakibat pada putra kita."

"Kak Amar terlihat tertekan jika berada di dekatku, jadi bagaimana kita akan menikah? Dan untuk masalah Ayah untuk putra kita, Mas tidak perlu khawatir, aku juga tidak berniat mencari pengganti Mas, sekarang kan Mas udah kembali jadi berdosa jika aku mencari pria lain."

"Mas sudah tiada Mahira!"

Mendengar itu Mahira terdiam bingung, bagaimana bisa suaminya tiada tapi sekarang dia masih berbincang dengannya.

"Mas sudah tiada, tidak akan menemanimu lagi apalagi menjaga putra kita." Mahira menurunkan pandangannya ketika merasa tangan Amir mulai melepaskan genggaman tangannya. Wajahnya berubah menjadi sedih, bahkan air mata terlihat menetes di pipinya.

"Masss..." lirih Mahira yang melihat Amir mulai melangkah mundur menjauhinya.

"Mas Amir... Mas.... jangan pergi Mas... Jangan pergi... jangan pergiiii..."

"Mahira!"

Mahira terbangun dari tidurnya ketika merasa ada seseorang yang mengguncang-guncang tubuhnya. Mahira semakin terkejut ketika melihat Amar lah yang berada di sampingnya bukan Amir yang baru saja berbincang dengannya, benar-benar terasa sangat nyata sampai Mahira berpikir yang mana sebenarnya yang mimpi.

"Kamu mimpi buruk?" tanya Amar yang melihat keringat memenuhi dahi Mahira serta nafasnya yang naik turun.

"Jadi tadi benar-benar mimpi," batin Mahira sambil menatap Amar yang terlihat begitu tenang dan dingin seperti hari-hari biasanya.

"Minumlah," ucap Amar sambil menyodorkan segelas air putih.

"Terimakasih." saut Mahira mengambil gelas yang ada di tangan Amar, tetapi tanpa sengaja jemari tangannya menyentuh tangan Amar sehingga membuat keduanya terdiam dan saling memalingkan pandangannya.

"M-maaf," ucap Mahira yang jadi merasa canggung.

"Its okay." saut Amar lalu mengambil kembali gelas yang ada di tangan Mahira lalu meletakkannya di atas meja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hampir lima bulan setelah kelahiran bayi laki-laki Mahira yang di beri nama Emir dengan nama tengah Javin dan nama belakang Asadel seperti Ayah dan juga Pamannya, kini Mahira sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, melakukan pekerjaan rumah, merawat Emir serta melakukan aktivitas lainnya.

Kini Mahira bukan hanya sehat secara fisik, tapi kesehatan batin karena kehilangan suaminya pun berangsur pulih karena terhibur dengan perkembangan Emir yang semakin hari semakin lucu dan menggemaskan, membuat dirinya bersemangat untuk menjalani kehidupan yang sebelumnya begitu sangat menyedihkan karena kehilangan suami di usianya yang masih cukup muda.

Tapi jauh berbeda dari Mahira, kini Amar justru semakin merasakan keresahan dalam hatinya karena dengan selesainya masa Iddah Mahira, ia harus menepati wasiat terakhir sang Adik, dimana ia harus menikahi Mahira dan menjaga putranya yang sudah di wariskan untuknya.

"Kenapa kamu memberiku tanggung jawab sebesar ini padaku Amir, kamu tahu betul kenapa sampai sekarang aku tidak menikah." batin Amar memejamkan mata sambil menyandarkan kepalanya di kursi.

"Karena aku yakin kak Amar mampu,"

Perkataan itu, membuat Amar terlonjak dari duduknya, mencari-cari darimana arah suara itu tapi Amar tak melihat siapapun disana.

"Tidak ada siapapun, tapi suara itu terdengar sangat jelas, apa aku sempat ketiduran sehingga aku bermimpi?"

Bersambung....

1
Heryta Herman
waaahh...klo melihat kondisi tuan Rustam..yg kurang sehat....dpt di pastikan si nyonya Rustam rupanya jadi tante girang...Rian jadi piaraan nyonya Rustam nih...
Rian diam diam menghanyutkan...istri orang mau di embat juga...
yg jadi musuhndlm selimut di rmh Amar,mungkin baby sitter Lia..
Heryta Herman
baca parti ni di siang hari yg panas...eeehhh semakin panasa sekujur tubuh ku thor..
harreeeuudaang.../Facepalm/
Itsmenoor (Author Gragas): hahaha... coba dini hari bacanya 😆
total 1 replies
Heryta Herman
hahaha...Amar amar...akhirnya merasakan surga dunia,sdh di rasa sekali mau lagi dan lagi...bikin nagih yaaa...
Heryta Herman
akhirnya...apa yg harus teradi sejak lama,terlaksana...aaaa...ikutan panas dingin bacanya thor../Chuckle/
Heryta Herman
hihihi...bener thor..malu" tapi mau.. ga cinta tapi nyosor terooos...
Heryta Herman
harus ada kejadian yg tdk menyenangkan sprti ini, barulah kamu menyadari betapa berharganya istrimu,Amar...
Heryta Herman
sungguh miris nasibmu Mahira..rmh yg harusnya tmpt ternyaman untuk tinggal malah menimbulkan trauma...
Heryta Herman
beri pelajaran pada Amar..abaikan keberadaan nya di sekitarmu..egois banget jadi laki"...
klo sllu bertengkar hanya krna mslh yg sengaja di caei" sama Amar..untuk apa menikah?mau di bawa sampai kemana peenikahan ga sehat itu yg akhirnya hanya menyakiti kalian berdua...
Heryta Herman
Kau sendiri yg mengajak istrimu ke pesta,kau sendiri yg cari masalah,sdhnya kau salahkan istrimu krna trauma mu...maumu apa Amar..klo tdk bisa menjalani pernikahan itu krna trauma mu,jngn paksakan dirimu...bebaskan Mahira..biarkan dia bahagia dgn caranya...
Heryta Herman
karena trauma masa lalu??klo begitu...jngn ksh harapan yg tak pasti pada Mahira.. lepaskan mahira...biar mahira bahagia bersama emir si buah hati...
Heryta Herman
Mahira cuma mimpi...mimpi mengharap yg tak pasti...
Heryta Herman
hadduuuh si author...bikin gemes bacanya...kita teebawa suasana yg di ciptakan author nih.../Curse/
Heryta Herman
dasar manusia kutub...gengsimu mengalahkan perassanmu...jngn terlalu lam berdrama,nti di tinggalkan beneran sama Mahira baru menyesal..
Heryta Herman
hahaha...Amar mencuri kesempatan dlm kesadaran...ternyata oh ternyata,tidur di atas gunung kembar memang mengasyikkan yaaa..batin Amar.../Curse/
Heryta Herman
hehehe...romantis yg cuma hitungan menit,cuma terbawa suasana,tdk membuat si kulkas 12npintu terkesan akn hal itu Mahira...sadar,sadar lah dari mimpi mu Mahira...kau di hempaskan setelah kembali ke dunia nyata...
Heryta Herman
Amar hanya menjalankan kewajiban yg di amanahkan almarhum adeknya...jngn berharap terlalu bnyk padanya,mahira...jaga perasaanmu sendiri,jng terlihat lemah di dpn Amar..biarkan dia sebagai suami dan laki" yg bertindak lbh dulu...
Heryta Herman
jangan berharap pada yg tak pasti mahira..bebaskan perasaanmu pada amar..fokus pada emir saja...kalian berdua berhak bahagia walaupun tanpa amar...
Heryta Herman
klo suka katakan suka,klo cinta katakan cinta...jngn bikin perasaan istrimu sprti roller coaster,amar...butuh peehatian istri tapi sok sok an nolak...usir gengsimu slbm terlambat...menyesal nti kamu nya...
Heryta Herman
haaaah...refleks aja tu mulut mahira bilang kena rabies saking khawatirnya..tapi yg di khawatirkan malah ketawa lucu.../Joyful/..si amar kulkas 12 pintu yg dingin nya minta ampun,mulai mencair gara" rabies/Joyful/
Sri Winarsih
baguuus, cerita'a g panjang dn bertele2 n suka bgt krn happy ending
Itsmenoor (Author Gragas): Terimakasih ulasannya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!